LAMPUNG – Sejuta Kacamata untuk Indonesia, LKP Suluh Kasih Bangsa, dan Hotel Kyriad M2 Lampung mengadakan kerjasama Pemeriksaan dan Pembagian Kacamata Baca Gratis.

�Mata adalah Jendela Jiwa� merupakan ungkapan yang sering kita dengar. Melalui mata, orang lain bisa melihat ke kedalaman hati kita. Ungkapan lain menyatakan �Mata adalah Jendela Dunia�, yang berarti melalui mata kita bisa melihat kebaikan dan keindahan dunia.

Namun sayangnya tidak semua orang memiliki mata yang sehat. Bahkan Indonesia adalah negara dengan angka kebutaan tertinggi di Asia Tenggara. Penyebab kebutaan tertinggi di Indonesia adalah katarak, gangguan refraksi, dan tekanan bola mata tinggi (glaucoma). Ketiga penyakit ini sebetulnya dapat dicegah, dideteksi sejak dini, bahkan dapat diterapi untuk menghindari kebutaan.

Idealnya, setiap orang memeriksakan mata ke fasilitas kesehatan secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali, supaya setiap gangguan mata dapat terdeteksi sejak dini dan dapat diobati. Sebuah kebiasaan yang sayangnya belum menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia. Maka tidak heran, seringkali gangguan mata baru ditemukan pada saat sudah sulit diterapi atau saat sudah terjadi kebutaan.

Salah satu penyebab kebutaan adalah gangguan refraksi, yaitu gangguan tajam penglihatan (visus) yang bisa diperlambat progresivitasnya dengan menggunakan kacamata segera. Gangguan refraksi dibedakan menjadi rabun jauh (dibantu dengan kacamata minus), rabun dekat (dibantu dengan
kacamata plus), dan astigmatisma (dibantu dengan kacamata silinder).

Tidak semua orang mengalami rabun jauh atau astigmatisma, tetapi mulai usia 40 tahun setiap orang akan mengalami rabun dekat yang terus bertambah sesuai usia. Rabun pada usia 40 tahun ke atas kita sebut dengan presbyopia atau mata tua. Presbyopia sangat menganggu aktivitas yang harus dilakukan dalam jarak dekat, misalnya membaca atau menjahit. Bahkan bisa menganggu produktivitas kita. Presbyopia harus segera dideteksi dan dibantu dengan kacamata baca untuk memastikan produktivitas terjaga.

Oleh karena itu, Yayasan Melihat Terang dengan gerakannya �Sejuta Kacamata untuk Indonesia� terus bergerak melakukan pemeriksaan dan pembagian kacamata baca gratis untuk masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia, termasuk di Lampung pada hari Minggu, tanggal 21 Juli 2024.

Pemeriksaan mata dilakukan oleh para Kader Sehat Mata yang dilatih oleh LKP Suluh Kasih Bangsa, dan bertempat serta didukung oleh Hotel Kyriad M2 Lampung.

Heri Bertus Denny Founder Yayasan Melihat Terang menerangkan bahwa kami mengadakan Pelatihan Keterampilan Dasar untuk Kader Sehat Keluarga, Kader Sehat Emergensi, dan Kader Sehat Mata yang diikuti oleh sekitar 53 kader atau relawan dan mereka setelah lulus harus mengaplikasikan ilmunya secara gratis ke masyarakat.

Kemudian Ia mengatakan bahwa pemeriksaan dan pembagian kacamata baca gratis ini diperuntukkan untuk warga pra-sejahtera usia 40 tahun ke atas yang diikuti lebih kurang 150 orang yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan mata dan pembagian kacamata pada kegiatan hari ini.

“Diharapkan peserta yang telah memperoleh kacamata baca dapat melakukan kegiatan secara mandiri sehingga dapat meningkatkan produktivitas (apalagi jika orang tersebut pelaku UMKM) dan meningkatkan literasi membaca,” ujar Heri.

Sementara itu, Rika Meri Azleni Marketing Communication Kyriad M2 Lampung Hotel menyampaikan “kami ikut mendukung kegiatan ini dengan menyediakan peserta dan tempat juga sebagai panitia penyelenggara. Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang dan ini tidak hanya dari Kota Bandar Lampung saja tapi ada juga dari Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, dan Pringsewu”.

Ia berharap semoga kerjasama ini terus terjalin dan masyarakat kurang mampu mendapatkan produktivitasnya kembali melalui kacamata baca yang dibagikan serta Hotel Kyriad M2 Lampung bisa terus mendukung kegiatan yang berhubungan dengan sosial dan
kesehatan di Provinsi Lampung.

Wiwied salah satu masyarakat yang menjadi peserta merasa senang dengan adanya acara pemberian kacamata di Kyriad sungguh sangat membantu masyarakat. Sangat bermanfaat karena mata juga diperiksa secara lengkap dan detail, menjadikan ukuran kacamata pas dengan kondisi mata.

Menurutnya kacamata yang diberikan sangat sesuai dengan kebutuhan dan membaca menjadi sangat nyaman. Bentuk, kualitas frame, dan lensa cukup bagus. Modelnya juga sesuai dengan bentuk wajah.

“Petugasnya pun ramah dan sabar melayani para penerima kacamata baca tersebut,” pungkas Wiwied.

(Iman Prihartono)