Porsi Nasi yang Selalu Sedikit
DI saat-saat senggang, kontingen Lampung seringkali menjajal aneka kuliner yang jadi ciri khas Kota Kudus. Mulai dari Soto Kudus, Sate Kerbau, Garang Asem dan lainnya.
“Tapi (entah kenapa) apapun makanan yang kita makan, (porsi) nasinya selalu sedikit,” kata salah satu official Lampung, Syaugie Rahim Kasim sambil tertawa.
Seorang jurnalis dari Sulawesi Tenggara (Sulteng), Awan juga mengakui porsi nasi makanan apa saja yang dibeli selalu sedikit.
“Memang saya merasa (porsinya) sedikit. Mungkin maksudnya, biar kita nambah,” kata fotografer salah satu media harian Sulteng ini seraya mengeluhkan sambal yang manis. (*)
Terasi dari Lampung
CiTRA rasa sambal di Kudus cukup terkenal. Namun karena sedikit manis, tak semua peserta kontingan menyukainya.
Salah satu official Lampung, Sukur Agus Setiawan mengaku membawa sendiri bumbu dapur dari Lampung. Seperti cabai, rampai hingga terasi. Termasuk ulekannya.
“Soalnya saya denger, sambal di Kudus manis. Sementara saya gak bisa jauh-jauh dari terasi,” katanya sambil tertawa.
“Jadi tiap hari saya nyambel. Tangan sampai pedes,” kata pria murah senyum ini. (*)
Faktor Rokok pada Pembangunan Kudus
PERAN Djarum pada pembangunan di Kota Kudus begitu dominan. Masyarakat meyakini jika Djarum mati maka dampaknya akan terasa pada ekonomi masyarakat setempat.
Begitu dikatakan salah satu driver car online pada salah satu official Lampung Musarofah SH.
Sang driver menuturkan, Djarum begitu totalitas memberi sumbangsih pada daerah tersebut. Dari infrastruktur hingga UMKM.
Ia khawatir jika rokok dibuat mahal karena kebijakan kenaikan cukai maka itu akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang
“Boleh dikatakan 80 persen pembangunan dibantu oleh Djarum. Jadi kalau nanti rokok mati. Ya kita jadi pengangguran semua,” katanya. (*)
Jalan 2 Km Cuma Ketemu Tempe
SELEPAS Sholat Isya, Kabid Sarpras Hi. Warno dan Wakil Kabid Sekretariat KONI Lampung Hamzah menuju kedai Soto Kudus yang jadi langganan mereka.
Tapi malam itu, pas malam Minggu, kedai yang jadi langganan itu ternyata tidak buka.
Ketika hendak mencari kedai alternatif buat mengisi perut, mereka bertemu dengan salah satu official Syaugie Rahim yang juga tengah mencari makan malam.
“Di sana aja. Enak (masakannya),” katanya.
Tertarik, mereka ikut menuju ke sana. Apalagi Syaugie terlihat serius. Mulailah mereka berjalan.
Perasaan mulai galau ketika tempat yang dituju tak kunjung sampai.
“Tanggung mau berhenti. Ya sudah, kita jalan terus,” kata Hi. Warno menceritakan pengalaman lucu tersebut.
“Mungkin ada sekitar 2 km kami jalan. Sampai di sana, ternyata sudah mau habis. Cuma sisa tempe dan beberapa lauk,” katanya sambil tertawa.
“Ya sudah. Mau diapain. Perut dah keburu lapar kalau nunggu masak lagi. Terpaksa makan yang ada,” katanya. (*)
Bikin Wakil Bupati Lari-lari
DJARUM Arena Kudus punya aturan yang sangat ketat. Tak bisa sembarang orang bisa masuk.
Mereka yang bisa hilir mudik hanya yang membawa id card resmi dari panitia.
Karena itulah, Wakil Bupati Pesawaran Antonius terpaksa pinjam id card milik salah satu pelatih pencak silat Lampung untuk bisa masuk ke dalam gedung pertandingan.
Namun, sekitar satu jam kemudian, sang pelatih sudah masuk jadwal mendampingi atlet yang akan bertanding. Dan dia tak bisa masuk mendampingi gedung karena id card belum dikembalikan.
Wakil Sekretaris KONI Lampung Herman Afrigal mencari-cari keberadaan Pak Antonius yang tak nampak di dalam gedung.
