LAMPUNG BARAT -� Perambahan yang terjadi di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) sejak 2010 hingga 2017 memaksa Badak tercerai berai. Apalagi ditambah ancaman perburuan.

�Padahal, wilayah ini merupakan satu dari empat habitat tersisa lainnya yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), dan Kutai Barat di Kalimantan Timur, �jumlah badak yang didapat kisaran 17 hingga 24 ekor. Penghitungan ini berdasar jejak dan kotoran hewan tersebut,”� ujar Natadjudin saat membuka pelatihan di Hotel Rosa Ono, Liwa Lampung Barat, Senin (26/11).

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan rumah bagi beberapa satwa terancam punah. Diantaranya Badak Sumatera, Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera. Terutama kondisi populasi Badak Sumatera semakin menurun akibat beberapa ancaman seperti perburuan liar, perdagangan illegal, perusakan atau degradasi habitat, perambahan hutan ke dalam kawasan konservasi, sifat intrinsik badak dan keterbatasandalam upaya konservasi.

“Melihat kondisi ini, �Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menyambut baik acara pelatihan tim 11 ini untuk menggali potensi dan program sebagai bahan masukan untuk revisi RPJMDes dan kegiatan konsorsium di desa, sebagai dukungan pengelolaan terhadap TNBBS,” jelasnya.

Dia juga mengharapkan pelatihan ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam penanganan menurunnya populasi Badak Sumatera. Selanjutnya, �ekosistem laut, pantai, ekosistem rawa, hutan hujan pegunungan dataran rendah, perbukitan sampai hutan hujan pegunungan tinggi merupakan potensi keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan TNBBS yang tidak dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Leuser Aceh dan Taman Nasional Kerinci Seblat Jambi.

Atas dasar itu, kata Natadjudin, maka dunia internasional UNESCO menetapkan TNBBS sebagai tapak warisan dunia.

�Tentunya hal ini menjadi kebanggaan kita bersama, baik Provinsi Lampung , Provinsi Bengkulu dan juga kabupaten Lambar. Namun, dibalik kebanggan tersebut membawa konsekuensi tanggung jawab kita yang tidak ringan untuk menjaga dan melestarikannya,” harapnya.

Pelatihan yang juga dihadiri Kepala Bidang Wilayah Liwa, Balai Besar TNBBS Amri, SH.,M. Hum, �Sekretaris Bappeda Lambar Eric Enrico,�S.Hut.MT, Kasi Kesra Kecamatan BNS Riliyadi, S.IP, Kasi Trantib Kecamatan Batu Brak Selamat Putra, �S.IP, peratin, �Peserta Tim 11 yang berasal dari Pekon Bumi Hantatai dan Pekon Teba Liokh.� (Jul)