BANDAR LAMPUNG – Sejumlah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) menggelar diskusi yang dilakukan di Student Lounge Fakultas Hukum, Senin (19/6/2023).

Diskusi bertajuk “Diskusi Teras Merah” ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dan diprakarsai oleh beberapa mahasiswa Fakultas Hukum yang memiliki keresahan terhadap kampus tempat mereka berproses.

Diskusi Teras Merah ini mengambil tema bertemakan “Di Fakultas Hukum, ada Masalah Apa?”. Tema diambil dari tujuan diadakannya diskusi tersebut.

Diskusi ini sendiri diadakan sebagai bentuk keresahan para mahasiswa terhadap berbagai hal yang terjadi di Fakultas Hukum. Dalam berjalannya diskusi, banyak hal yang dikeluhkan oleh para mahasiswa tersebut. Seperti halnya para mahasiswa yang mengikuti organisasi di Fakultas Hukum ini mengeluhkan sarana dan prasana di UKM-nya yaitu beberapa Ormawa tidak mendapatkan sekretariat yang layak.

Lalu, masih terkait dengan Ormawa yaitu, transparansi terhadap dana dan keuangan untuk Ormawa, serta fasilitas-fasilitas yang kurang memadai. Mahasiswa tersebut merasa resah karena ketidaktransparan stakeholder terhadap hal-hal tersebut.

Kemudian yang menjadi keluhan juga adalah perihal parkiran di Fakultas Hukum yang sering sekali dimasuki oleh oknum oknum mahasiswa dari Fakultas lain sehingga kadangkala mahasiswa Fakultas Hukum itu sendiri yang kesusahan mendapatkan tempat untuk parkir.

Selain itu, Persoalan Uang Kuliah Tunggal (UKT) juga menjadi masalah serius dalam diskusi ini. Dalam diskusi ini mahasiswa mendorong para pemegang kekuasaan untuk melakukan evaluasi terhadap analisis penentuan UKT terhadap mahasiswa yang di anggap sangat memberatkan para orang tua mahasiswa.

Poin selanjutnya dari keluhan-keluhan mahasiswa dalam diskusi tersebut adalah Mendorong segala bentuk upaya kebebasan akademik Fakultas Hukum dan Demokrasi Kampus yang berdaulat tanpa adanya intervensi dari pemangku kebijakan di fakultas hukum Unila yang mengakibatkan Vacum of power di Ormawa yang terdapat di Fakultas Hukum itu sendiri.

Kemudian output dari diskusi diharapkan terbentuknya aliansi mahasiswa yang bernama “GEMPA FH” yang merupakan singkatan dari Gerakan Mahasiswa Peduli Almamater Fakultas Hukum.

Aliansi ini sendiri akan mengambil langkah untuk melakukan jajak pendapat terhadap mahasiswa hukum secara lebih luas perihal keresahan mereka terhadap Fakultas Hukum dan Civitas Akademika-nya. (rls)