BANDAR LAMPUNG – Setelah heboh di dunia maya, Seno Aji meminta maaf. Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kota Bandarlampung ini memberi klarifikasi atas tudingan pelecehan pakaian adat saibatin di dalam percakapan group WhatsApp,� Senin (9/7/2018) kemarin.
�Saya meminta maaf jika ada pernyataan saya yang menyinggung. Namun perlu dipahami bahwa tidak ada niat untuk melecehkan adat siapapun. Apalagi saya warga Lampung,� kata Seno seperti dilansir rilislampung.id, Selasa (10/7/2018).
�Saya luruskan kronologis munculnya komentar yang menyebut �foto ini kenapa sudah ada tanduknya? Mirip jin pencabut nyawa� berawal dari percakapan gurau sesama teman yang saling tegur dan sapa di group WA, tidak ada niat dan tujuan sedikitpun untuk menyinggung foto mengenakan pakaian adat tersebut,� sambungnya.
Kata Seno, komentarnya ditujukan untuk gambar yang dishare oleh anggota group WA bernama Hendra Eman, di mana gambar sosok� lelaki itu mengenakan jaket hitam berambut kuncup/pung seperti tanduk dan mengenakan kaca mata hitam.
�Setelah melihat gambar tersebut kaget dan memberikan komentar terhadap gambar lelaki yang dishare oleh Hendra Eman. Jadi tidak benar komentar itu ditujukan untuk foto AFS (Amir Faisal Sanjaya) yang mengenakan pakaian adat,� ujarnya.
Seno berharap masalah ini tidak dibawa ke ranah politik, menilik dirinya merupakan tim sukses salah satu pasangan gubernur dan wakil gubernur Lampung.
“Ini tidak bermaksud apa-apa,
Kenapa dipublik dipelintir seolah-olah komentar melecehkan adat. Ini tidak benar, saya meminta publik untuk tabbayun (Klarifikasi) sebelum mengonsumsi sebuah informasi,� pungkasnya. (ric)