BANDARLAMPUNG – Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Hi. Ir. Zulkifli Warganegara bin Hi Abdul Aziz Syukrie di Jakarta. Kabar duka ini disampaikan salahsatu kerabat yang juga keponakan beliau, Doni Warganegara.
“Papah meninggal dunia tadi pagi sekitar pukul 08. 45 WIB di Jakarta,” terang Doni dalam pesannya kepada wartawan koran ini.
Jenazah lanjut Doni akan di kebumikan malam ini (Selasa/3 April), Ba’da Isya atau sekitar pukul 19.45 menit.
“Tempatnya di pemakaman keluarga Robe Aziz Warganegara di Pahoman Bandarlampung,” tuturnya.
Untuk diketahui Zulkifli Warganegara dikenal merupakan salahsatu tokoh Lampung yang berkiprah hingga nasional. Kiprahnya berawal saat perang prakemerdekaan. Bersama Ryacudu, Alamsyah Ratuprawiranegara, dan beberapa tokoh militer lain, ia berusaha menahan gempuran Belanda pada Agresi Militer II 1948.
Masa pendudukan Jepang, penderitaannya tidak kalah getir. Zulkifli diharuskan kerja siang-malam di bawah pengawasan tentara Nippon. Maklum, ia paling diandalkan mengawal pembangunan infrastruktur.
Selama lima bulan ia memimpin pembukaan jalan alternatif dari Kotabumi sampai Martapura.
Zulkilfi sendiri bergelar insinyur awal tahun 1950-an. Ia lulusan Fakultas Teknik Bandung (sekarang ITB). Di Lampung, tepatnya Kotabumi, Zulkifli sempat menjabat kepala Departemen Pekerjaan Umum (PU). Anak sulung dari sembilan bersaudara ini yang mengarsiteki pembangunan Lapangan Terbang Branti (sekarang Bandara Radin Inten II) dan Landasan Udara Astra Ksetra, Tulangbawang.
Menjelang 1953, ia ke Jakarta karena ditugaskan di Departemen PU Pusat. Pemerintah menugasi Zulkifli untuk membuat masterplan daerah Kebayoran Baru. Dengan keahliannya di bidang rancang-bangun, ia membuat konsep pembangunan perumahan Kebayoran Baru. Lengkap dengan rancangan tata ruang untuk pasar dan rumah sakit.
Pada 1959, Zulkifli studi ke Universitas British Colombia, Vancouver, Kanada. Pemerintah mengirimnya untuk memperdalam ilmu di bidang Perencanaan Tata Kota.
Tahun 1960-an, ia pernah dicalonkan jadi gubernur Lampung. Dukungan datang dari Nahdlatul Ulama (NU), Masyumi, dan militer. Namun, Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak setuju. Soekarno akhirnya melantik Kusno Danupoyo.
Beberapa tahun berikut, ia juga terlibat pemilihan gubernur Lampung. Ia lebih memilih Zainal Abidin Pagar Alam ketimbang calon lain. Alasan Zulkifli? “Karena dia yang paling tepat. Dia itu latar belakang pemerintahannya baik.”
BIODATA
Nama: H. Achmad Zulkifli Warganegara
Lahir: Natar, Lampung Selatan, 14 Juni 1920
Agama: Islam
Alamat: Jalan K.H. Ahmad Dahlan No.2 Kelurahan Keramat Pela Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Ayah: H. Abdul Azis Syukri Warganegara
Ibu: Hj. Robeah
Saudara:
1. H. Moch. Balkini Warganegara
2. Hj. Masaini Merawi
3. Hj. Chairani Mochtar
4. Hj. Meiyuni Alwan
5. Ir. H. Marjoeni Warganegara
6. Ir. H. Desmi Warganegara
7. Ir. H. Marzoeli Warganegara
8. Hj. Agusnani Sulasman, S.H.
Istri: Hj. Bertha Hernani Idrusi
Anak: 1. Prof. Dr. Hedi Romiati Warganegara
2. Hj. Herna Sari Warganegara
3. Yulia Fitri Warganegara
4. Ir. H. Syafril Yordian Warganegara
5. Drs. H. Rudi Septian Warganegara
6. Zuri Arian Warganegara, BBA
7. Liza Britani Warganegara
8. Ir. H. Sandi Sahrian Warganegara
Hobi: Mendengarkan Musik, Olah Raga
Moto: One for all, all for one
Pendidikan:
– Koningin Wilhemina School (KWS), Batavia (Jakarta), 1942
– Shonan Kon Kunrenzo, Singapura (masa pendudukan Jepang), 1943
– Akademi Teknik Nasional (ATN) di Jalan Boedi Utomo, Jakarta, 1953
– Pendidikan Town Planning (Tata Kota dan Daerah) di University of British Colombia, Vancouver, Canada, 1960.
– Pendidikan di bidang Community Development (Town & Country Planning) di University of California, Berkley, AS, 1969.
Pekerjaan:
– Pimpro pembangunan Lapangan Terbang Branti, Natar dan Lapangan Terbang Tulung Branti, Menggala (masa pendudukan Jepang)
– Kepala Pekerjaan Umum (PU) di Kota Bumi (masa pendudukan Jepang)
– Pembangunan daerah Kebayoran, Jakarta Selatan, 1950
– Bagian Pembangunan Kota dan Daerah, Depdagri,
– Pembentukan Pusat Pertahanan Sipil,
– Terpilih sebagai Gubernur Lampung (pertama), tapi tidak Dilantik Presiden Soekarno (1964)
– Ditjen Pembangunan Masyarakat Desa, Depdagri (1969)
– Asisten Menteri Dalam Negeri Bidang Pembangunan
– Menangani Pembangunan Proyek Terminal Tanker di Teluk Semangka milik Pertamina (1974)
– Kontraktor (setelah pensiun)
– Proyek pergantian rel KA sepanjang 178 km dari Tarahan ke Tanjung Enim (Sumatera Selatan) (red/ paratokohlampung.blogspot.co.id)