BANDARLAMPUNG – �Adanya pemecatan terhadap Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie berbuntut. Siang tadi, Selasa (26/6) atau selang sehari Pilgub Lampung, Rabu (27/6), dua mantan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) dan Pesawaran resmi mendaftarkan gugatan di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang.

Keduanya adalah Asep Yani dan Yur Aflah masing-masing sebagai penggugat satu dan penggugat dua. Warga Dusun Kuningan, Desa Sukamulya, Kecamatan Palas, Lamsel dan warga Desa Sidodadi, Kecamatan Waylima, Pesawaran menggugat Ketua DPD Partai Golkar Lampung yang juga Calon Gubernur (Cagub) Lampung, Arinal Djunaidi dengan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Hal ini tertuang di surat gugatan yang terdaftar nomor regitrasi 100/pdt/g/2018/PNTK tanggal 26 Juni 2018.

�Kami tidak terima pencopotan saudara M. Alzier Dianis Thabranie sebagai kader Golkar. Harusnya ada peringatan satu atau kedua, bahkan diawali teguran lisan. Kami prihatin tindakan Ketua Golkar Lampung Arinal Djunaidi yang melakukan pemecatan semena-mena, arogan. Diluar aturan partai. Kami kader partai paham semua. Untuk mengurus partai ini bukan semaunya. Ada aturan baku AD/ART. Karenanya seluruh kader Golkar se-Lampung menggugat yang bersangkutan sebagai ketua partai karena melakukan tindakan melawan hukum,� ujar Asep Yani sesaat setelah mendaftarkan gugatan tersebut di PN Tanjungkarang.

Sebelumnya diberitakan kader golkar yang tergabung dalam Forum Penyelamat Kewibawaan Partai Golkar Provinsi Lampung (FPKPGL) menyatakan sikap soal pemecatan Alzier.�Mereka siap menggugat keputusan Ketua DPD Golkar Lampung Arinal Djunaidi ke PN Tanjungkarang.

�Sebab DPD Golkar Lampung sudah melakukan tindakan inkonstitusional.� Pemecatan itu harus memenuhi syarat dan unsurnya,� kata kader Golkar pro Alzier, Subhan Efendi didampingi Ketua FPKPGL Indra Karyadi,�di Rumah Makan Kayu,� Bandarlampung,�Minggu (24/6).

Karenanya lanjut Subhan, pihaknya harus turun menyelamatkan. Tujuannya menyelamatkan partai golkar serta mendesak DPP Golkar melakukan tindakan untuk permasalahan pemecatan Alzier.

Indra Karyadi menambahkan, bahwa pemecatan Alzier merupakan tindakan arogansi dan di luar nilai-nilai Pancasila. Untuk itu pihaknya mengajak pinisepuh dan kader Golkar untuk melawan.

�Terhadap kebijakan DPD Partai Golkar yang sudah melawan nilai nilai Pancasila,� maka harus dilawan. Saya khawatir jika dibiarkan dapat menjatuhkan citra partai golkar,� tegasnya.

�Kami menyelamatkan Partai Golkar Provinsi Lampung dari sikap arogansi Arinal Junaidi dengan menggugat pernyataan atau keputusan pemecatan tersebut di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjungkarang dengan dasar Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung,� tegasnya lagi.

Alzier Dianis Thabranie sendiri menanggapi dingin pemecatan dia sebagai kader Golkar. Menurutnya usulan pemecatan merupakan �permainan� antara Nusron Wahid dan Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal Djunaidi. Dimana sebagai Cagub Lampung yang dekat Bos PT. Sugar Group, Purwanti Lee, Arinal merasa terganggu lantaran dia kerap melontarkan kritik pedas.

�Jadi silakan pecat. Sayakan punya hak politik mendukung orang baik. Ini hak azazi. Saya putuskan mendukung pasangan calon gubernur, HM. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri. Kalau dukung Arinal, tidak dulu. Apa yang saya sampaikan dalam kapasitas tokoh masyarakat. Bahwa majunya Arinal di pilgub Lampung yang diduga disupport Purwati Lee, bos PT. Sugar Group memicu keresahan di masyarakat. Buktinya hampir tiap saat ada demo mahasiswa, LSM, dll. Saya dapat ribuan aspirasi. Mereka termasuk saya malu, Lampung dipimpin orang yang tak miliki wibawa. Mau dibawa kemana Lampung. Dimana ada Cagub yang tidak berwibawa dipeluk-peluk atau ditepuk-tepuk Bos PT. SGC (Purwanti Lee) di kegiatan kampanye. Malu-maluin saja,� tegas Alzier.

Jadi seruan agar tidak memilih Cagub Lampung yang dimodali cukong, urai Alzier merupakan gerakan moral dan etika. Tidak ada motif politik dan lainnya. Rasanya tidak pantas saja, bila Lampung dapat pemimpin yang tidak memiliki wibawa.

Dilanjutkan Alzier, apa yang diperbuat Arinal selama ini tak masuk akal jika tidak dibiayai PT. Sugar Group. Karenanya Alzier yang pada kesempatan ini mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI Dapil Lampung mengajak warga memilih pemimpin yang tidak dimodali cukong.

�Tulis besar-besar. Media jangan takut. Harus berani memberitakan, jangan sampai nanti abis Pilgub kita diacak-acak. Pilih pemimpin yang gak dimodali cukong,� tandasnya.

�Rakyat sekarang tidak buta. Mereka tahu mana kandidat yang disokong taipan. Masa ada mantan pensiunan, bisa menyewa helikopter kalau tidak ada yang menyewakan. Bawaslu harusnya tegas. Sekarang ini rakyat Lampung banyak susah, hidup melarat, kasihani mereka, jika nanti gubernur cupel, pelit dan tidak pikirkan nasib serta masa depan mereka, bisa mati mereka semua,� papar Alzier.

Soal prestasi yang dicapai di Partai Golkar, menurut Alzier, dia telah puluhan tahun memimpin Partai berlambang pohon beringin. Kini tiba- tiba masuk Arinal yang baru pensiun dan mengaku jadi kader dan duduk sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung dan akan memecat dirinya.

�Jadi yang sakit siapa, istilah anak sekarang kodok saja bisa tertawa melihat ini. Tapi biarlah. Ini dunia politik. Besok lusa, bisa saya merebut lagi kursi Ketua Golkar, jadi biasa saja,� canda Alzier yang merupakan salahsatu Mustasyar PWNU Provinsi Lampung.(red)