Pilgub Lampung tinggal beberapa bulan lagi. Kini ada 5 (lima) nama bakal calon gubernur (bacagub) yang berebut rekomendasi partai politik (parpol).

Pertama tentu saja incumbent Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi. Beliau ternyata masih sangat berhasrat maju kembali di periode kedua.

Lalu ada rekannya yang sekarang duduk sebagai anggota DPR-RI, Hanan A.Rozak. Mantan Bupati Tulang Bawang tersebut saat ini menjadi pesaing keras. Utamanya guna mendapat rekom dari DPP Partai Golkar.

Selanjutnya nama baru, Ketua DPD Partai Gerindra Lampung Rahmat Mirzani Djausal, putra “Bos” Pengusaha Konstruksi, H. Faisol Djausal. Kedekatan ayahnya dengan salahsatu Taipan ternama Tommy Winata di Jakarta, tentu tak bisa disepelekan. Apalagi ayahnya juga merupakan ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran dalam Pilpres 14 Februari 2024 lalu.

Kemudian “kuda hitam” Herman HN, yang saat ini menjabat Ketua DPW Partai Nasdem Lampung. Seolah tidak kapok. Mantan Walikota Bandar Lampung tersebut kembali maju kontestasi Pilgub Lampung. Dan ini untuk ketiga kalinya. Dengan keyakinan akan menang tentunya.

Terakhir, ada nama anak muda. Umar Ahmad. Seorang aktifis dulunya. Sekarang kader tulen PDI-Perjuangan. Umar Ahmad terkenal lantaran dianggap sukses membangun Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dia pernah pernah menjadi Wakil Bupati. Terus naik menjadi Bupati disana. 

Menariknya, hiruk-pikuk gebyar Pilgub Lampung tahun ini, tak berubah. Masih diwarnai “mitos”. Terutama di kalangan pemain politik khususnya. Ataupun masyarakat Lampung secara umumnya.

Bahwa siapa pun Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur Lampung yang mendapat restu dari Purwanti Lee atau dikenal Nyonya Lee, dia-lah yang akan jadi pemenangnya. Sosok itulah yang akan memimpin Lampung lima tahun kedepan. Menjadi Gubernur Lampung selanjutnya di Periode 2024-2029.

Faktanya diakui atau tidak diakui ,“tangan dingin” Nyonya Lee yang merupakan salahsatu petinggi pabrik gula PT. Sugar Group Companies (SGC) memang sakti. Mirip-mirip karakter paling terkenal dari mitologi Yunani. Raja Midas. Raja yang menurut legenda bisa mengubah apa pun yang disentuhnya menjadi emas.

Begitu juga sosok Nyonya Lee. Saat menjadi pendukung Ridho Ficardo di Pilgub Lampung 2014 lalu, sukses. Padahal waktu itu sebagian besar kita terheran–heran, bertanya dan meragukan siapa Ridho Ficardo. Namun ternyata Ridho berhasil menang dan dilantik sebagai Gubernur Lampung Periode 2014-2019. Bersama Bachtiar Basri, Ridho Ficardo mengalahkan dan menyingkirkan nama-nama calon lain yang sudah beken, kenyang makan garam di dunia politik sebelumnya. Sebut saja nama pasangan Berlian Tihang-Mukhlis Basri. Herman HN-Zainudin Hasan. Serta M. Alzier Dianis Thabranie-Lukman Hakim.

Begitu pula, begitu dukungan Purwanti Lee berpaling. Beralih ke sosok Arinal Djunaidi. Sebagai Gubernur Lampung incumbent, perolehan suara Ridho Ficardo di Pilgub Lampung 2018 lalu bisa dikatakan langsung terpuruk.

Turun menukik. Kalah telak dengan Arinal Djunaidi. Padahal sama dengan fenomena Ridho Ficardo di Pilgub 2014, masyarakat Lampung sebelumnya juga menyangsikan atau pesimis bahwa Arinal Djunaidi akan menang.

Tapi dilapangan berbeda. Hasilnya mencengangkan. Ridho yang kembali berpasangan dengan Bachtiar Basri, perolehan suaranya terpuruk. Begitu juga dua calon lain. Yakni Pasangan Mustafa-Ahmad Jajuli serta Herman HN-Sutono. Menggandeng Chusnunia Chalim alias Nunik, Arinal bisa mengalahkan semuanya tanpa ampun. Dan sah dilantik sebagai Gubernur Lampung Periode 2019-2024.

Lantas kemana arah dukungan Purwanti Lee kini?. Mungkinkah masih ke Arinal Djunaidi ?. Atau justru berpaling ke sosok Hanan A.Rozak. Dimana kini Hanan A. Rozak aktif bersosialisasi menggunakan pola yang sama dengan Pilgub 2019 lalu?.

Atau malah mendukung Umar Ahmad, yang secara terang-terangan  mengakui kedekatannya dengan PT. SGC. Yang dinilainya banyak memberikan sumbangsih positif bagi kemajuan masyarakat khususnya saat dia menjabat sebagai Bupati Tulang Bawang Barat.

Atau mungkinkah “durian jatuh” dukungan Purwanti Lee akan menimpa Rahmat Mirzani Djausal atau Herman HN ?

Atau beliau justru memilih untuk netral dan tidak mendukung siapa-siapa ?

Kita tunggu saja. Yang pasti yang namanya hattrick bukan hanya istilah bagi pemain sepak bola yang mampu mencetak tiga gol disatu pertandingan. Tapi seiring waktu, istilah ini diperluas. Penggunaannya bisa ke bidang lainnya. Termasuk politik.

PDI-Perjuangan bisa disebut Hattrick. Raih kemenangan ketiga kali secara beruntun di Pemilihan Legislatif (Pileg) Tahun 2014, 2019 dan terakhir 2024.

Purwanti Lee juga bisa mencetak Hattrick. Ini bila nanti seandainya dirinya memutuskan terjun mendukung salahsatu calon diatas. Dimana Sosok Cagub Lampung yang disupportnya, akan unggul di Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.

Tentu saja tak ada yang salah, andai yang bersangkutan bersikap demikian. Ini malah penting. Agar Pemprov Lampung kedepan, bisa saling bersinergi dan mensupport dunia usaha. Khususnya terhadap bisnis yang dijalankan PT. SGC dan beberapa anak perusahaannya.

Terutama dalam menciptakan situasi yang kondusif terhadap puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu hektar lahan konsesi Hak Guna Usaha (HGU) yang diberikan Pemerintah. Jangan sampai koorporasi nanti terganggu dalam bisnisnya.

Misalnya karena maraknya persoalan gejolak sengketa lahan yang kerap menimbulkan aksi massa. Atau adanya protes warga akibat “pembakaran panen tebu” yang jelas telah dinilai melanggar Undang-Undang karena mencemari dan merusak lingkungan, mengganggu kesehatan masyarakat serta merugikan negara. Namun tetap pernah “direstui” oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi lewat Peraturan Gubernur (Pergub)-nya.

Sekali lagi, peran Pemprov Lampung dan siapa gubernurnya sangat penting. Guna memastikan bahwa semua akan terus “baik-baik” saja. Wassalam. (bukhori muzzammil)