TIDAK ada yang salah dengan niat Ir. H. Aburizal Bakrie membangun masjid yang bermanfaat bagi masyarakat Lampung. Niat itu sangat mulia. Apalagi kota ini merupakan kota asal dan kelahirannya.
Dan kemarin, Senin (20/02/2023), meski harus “menggeser” Eks Gedung Olah Raga (GOR) Saburai dan taman sekitarnya, akhirnya peletakan batu pertama (Groundbreaking) pembangunan masjid resmi dimulai.
Lantas kemana nanti pengganti GOR Saburai ? Ternyata Pemprov Lampung menurut Gubernur, Arinal Djunaidi telah menyiapkan Pembangunan Kawasan Olahraga Terpadu (sport center) beserta fasilitas pendukung. Kawasan ini dekat Akses Gerbang Tol Kotabaru dan dalam waktu dekat akan dimulai proses pembangunannya. Sport Center nanti akan jadi pusat pembinaan atlet dan peningkatan Prestasi Olahraga di Lampung serta mendukung penyelenggaraan event olahraga berskala nasional-internasional.
Yang jadi pertanyaan mungkinkah berbagai proyek ini akan rampung tepat waktunya ? Ini mengingat masa jabatan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi yang sudah hampir berakhir.
Lalu bagaimana jika Arinal tak terpilih sebagai Gubernur lagi. Atau yang paling sederhana, bagaimana jika Pj Gubernur Lampung yang ditunjuk Presiden RI ternyata tidak sejalan dengannya ?
Tentu kita masih ingat bagaimana kebijakan pembangunan KOTA BARU di era Gubernur Sjachroedin ZP yang menelan dana ratusan miliaran. Kini harus terhenti dan terbengkalai. Musababnya Gubernur penggantinya Ridho Facardo, tidak memprioritaskan melanjutkan proyek tersebut.
Atau “karma” berlanjut. Ketika Gubernur Ridho Ficardo tak terpilih lagi, banyak program beliau yang ternyata tidak seirama dengan Gubernur selanjutnya Arinal Djunaidi. Ambil contoh saja Proyek Teropong Bintang dan lainnya. Atau yang didepan mata. Rumah Dinas (Mahan Agung) yang baru saja direnovasi oleh Ridho Ficardo. Di era Arinal “dirubah” kembali mengikutkan “selera” yang berbeda.
Jika ini terjadi, tentu yang dirugikan masyarakat Lampung. Tak terhitung uang rakyat hasil pajak “terbuang” percuma. Hampir tidak berbekas.
Semoga cerita bangunan “mangkrak” atau program yang tak sesuai selera Gubernur Pengganti, tidak terjadi pada pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie dan sport center. Namun andai pun terjadi, sudah menjadi tugas aparat penegak hukum (APH) turun tangan menindaklanjuti. Audit total mulai dari perencanaan, penganggaran hingga pelaksanaan. Sehingga semua pihak yang terlibat dapat diusut untuk dimintakan pertanggungjawaban. Harapannya agar tidak terjadi penghilangan atau penghancuran aset negara yang sudah ada secara “serampangan”.
Namun sekali lagi kita tetap optimis dan terus berdoa, semoga cerita bangunan “mangkrak” atau program yang tidak sesuai selera Gubernur Pengganti benar-benar tidak terjadi. Yang lalu biarlah berlalu. Meski itu sangat merugikan, dan membuat kita harus mengelus dada. Wassalam. (bukhori muzzammil)