BANDARLAMPUNG –  KPU – Bawaslu serta jajaran TNI/Polri dan seluruh elemen asyarakat Provinsi Lampung harus meningkatkan kewaspadaan jelang tiga hari pencoblosan Pilgub Lampung. Ini dalam rangka mengantisipasi aksi money politik oleh salahsatu pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur. Informasi terbaru Jumat (22/7) malam, tim satgas money politik sempat memonitor pembagian uang bernilai miliaran rupiah yang diduga akan digunakan untuk “serangan fajar” atau money politik. Pembagian uang ini dilakukan di sebuah rumah di kawasan Kecamatan Tanjungkarang Barat (TkB).

Dari keterangan yang dihimpun, Tim Satgas Money Politic sempat mengamankan seseorang berinisial J dari sekitar rumah. Saat itu yang bersangkutan membawa uang ratusan juta rupiah. “Namun karena kekurangan bukti dan saksi, tim Satgas Money Politik hanya memfoto uang tersebut,” terang sumber wartawan koran ini.

Dihubungi terpisah Ketua Bawaslu Lampung, Fatikhatul Khoiriyah, S.H.I., M.H, membenarkan informasi ini. Menurutnya, saat kejadian Satgas Money Politik hanya memfoto uang yang diduga sebagai money politik. “Tapi tidak ada uang yang diamankan,” tuturnya.

Selanjutnya informasi itu disampaikan ke Panwas Kota Bandarlampung.

“Kini lagi ada koordinasi di Gakumdu Kota. Panwas sendiri akan melakukan penelusuran selama 7 hari apakah bisa diregistrasi sebagai temuan dugaan pelanggaran money politik atau tidak,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan tokoh masyarakat  M. Alzier Dianis Thabranie mengingatkan masyarakat berhati-hati memilih pemimpin Lampung di Pilgub 27 Juni 2018. Dia menghimbau masyarakat tidak memilih pemimpin produk “pabrikan”. Sebab taruhan berat, bisa “tergadai” Provinsi Lampung lima tahun kedepan.

“Saya tahu kondisi rakyat sekarang, dimana-mana bukan hanya Lampung. Tapi se-Indonesia, dalam keadaan sulit dan paceklik. Tapi saya mohon ini tidak dijadikan alasan tidak peduli terhadap sosok pemimpin kedepan. Misalnya menukar atau membanter suara di pilgub dengan money politik Rp50 ribu hingga Rp100 ribu atau paket sembako,” tutur Alzier.

Mengapa ? Karena justru nanti kondisi Lampung akan makin terpuruk. Dimana cagub yang menang dengan cara money politik berpikir mengembalikan “modal” yang ujungnya korupsi dan “menggadaikan” Provinsi Lampung lima tahun kedepan. “Nanti yang susah kita semua. Anak cucu kita. Jadi jangan pilih pemimpin produk “pabrikan”. Taruhannya berat, bisa “tergadai” Provinsi Lampung lima tahun kedepan. Soal siap yang saya maksud, saya yakin semua sudah tahu kandidat mana yang disokong taipan,” tegasnya.

Disisi lain, KPU, Bawaslu dan jajaran TNI/Polda Lampung diminta Alzier proaktif mewaspadai gerakan money politic jelang Pilgub yang tinggal hitungan hari. Sudah semestinya, aktor “intelektual” penyebaran money politic ini segera ditangkap.

“Tadi, Jumat (22/6) sore atau sekitar magrib saya dapat informasi ada tim sukses yang juga merupakan salahsatu mantan kepala daerah membagikan uang miliaran rupiah dan sembako di rumahnya. Harusnya informasi seperti ini, pihak terkait mengetahuinya. Lalu, Sabtu (23/6) di sebuah rumah di Menggala, Tulang Bawang hal serupa juga terjadi,” tuturnya.

Adapun uang itu lanjutnya diserahkan kepada beberapa orang yang merupakan ketua parpol atau anggota dewan serta aparatur kampung.

“Jadi mau apalagi, tangkap saja harusnya yang begini-begini. Banyak informasi yang masuk ke saya tentang asal-usul uang untuk money politik. Diserahkan oleh siapa kesiapa dan di hotel mana. Tangkap saja penanggungjawabnya. Ada beberapa mantan Bupati dan anggota DPRD, jadi mudah ditelusuri. Tidak perlu saya ungkapkan cagub mana. Masyarakat sudah tahu. Saya malah yakin, bawaslu atau polisi sudah lebih tahu dari saya,” tegas Alzier Dianis Thabranie.

Karenanya Alzier menghimbau para mantan bupati dan anggota DPRD itu untuk menyimpan saja uang yang sudah terlanjur dipegang. Sebab bila “picis” itu dibagi kepemilihpun sudah tidak terlalu berpengaruh. Kini masyarakat sudah cerdas dan pandai menentukan pilihan. Tidak akan mereka memilih calon yang dibelakangnya ada “bebongkong”nya.

“Apesnya nanti orang-orang yang dikasi “picis” dibawah akan ngaku dapat duit dari si A atau B, dari tim A. Ini bisa jadi bukti di sidang MK atau Bawaslu Pusat. Ini tambah bahaya, penjara menanti. Jadi waspada saja. Saya harus ungkapkan ini karena saya kasihan, mereka juga masih adik saya dan pernah jadi anak buah saya,” pesan salahsatu anggota Mustasyar PWNU Provinsi Lampung ini.(red)