BANDAR LAMPUNG – Ilmuwan Dr. Warsito Purwo Taruno ke Lampung. Ia akan membahas seputaran kanker payudara di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL), PKOR Wayhalim, Bandarlampung, Sabtu (5/10) besok.
Ilmuwan yang belakangan jadi ‘buah bibir’ karena alat temuannya dalam mengobati kanker ini datang� dalam dalam rangka Bulan Kanker Payudara Internasional.
Dr Warsito mengajak kaum perempuan peduli terkait potensi serangan kanker dalam acara “Bincang-Bincang Tentang Kanker.”
Pria kelahiran 1967 lulusan Teknik Kimia UGM dan Chemical Engineering Shizuoka University (Jepang) itu menemukan alat deteksi dan pengobatan kanker yang diberi nama Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT).
“Dia ingin berbagi dengan kaum perempuan bagaimana mendeteksi, mencegah, hingga menghancurkan kanker payudara,” kata Noenk Barliyan, Jumat (27/9).
Kata dia, yang berminat mengikuti acara tersebut dapat menghubungi nomor telepon 081213577000.
Diketahui, ECCT temuan Warsito Purwo Taruno mampu membunuh sel kanker berbasis medan listrik. Penemuan alat tersebut telah dipaparkan pada konferensi ilmiah tentang kanker di Royal College of Physician, London.
ECCT juga menginduksi respons sel imun atau sel kekebalan di sekitar jaringan sel kanker yang mati karena medan listrik. “ECCT punya potensi membuat ‘cold’ tumor jadi ‘hot’ tumor yang bisa dideteksi sel imun.
�
Dia menjelaskan strategi yang dibuat oleh alat terapi imun adalah dengan teknik imun dengan membuat antibodi pada satu reseptor yang ada di sel kanker sehingga sel kanker bisa terlihat buat sistem imun.
Sebelum merambah ke peralatan medis, Dr. Warsito pernah mengembangkan teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) yang sempat menjadi incaran sejumlah perusahaan minyak terkemuka di Amerika Serikat dan NASA.
Teknologi ECVT ciptaan Dr. Warsito itu kemudian menjadi berita utama di mana-mana, antara lain Ohio State Research News pada 27 Maret 2006 dan kemudian dikutip oleh Science Daily (Amerika Serikat), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics Weekly.
�
Dalam pengembangannya, teknologi ECVT sudah diakui bahkan dipakai lembaga antariksa Amerika (NASA), Exxon Mobil, BP Oil, Shell (perusahaan), ConocoPhillips, Dow Chemical, mistubishi Kimia termasuk Departemen Energi AS (Morgantown National Laboratory).
Sedangkan di Indonesia sendiri, teknologi ini digunakan untuk pemindaian tabung gas bertekanan tinggi, seperti kendaraan berbahan bakar gas Bus Transjakarta. (rmc)