Begitu Herman keluar, ia melihat Wabup sedang berdiri di luar gerbang. Spontan ia melambaikan tangan meminta Wabup segera masuk.
Dengan berlari-lari kecil Wabup segera menghampiri dan memberikan id card kepada sang pelatih.
Herman merasa tak enak hati dengan Wabup dan segera minta maaf.
“Gak apa. Saya yang salah. Habis ngopi di luar… Maaf ya,” jawabnya sambil tersenyum.
Diketahui, Antonius sengaja datang ke Kudus untuk memberikan support pada atlet Lampung. Salah satu atletnya, Khanz Makhfy Sudaryatmo merupakan warga Pesawaran.
Sayang, Khanz kalah di babak penyisihan. (safwanto)
ktor Rokok pada Pembangunan Kudus
PERAN Djarum pada pembangunan di Kota Kudus begitu dominan. Masyarakat meyakini jika Djarum mati maka dampaknya akan terasa pada ekonomi masyarakat setempat.
Begitu dikatakan salah satu driver car online pada salah satu official Lampung Musarofah SH.
Sang driver menuturkan, Djarum begitu totalitas memberi sumbangsih pada daerah tersebut. Dari infrastruktur hingga UMKM.
Ia khawatir jika rokok dibuat mahal karena kebijakan kenaikan cukai maka itu akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang
“Boleh dikatakan 80 persen pembangunan dibantu oleh Djarum. Jadi kalau nanti rokok mati. Ya kita jadi pengangguran semua,” katanya. (*)
Jalan 2 Km Cuma Ketemu Tempe
SELEPAS Sholat Isya, Kabid Sarpras Hi. Warno dan Wakil Kabid Sekretariat KONI Lampung Hamzah menuju kedai Soto Kudus yang jadi langganan mereka.
Tapi malam itu, pas malam Minggu, kedai yang jadi langganan itu ternyata tidak buka.
Ketika hendak mencari kedai alternatif buat mengisi perut, mereka bertemu dengan salah satu official Syaugie Rahim yang juga tengah mencari makan malam.
“Di sana aja. Enak (masakannya),” katanya.
Tertarik, mereka ikut menuju ke sana. Apalagi Syaugie terlihat serius. Mulailah mereka berjalan.
Perasaan mulai galau ketika tempat yang dituju tak kunjung sampai.
“Tanggung mau berhenti. Ya sudah, kita jalan terus,” kata Hi. Warno menceritakan pengalaman lucu tersebut.
“Mungkin ada sekitar 2 km kami jalan. Sampai di sana, ternyata sudah mau habis. Cuma sisa tempe dan beberapa lauk,” katanya sambil tertawa.
“Ya sudah. Mau diapain. Perut dah keburu lapar kalau nunggu masak lagi. Terpaksa makan yang ada,” katanya. (*)
Bikin Wakil Bupati Lari-lari
DJARUM Arena Kudus punya aturan yang sangat ketat. Tak bisa sembarang orang bisa masuk.
Mereka yang bisa hilir mudik hanya yang membawa id card resmi dari panitia.
Karena itulah, Wakil Bupati Pesawaran Antonius terpaksa pinjam id card milik salah satu pelatih pencak silat Lampung untuk bisa masuk ke dalam gedung pertandingan.
Namun, sekitar satu jam kemudian, sang pelatih sudah masuk jadwal mendampingi atlet yang akan bertanding. Dan dia tak bisa masuk mendampingi gedung karena id card belum dikembalikan.
Wakil Sekretaris KONI Lampung Herman Afrigal mencari-cari keberadaan Pak Antonius yang tak nampak di dalam gedung.
Begitu Herman keluar, ia melihat Wabup sedang berdiri di luar gerbang. Spontan ia melambaikan tangan meminta Wabup segera masuk.
Dengan berlari-lari kecil Wabup segera menghampiri dan memberikan id card kepada sang pelatih.
Herman merasa tak enak hati dengan Wabup dan segera minta maaf.
“Gak apa. Saya yang salah. Habis ngopi di luar… Maaf ya,” jawabnya sambil tersenyum.
Diketahui, Antonius sengaja datang ke Kudus untuk memberikan support pada atlet Lampung. Salah satu atletnya, Khanz Makhfy Sudaryatmo merupakan warga Pesawaran.
Sayang, Khanz kalah di babak penyisihan. (safwanto)