BANDARLAMPUNG – Sekretaris Provinsi Lampung Sutono menegaskan tidak memiliki ambisi politik untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2018. Sutono masih memilih menjadi aparatur sipil negara (ASN). Sebelumnya, santer diberitakan di media mainstream dan media sosial bahwa Satono akan digendeng menjadi calon wakil gubernur Lampung. Salahsatunya mendampingi Calon Gubernur Herman HN.
“Saya tidak ke mana-mana, saya kan PNS, saya bukan orang politik juga. Saya tidak ambisi berpolitik, saya mengukur diri,” kata Sutono sebagaimana dilansir dari situs lampost.co.
Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung ini mengaku ingin menjadi penyuluh pertanian. Ia ingin mengabdikan diri sesuai bidangnya, pertanian atau menjadi penyuluh pertanian. Namun, lanjut Sutono, ia menyerahkan jalan hidup dan takdirnya kepada Allah. Allah menciptakan manusia sesuai fitrah dan ia mengikuti takdir yang mengalir.
“Kalau itu kodratnya, siapa yang menolak? Allah menciptakan manusia sudah sesuai slot-slotnya. Kalau Tuhan menghendaki, maka kunfayakun,” katanya.
Sebelumnya, bakal calon gubernur, Herman HN, mengaku siap jika berduet dengan Sutono. Ia tidak akan menolak siapa pun calon wakil yang disetujui PDI-P. Walikota Bandar Lampung itu menegaskan hanya ingin maju sebagai calon gubernur. Ia mengaku cukup mengenal Sutono dengan baik. “Dulu sama-sama berdinas di provinsi. Saya tahu dia, dia tahu saya. Ya, kalau ditunjuk oleh Ketua Umum Ibu Megawati, saya siap saja. Yang penting, bisa kompak membangun bersama, bukan mau ngerobohin saya,” kata dia.
Herman menerangkan belum pernah melakukan komunikasi dengan Sutono terkait Pilgub Lampung. Herman menerangkan terhambatnya rekomendasi DPP PDI-P karena kendala sosok yang menjadi calon wakil gubernur. “Ini kan kendalanya wakil sehingga belum keluar rekomendasi. Kalau nomor satu, sudah final. Enggak tahu akhir November atau besok lusa rekomendasinya keluar,” ujarnya.
Seperti diberitakan bukan persoalan mudah untuk Herman HN mencari wakil yang diinginkan. Pasalnya banyak yang ‘ciut’ untuk menjadi calon pendampingnya. Faktanya, Herman HN memang selalu tidak harmonis dengan para wakilnya. Tengok saja bagaimana Tobroni Harun-Herman HN yang kerap tidak sejalan pada pemerintahan Pemkot Bandar Lampung periode lalu.
Kemudian saat ini, ketika Yusuf Kohar juga terang-terangan ‘senewen’ dan uring-uringan dengan walikotanya sendiri. Bahkan terkadang “pertengkaran” keduanya sampai mencuat di publik sehingga menjadi santapan para kuli tinta.
Beberapa sumber di PDI-Perjuangan mengakui beberapa calon yang disebut akan mendampingi Herman HN, memang dibuat ‘deg-degan’. Konon, mereka agak ‘ngedrop’ dan tak ingin akan mengalami nasib serupa dengan Tobroni Harun dan Yusuf Kohar jika nantinya memenangi Pilgub 2018. “Sudah keluar duit banyak (dalam Pilkada), nanti pas menang dan jadi wakil, ‘dikunci’ sama Pak Herman. Kalah ‘roh’ sama Bunda Eva,” kata seorang sumber seraya mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.(net/red)