METRO – Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Metro Slamet Tedy Siswoyo S.E., M.E.I., menegaskan bahwa PDPM Kota Metro netral, tak berpihak kepada kontestan Pemilu. Pernyataan ini menanggapi berita di media massa berjudul “Pemuda Muhammadiyah Kota Metro Dukung Jokowi” pada Jum’at (12/4/2019) kemarin.
Slamet mengatakan, Muhamadiyah beserta ortom itu netral, menjaga jarak yang sama dengan partai politik, calon-calon legislatif maupun pilpres. Bahkan PP Muhamadiyah juga sudah menegaskan dalam rilisnya terkait instruksi tersebut.
“Jadi siapapun yang mengatasnamakan Muhammadiyah. Apalagi ini lebih-lebih mengatasnamakan Pemuda Muhamadiyah Kota Metro mendukung pasangan calon tertentu dalam hal ini adalah paslon 01 Jokowi dan Ma’ruf Amin ini terus terang kecewa. Karena Muhammadiyah dan ortomnya jelas-jelas menjaga jarak yang sama. Tidak akan pernah Muhammadiyah dan ortomnya itu akan berpihak kepada kontestan pemilu. Dari dulu hingga sekarang juga sudah ditegaskan itu,” tegasnya kepada awak media, Sabtu (13/4/2019).
Ia mempersilahkan jika secara pribadi kemudian mendukung baik paslon nomor satu maupun nomor dua. Karena itu hak sebagai warga negara. Namun ia sangat menyayangkan jika dukungan tersebut mengatasnamanakan Muhammadiyah, terlebih Pemuda Muhammadiyah Kota Metro.
“Saya sudah komunikasi dengan orang-orang itu. Tidak ada kader Metro yang kemudian hadir saat itu. Lampung Tengah, Lampung Timur kemudian orang Jogja, itu tidak ada orang-orang Metro yang kemudian mengatasnamakan Pemuda Muhamadiyah Metro,” sesalnya.
Ia menegaskan kepada masyarakat secara umum, bahwa Pemuda Muhamadiyah netral. Sesuai instruksi PP Muhammadiyah.
“Secara institusi tidak akan pernah kemudian berpihak. Kalau kemudian ada seseorang yang menyatakan bahwa pemuda Muhamadiyah berpihak itu sudah melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART),” terangnya.
Ia memastikan, dalam deklarasi dukungan di Barokah Meeting Point (BMP) tidak ada 20 orang pimpinan harian, pimpinan anggota, atau cabang ranting.
“Jadi saat itu saya tidak tahu dari mana, tapi pentolan-pentolan yang muncul itu semua bukan orang-orang Metro,” bebernya.
Ditanyakan apakah benar ada Pengurus Muhammadiyah dalam deklarasi itu? ia mengaku bahwa yang melakukan deklarasi adalah benar warga Muhamadiyah.
“Kalau mereka adalah aktif warga Muhammadiyah iya, tapi kalo kemudian mereka mengatasnamakan Pemuda Muhamadiyah itu sudah keluar dari kaidah. Keluar dari tatanan organisasi, dan itu kami sayangkan,” tutupnya. (Arby)