BANDARLAMPUNG – Atlet peraih medali pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 lalu di Papua, merasa kecewa dan sedih lantaran bonus uang yang dijanjikan oleh KONI Lampung sampai saat ini tak kunjung cair.

Para atlet sangat kecewa karena KONI Lampung ternyata tidak memprioritaskan hak atlet. Padahal sudah sudah lebih dari 5 bulan pasca PON Papua lalu bahkan penyerahan secara simbolis� sudah dilakukan.

Atlet menembak Lampung Wira Sukmana, peraih 2 medali Emas mengaku� tidak habis pikir dengan janji KONI Lampung.

Melalui WhatsAppnya, Wira mengatakan bahwa dia tetap hormat dengan para pejabat KONI Lampung dan Pemprov Lampung, namun ada hal yang mesti diperhatikan soal penghargaan kepada atlet.

�Apa yang sudah disampaikan Gubernur dan Ketua KONI Lampung, saat simbolis pemberian bonus di Mahan Agung agar seyogyanya segera diprioritaskan demi kemajuan olahraga Lampung ke depan. Jaga kepercayaan atlet kepada pengurus KONI Lampung,� katanya.

Lebi lanjut Wira mengatakan, bonus adalah bentuk penghormatan kepada atlet karena perjuangannya untuk memperoleh medali demi Pengprov yang dibawanya.

�Ya seharusnya bukan begini caranya memperlakukan atlet yang sudah membela Lampung,� ujar peraih dua medali emas di nomor Pistol itu.

Kini Wira masih fokus untuk berjuang di tim nasional Indonesia di SEA Games Vietnam.

�Saya masih terus latihan di timnas menembak. Saya tidak ingin fakus saya terganggu karena bonus,� tambahnya.

Atlet menembak putri Lampung Adylia Safitri, senada dengan Wira sangat tidak mengerti apa yang ada dipikiran pejabat KONI Lampung dengan menahan dan memperlama proses pencairan dana bonus itu.

�Menjadi atlet Lampung Saya sangat ikhlas dan bangga. Tetapi ya jangan diperlakukan seperti ini. Kami banyak meninggalkan tugas hanya untuk latihan dan mencapai prestasi untuk Lampung. Banyak pengorbanan para atlet ini, mulai dari waktu, tenaga dan pikiran. Jangan sampai �KAMI� para atlet pemenang PON, pindah ke Provinsi lain gara-gara Bonus ditunda terlalu lama, tidak sesuai janji padahal katanya uangnya sudah ada,� ujar peraih dua medali Perunggu nomor Trap Women dan Mix Trap itu, Selasa (5/4) lalu.

Menurut Safitri, tuntutan para atlet adalah segerakan merealisasiakan apa yang sudah menjadi hak para atlet sebagai pejuang PON Papua.

�Uang saku kami yang di luar kota Lampung, pada saat pemusatan latihan sebesar Rp18 juta segera direalisasikan,� ujarnya tegas.

Selama ini atlet menembak berlatih di Jakarta, sejak persiapan dan pra PON Papua tahun 2021 secara rutin.

Atlet Selancar Angin Lampung Syadine Arethusa, yang meraih medali Perunggu di PON Papua. Juga angkat bicara karena kegelisahannya, lantaran dia juga sebagai tulangpunggung keluarganya.

Syadine menuliskan, keluhan dan tuntutannya kepada KONI dan Pemprov Lampung terkait bonus yang seharus sudah diterimanya di awal tahun 2022 lalu.

�Ini semacam habis manis sepah dibuang. Kami dituntut semua berjuang keras untuk meraih prestasi di lapangan. Bahkan jauh sebelumnya harus berlatih setiap hari. Dan Ketika sudah selesai perjuangannya, kok begini cara memperlakukan kami,� katanya via WhatsApp, Senin (4/4) lalu.

Menurutnya, Bonus adalah suatu reward yang didapat untuk Atlit yang sudah berjuang membela suatu daerah atau Negara sendiri.

�Jika sudah dijanjikan dan terus ditunda seperti ini� kami sangat kecewa, atas janji yang sudah di bicarakan oleh Ketua KONI ataupun para anggota yang didalamnya kepada kami para atlet. Tapi setelah di kecewakan seperti ini saya pribadi dan keluarga merasa tidak dihargai dan tidak ikhlas jika hanya dijanjikan ataupun tidak ada kejelasan seperti ini untuk kapan hak dan bonus kami dicairkan. Padahal yang saya dengar uangnya sudah ada, apa benar sudah ada. Kalau sudah ada kenapa tidak segera dibagikan? Apa salah kami pak?� ujarnya seraya bertanya.

Lebih lanjut peraih Medali Perak Selancar Angin ini, seharusnya KONI memprioritaskan atlet, bukan malah mempersulit para atlit yang sudah berjuang mati-matian demi membela nama Lampung untung ajang bergengsi di PON XX 2021.

Atlet, kata Syadine, sudah berjuang meninggalkan banyak waktu dengan keluarga, pekerjaan, sekolah, dan hal-hal yang lain hanya untuk mengejar prestasi.

�Wajar kalau kami menuntut, karena itu hak kami. Sebab kami sudah menunaikan tugas dan kewajiban kami. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah provinsi dan KONI merealisasikan janjinya memberikan bonus itu. Apalagi secara pribadi saya salah saya tulang punggung yang membantu keluarga,� ungkapnya.

Kewajaran tuntutan ini diamini atelt lainnya, karena memang sudah mendengar bahwa sebenarnya tidak ada masalah untuk bonus ini, namun malah diabaikan oleh KONI Lampung.

�Masalah bonus dan masalah KONI diperiksa Kejaksaan Tinggi itu beda persoalan, beda tahun dan beda peruntukan. Jadi apa yang menghalangi ini? Tolonglah bekerja dengan hati, jangan mengagungkan jabatan. Itu tidak berguna di olahraga,� kata seorang pelatih yang enggan disebut jati dirinya.

Sementara Dispora Lampung melalui Plt Kadispora, Descatama Paksi Moeda mengatakan, KONI Lampung sedang melengkapi berkas karena Dispora bisa memproses itu jika berkasnya sudah lengkap dari KONI.

�Dispora Provinsi Lampung berkomitmen melakukan pembahasan proposal hibah KONI 2022 oleh tim verifikasi hibah setelah proposal diajukan oleh KONI Lampung kepada Dispora Provinsi Lampung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,� kata Desca, Rabu (6/4).

Pencairan bonus atlet PON Papua 2021 dapat segera terealisasi setelah diverifikasi dan mendapatkan persetujuan dari Kepala Daerah Provinsi Lampung. (rls)