BANDARLAMPUNG – Tekad Ketua DPD Partai Golkar Lampung Ir. Arinal Djunaidi, M.M., menjadi bakal calon Gubernur Lampung, kembali mendapat sorotan dari internal partai. Setelah sebelumnya dari kader DPD Partai Golkar Kabupaten Pesawaran dan Bandarlampung, kali ini kader DPD Partai Golkar Kabupaten Waykanan yang angkat bicara. Mereka pun menyorot tentang tidak dibukanya penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur oleh DPD Partai Golkar Provinsi Lampung sesuai JUKLAK 06 DPP Partai Golkar.
“Intinya kami hanya minta tidak semau-mau dalam pengusulan calon gubernur Lampung dari Partai Golkar. Semua ada prosedur dan tata cara organisasi sesuai JUKLAK 06 DPP Partai Golkar,” terang Dhebuay Umpuse Hatang, Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Waykanan.
Dikatakan Dhebuay, sikapnya ini dilatar belakangi karena keinginan dan harapannya agar DPD Partai Golkar Lampung taat asas. Jadi ini bukan masalah suka atau tidak suka terhadap sosok Arinal Djunaidi.
“Masalah nantinya yang ditetapkan DPP Partai Golkar, Arinal Djunaidi kami akan patuh dan loyal, namun yang terpenting saat ini tahapannya harus dilalui,” tegasnya.
Apalagi lanjut Dhebuay saat ini berkembang rumor jika Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto bakal menjadi tersangka dalam kasus korupsi E-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika ini yang terjadi, bisa saja penetapan Arinal Djunaidi sebagai calon gubernur nantinya bakal menjadi persoalan.
“Ini yang kami semua tidak menginginkannya. Kami hanya ingin aturan dan tahapannya dilalui. Semua ini berani saya ungkapkan karena saya sayang dengan Partai Golkar. Sayang dengan Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal Djunaidi. Bukan seperti sikap “membebek” ketua-ketua DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota lainnya yang ramai-ramai membuat dukungan tapi tidak sesuai aturan. Ini yang malah sesat dan bisa menjerumuskan Arinal Djunaidi,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Pesawatan Romi Husin dan kader DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung, Fasni Bima menyorot sosok Arinal Djunaidi sebagai calon Gubernur Lampung dari Partai Golkar.
Romi secara tegas menolak Arinal Djunaidi dicalonkan sebagai bakal calon gubernur Lampung mendatang, karena tidak sesuai mekanisme yang berlaku di partai. Pasalnya pencalonan di partai Golkar harus melalui penjaringan dan survei terlebih dahulu. Ini sesuai Juklak 06 DPP Partai Golkar.
“Saya selaku Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Pesawaran tidak sepakat jika Arinal jadi cagub dari Golkar. Karena pencalonan tidak dilakukan sesuai mekanisme. Harusnya ada proses bukan ujuk-ujuk, namun harus sesuai mekanisme yang diatur dalam Juklak 06,” kata Romi Husin.
Menurutnya masih banyak kader di partai Golkar yang layak dan mumpuni untuk maju dicalonkan sebagai calon guburnur. “Banyak kader-kader golkar yang layak, seperti Alzier Dianis Thabranie, Aziz Syamsudin, Riswan Tony dan lainnya. Jadi menurut saya Arinal Djunaidi itu belum layak,” ungkapnya dia.
Senada disampaikan Fasni Bima yang menilai Arinal Djunaidi bukanlah kader lama, dan masih banyak kader dari partai beringin yang bisa dan mumpuni serta layak dijual dan punya potensi menang dalam pilgub mendatang.
“Kita selaku kader tulen partai Golkar menolak, apalagi dia orang luar, baru seumur jagung jadi di Golkar. Kita ini menegakkan aturan partai. Kalau aturan partai saja dilanggar, bagaimana ke depannya,” ujar Fasni Bima.(red)