LAMPUNG BARAT — Di era modernisasi dan derasnya pengaruh musik bergenre modern dari luar Indonesia, berimbas dengan tersisihnya musik tradisional di tanah air. Tapi tidak semua daerah di tanah air musik tradisionalnya hilang atau punah. Salah satu contohnya di salah satu Pekon (Desa)� Kembahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat.

Baru-baru ini pemerintah, dalam hal ini Kemensos RI memberikan bantuan dana sebesar Rp50 juta guna mengembangkan seni musik tradisional di salah satu Pekon di Kabupaten Lampung Barat ini.

Adapun seni musik yang akhirnya dipilih adalah Orkes Gambus. Bantuan uang tunai tersebut diwujudkan untuk pembelian alat musik orkes, lengkap dengan sound system untuk latihan serta kostum untuk para anggota.

Orkes Gambus sebagai seni musik tradisional terancam punah di tengah gempuran musik modern. Padahal banyak warga Lampung Barat yang masih mahir memainkan alat musik tersebut.� Harapan warga agar musik ini tidak punah, perlu dukungan komitmen dan kebijakan dari pemerintah daerah juga.

Ketua kelompok Orkes Gambus Kembahang, Hendrik mengatakan,� untuk menjaga agar regenerasi grup ini tetap terjaga, dia tidak segan- segan memperkenalkan musik gambus kepada kalangan anak muda sebagai proses regenerasi.

Salah satu caranya, dia menampilkan musik gambus di tengah kalangan masyarakat secara rutin dengan mengundang kaum milenial sampai orang tua. Selain orkes gambus, kelompok Hendrik juga mempunyai team seni tari tradisional asal Lampung Barat yang sering disebut “nyambai”.

“Adapun beberapa alat musik yang dimainkan dalam musik gambus ini mulai dari rebab, kendang, dawai, seruling, hingga dimodifikasi ke alat musik modern, seperti keyboard. Selain itu, vokalis juga memegang peran penting dalam permainan orkes gambus,” jelasnya.

Sebenarnya musik ini berasal dari Timir Tengah, dan masuk ke Indonesia seiring bersama masuknya Islam di tanah air. Jenis musik asal Timur Tengah ini kembali marak marak diperdengarkan di tanah air sejak era 1900-an. Musik gambus umumnya memakai bahasa Arab dengan syair berisi konten Islam dan lebih ke puji-pujian.

“Untuk mengikuti perkembangan zaman, gambus sering difungsikan sebagai hiburan. Meski begitu, makna dari musik tradisional ini tetap bernuansa Islami. Ini bisa dilihat dari awal muncul sampai sekarang, musik gambus tak hilang arah sebagai media untuk melakukan puja-puji.
Pihaknya merekrut kaum milenial dari kampung-kampung setempat. juga berharap seni musik tradisional ini terus mendapat dorongan dari pemerintah kabupaten Lampung Barat.� (Jul)