SUSUNAN kepengurusan KONI Lampung sudah ditetapkan dan hanya tinggal menunggu waktu pelantikan oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.

Kepengurusan baru ini cukup menarik. karena hampir 50 persen pengurus lama (era Ketua KONI Arinal Djunaidi) tak dipakai lagi.

Namun begitu, Ketua KONI Lampung, Taufik Hidayat, tampaknya optimis jika kepengurusan ‘kurus’ ini tidak lantas akan membuat olahraga Lampung ‘kering’ prestasi

“Kita tidak hanya akan memperkuat cabor-cabor (cabang olahraga) yang selama ini sudah memberikan prestasi, tapi juga menggali lebih intens olahraga yang belum memberikan prestasi (di kancah nasional),” kata Taufik Hidayat dalam konferensi pers di PKOR Wayhalim Bandar Lampung, Jumat (11/6/2025) siang.

Well, sebagai masyarakat Lampung, saya juga berharap kepengurusan baru ini tak sebatas formalitas mengisi kepengurusan yang sudah demisioner namun juga membawa energi dan semangat baru, dan tentunya juga menghasilkan pencapaian yang lebih tinggi, khususnya di level nasional.

Kita pakai saja PON sebagai barometernya. Menengok.ke belakang. Pada PON Aceh-Sumut 2024 lalu, Lampung berada di peringkat 10 besar dengan 22 medali emas, 18 perak dan 30 perunggu (Bisa terlempar ke posisi 13 jika protes Riau disetujui).

Sementara di PON Papua 2021, Lampung juga di 10 besar dengan 14 emas, 10 perak, dan 12 perunggu.

Bagaimana PON 2028 mendatang yang kabarnya bakal diselenggarakan di NTT-NTB?

Maaf Pak Taufik, kami pasti akan menilai Anda gagal jika pencapaian nanti tak lebih baik. Apalagi sampai tercecer di peringkat bawah.

Jangan ‘ngeles’ anggaran minim atau konflik Cabor yang tak terselesaikan. Karena itulah, makanya Anda duduk sebagai ketua. Ya, untuk menyeselaikan masalah-masalah itu.

Selamat bertugas Pak Taufik ca. Kami berharap Anda betul-betul maksimal dalam memajukan olahraga Lampung.

(safwanto)