PESAWARAN � Rismanto, warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Waykhilau, Pesawaran mendapat teror. �rmengaku didatangi dua orang mengaku polisi setelah menyuarakan protes terkait pembangunan rapat beton dan talud di desanya yang diduga asal-asalan.
Sebelumnya Rismanto dan berapa warga sudah melaporkan masalah dugaan penyelewengan itu kepada Inspektorat Pemkab Pesawaran. Tapi laporan ini belum juga ditanggapi.
“Kemaren malem Sabtu (10/11/18) pukul 20.30 WIB, ada yang �datang�ke rumah saya dan menakuti saya. Intinya saya diintimidasi soal itu,� katanya.
Rismanto mengatakan, sudah menjadi kewajiban warga mempertanyakan pembangunan yang diduga melanggar. Apalagi itu dilakukan di desanya sendiri.
Kata dia, laporan ke Inspektorat lalu juga dibuat oleh warga Desa Tanjung Rejo dan sudah sesuai fakta di lapangan.
“Waktu berapa bulan lalu media memberitakan, rabat beton dan talud langsung ditambal-tambal mas,”�ungkapnya,
“Pembangun rabat beton itu asli mas, bawahnya tanah. Seharusnya kan batu, Kalau pekerjaan ini tidak bener, otomatis kedepannya tidak bener. Kita ini malu mas dengan desa tetangga kalau pekerjaan nya seperti itu, dan juga pemasangan talud asal-asalan,” lanjutnya.
Kata Rismanto, sebelumnya ia sudah didatangi Kadus dan RT yang mewakili kepala desa.
“Mereka dua datang ke rumah untuk mengundang saya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun saya tidak mau. Karena inikan kades, harusnya resmi. Nah undangan ngamin saja resmi, itu saja ukurannya,” tegasnya.
Kedatangan itu juga membuat istri dan mertua Riswanto. Mereka mengatakan, Rismanto sedang dicari dua anggota polisi.
�Jadi bini dan mertua saya ketakutan mendengar itu,” pungkasnya. (Don)