PESAWARAN – Ketua Komisi ll DPRD Kabupaten Pesawaran Sucipto membantah adanya dugaan cetak sawah fiktif di tiga kecamatan, yakni Waylima, