INDAH Permatasari tersenyum saat tak sengaja bertemu rombongan jurnalis yang baru saja tiba di Hotel Kenari Kudus, Jawa Tengah, Kamis 16 Oktober 2025.

Meski terlihat agak sungkan, Ia datang menghampiri. Bahkan ketika bersalaman, ia mencium tangan hampir seluruh wartawan di tempat itu. Padahal, dua hari sebelumnya ia berhasil meraih medali emas dari spesialis cabang olahraga yang ditekuninya, Judo. Sungguh rendah hati.

Sebelum berangkat lagi ke Pelatnas Jakarta, wartawan diberi kesempatan mewawancara Indah di lobi hotel Kamis malam.

Dari kesempatan wawancara itu, gadis kelahiran 4 Maret 2000 mengungkap harapannya. Yakni keinginan untuk dapat pekerjaan layak guna penunjang masa depannya kelak.

Indah mengatakan, sebulan sebelum PON Kudus, ia kehilangan ayahnya karena sakit. Dan sepeninggal ayahnya, ia merasa punya tanggungjawab moril untuk membantu ekonomi keluarganya. Apalagi warga Jl. Sakura 15 Polos Metro Pusat ini merupakan anak tertua.

“Mohon maaf. Mungkin ini lancang. Tetapi saya harus sampaikan, karena ayah kan sudah tidak ada. Sehingga masa depan saya juga harus saya pikirkan,” tutur pejudo kelas +78 Kg ini.

Indah usai meraih medali emas PON Kudus 2025

Awas, Lampung Kehilangan Indah

Saat ini Indah masih berusia 25 tahun. Masih cukup muda. Ia masih memiliki peluang setidaknya dua kali PON lagi.

Ketua Pengprov PJSI Lampung, Sukamso, menilai wajar keinginan Indah seperti juga harapan mayoritas atlet di Indonesia, khususnya Lampung.

“Saya rasa ini harus kita pikirkan bersama secara serius. Sebagai ketua Pengprov, saya siap untuk mandiri dalam mengcover latihan dan beberapa hal lainnya. Tetapi untuk memberikan pekerjaan kepada atlet seyogyanya Pemerintah Provinsi lah yang turun tangan,” katanya.

Menurut Kamso, atlet sudah memberikan segalanya pada daerah. Mereka kehilangan masa kanak-kanak dan remaja karena sebagian waktu bermain habis untuk berlatih.

“Sejak kecil mereka memprioritaskan olahraga dari pendidikannya untuk berkarir dan membela nama daerah,l. Mengharumkan nama daerah dengan prestasinya. Sewajarnya diberikan reward untuk masa depannya,” katanya.

Jika saja Lampung lambat merespon, tidak mustahil Lampung akan kehilangan atlet berprestasi. Mereka pergi ke daerah lain yang memberikan jaminan hidup untuk masa depan.

Diketahui, pada PON Beladiri I 2025 di Kudus, Indah menyumbangkan medali emas untuk kontingen Lampung di kelasnya -78 Kg.

Beberapa waktu silam, gadis kelahiran Kota Metro, 4 Maret 2000 ini bersama tim nasional menyumbangkan dua medali emas di kejuaraan internasional di Australia.

Satu medali emas atas namanya sendiri dan membantu tim beregu campuran meraih medali emas juga, dengan memberikan sumbangan satu poin.

Bersama tim nasional, dalam dua bulan terakhir ini Indah akan menghadapi jadwal internasional

“Pada akhir Oktober ini kami akan ke Australia untuk even internasional. Kemudian mulai 6 November 2025,  sebanyak 18 orang atlet timnas akan mengikuti training center di Jepang sampai menjelang SEA Games nanti,” tambahnya.

Selain Indah,  satu juniornya dari Lampung Nahella Salsabilla juga mengikuti tim nasional. Saat ini, ia masih berada di camp nasional di Ciloto, Jawa Barat. (ilo/hms)