BANDAR LAMPUNG- �Anak yatim piatu bukanlah dagangan. Mereka harusnya digembleng dan diberi kepercayaan diri agar mampu menjadi manusia yang unggul. Bukan dibesarkan dengan mental pengemis sehingga membuat mereka rendah diri di lingkup sosialnya.�

Begitu dikatakan KH Ismail Zulkarnain SH tentang pandangannya dalam upaya mengembangkan karakter anak-anak yatim di pondok pesantren.

Pria yang karib disapa Abah Ismail ini adalah pemilik Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadhus Sholihin Nur Rahmah, beralamat di Jalan dr. Harun II, Gg Agus Salim, Kotabaru, Bandar Lampung.

Sebagai pemilik, Abah Ismail selalu berupaya menjadikan anak yatim piatu di pondoknya menjadi insan mandiri, berjiwa pejuang dan petarung. Dan ini sudah terbukti.

Banyak santri hasil cetakan Ponpes ini berhasil menjadi �orang�, masuk TNI, Polri, BIN (STIN) Sarjana, Satpam, bidan, mekanik dan banyak lagi lainnya.

�Kami berupaya konsisten untuk mengubah citra anak yatim piatu yang selama ini kerap menjadi objek eksploitasi agar menjadi generasi mandiri unggul, yang dibekali kemampuan ilmu agama dan pendidikan umum,� katanya.

Ponpes Yatim Piatu Riyadhus Sholhin, kata Abah Ismail, mencetak para yatim piatu yang punya karakter, mempunya visi dan misi menjadikan anak yatim piatu punya kehormatan dan harga diri. Mereka dibekali kemampuan ilmu, (bahasa Arab dan Inggris serta hafal Al Quran) dan akhlak sopan santun wajib bagi para santri. Serta keterampilan bela diri.

�Semua anak-anak diberikan motivasi untuk mandiri. Mereka dicetak menjadi pejuang dan petarung untuk meraih masa depannya, bukan mempunyai mental pengemis dan membuat para yatim rendah diri. Hal inilah yang membuat para donatur pondok menjadi lebih yakin mendukung program Pondok Riyadhus Sholihin,� katanya.

Menurut Abah Ismail, yatim piatu itu bukan dagangan kemiskinan.

�Nasib mereka saja yang lahir tanpa orang tua. Tetapi begitu kita bina kemampuan mereka sungguh luar biasa. Kini kami menampung 250 anak yatim kita didik dengan pengajar yang seluruhnya sarjana alumni universitas ternama dan gizi serta makanan yang berkualitas, kesehatan anak-anak yatim,� ungkapnya.

Pondok, makan minum �dan asrama tempat tinggal pun bukan �ecek-ecek� tapi dibuat berkelas. Bahkan, sarana aula untuk kegiatan yatim piatu yang terintegrasi dengan Masjid Nur Rahmah pun sudah hampir selesai dan terlihat megah.

�Alhamdulillah aula ukuran 25x 27 meter, tiga lantai baru 5 bulan jalan. Lantai satu untuk aula anak-anak santri, lantai 2 untuk jemaah santri putra dan lantai 3 untuk santri putri,� katanya.

�Kesehatan dan kenyamanan yatim piatu sangat diperhatikan. Kita rencana ke depan akan membuat sekolahan yang eksekutif berkelas standar internasional. Kami berniat ingin menampung 1.000 anak-anak yatim piatu biar para yatim piatu menjadi orang-orang yang sukses di masa depan. Inilah yang menjadikan para Dermawan datang silih berganti kami tidak kesulitan mencari dana karena semuanya Allah SWT mudahkan karena para yatim piatu dijadikan raja dan ratu. Hidup bahagia dan selalu tersenyum mempunyai semangat dan jiwa yang kuat,� pungkasnya. (rci/)