BANDARLAMPUNG � Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-Perjuangan, rencananya mengumumkan lima pasangan calon kepala daerah yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018, awal Januari mendatang. Adapun kelima daerah itu meliputi Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, dan Maluku Utara.
Khusus untuk Lampung, berdasarkan informasi yang disampaikan elit PDI-P, kemungkinan besar PDI-P menyiapkan tiga skenario untuk Pemilihan Gubernur (Pulgub) Lampung.
Ketiga skenario ini adalah pertama Pasangan Ridho Ficardo – Herman HN (Ridho-Beriman). Skenario ini dinilai paling realistis karena Gubernur incumbent Ridho Ficardo berdasarkan hasil survei lembaga survei yang ditunjuk DPD PDI-P dinyatakan unggul dibanding kandidat lain termasuk Herman HN. Ridho juga dinilai memiliki logistik yang cukup dibanding Herman HN. Selain itu di Kota Bandarlampung sendiri dimana Wakil Walikota-nya adalah kader Demokrat, menjadikan PDI-P dan Demokrat lebih solid memenangkan Ridho-Beriman.
Lalu, opsi kedua pasangan Ridho Ficardo – Sudin. Opsi ini dipilih jika Herman HN tidak mau menjadi Calon Wakil Gubernurnya Ridho Ficardo. Ini adalah permintaan orang dekat Ketua Umum Ibu Megawati dan Wakil Ketua DPP Ibu Puan Maharani yang berasal dari luar Sumbagsel alias Jawa yang lazim disebut Paksi Jawa.
Terakhir opsi Ridho Ficardo – Mukhlis Basri. Opsi ini dipilih jika Herman HN dan Sudin tidak mau menjadi Calon Wakil Gubernurnya Ridho Ficardo. Pilihan ini merupakan permintaan orang dekat Ketua Umum Ibu Megawati dan Wakil Ketua DPP Ibu Puan Maharani yang berasal dari lingkaran Sumbagsel yang sering disebut Paksi Palembang.
�Kebenaran dari opsi ini tinggal menunggu waktu alias hanya bisa gagal jika salahsatu perusahaan besar di Lampung lebih menginginkan PDI-P ke Herman HN daripada ke Ridho,� tegas elit PDI-P yang mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.
Lebih jauh dia menambahkan, sebenarnya jika Herman HN setuju, sudah dari Rakornas PDI-P beberapa waktu lalu rekomendasi Ridho-Herman ditetapkan. Komitmennya antara lain, modal Herman HN dikembalikan. Bunda Eva alias isteri Herman HN di-plot sebagai Wakil Walikota Bandarlampung.
�Tapi opsi ini belum disetujui. Padahal faktanya Herman HN lemah dilogistik. Kekuatan full di Bandarlampung saja. Buktinya saat sosialisasi ke DPC PDI-P se-Lampung, dana sangat minim,� tegasnya.
Bahkan lanjutnya, Herman HN justru mencoba melawan opsi ini dengan membawa Andi Surya sebagai calon wakil gubernurnya.
�Lobi terakhir Herman HN – Andi Surya yakni koalisi PDI-P � Hanura. Ini sesuai perintah surat tugas dimana Herman HN harus mengajukan calon wakil berlogistik dan partai koalisi,� tutupnya.
Dikonfirmasi terpisah, anggota DPD RI Andi Surya membantah bahwa dirinya diplot sebagai calon wakil gubernurnya, Herman HN.
�Wah saya belum tahu, issu kali. Beliau (Herman HN,red), kok belum kasih tahu saya,� tulis Andi Surya dalam pesannya.
Seperti diketahui Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan�partainya akan mengumumkan lima pasangan calon kepala daerah dalam pilkada 2018 pada awal Januari mendatang. Kelima calon tersebut Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, dan Maluku Utara.
Hasto mengatakan, sampai saat ini PDI-P sudah memiliki calon internal untuk kelima daerah tersebut. Namun, kata dia, partainya tidak menutup pintu bagi calon dari luar partai yang memiliki potensi.
Sebelumnya, pada Ahad, 17 Desember 2017, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk empat provinsi, yaitu Riau, Sulawesi Utara (Sultra), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku.
Untuk Sulawesi Tenggara, PDIP mengusung pasangan Asrun-Hugua. Untuk Riau, PDIP mengusung inkumben Arsyadjuliandi Rachman yang berpasangan dengan kader PDIP, Suyatno. Untuk Provinsi Maluku, PDIP menyiapkan Inspektur Jenderal Murad Ismail-Barnabas Orno. Sementara untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur PDIP mengusung Marianus Sae-Emilia J. Nomleni.(red/net)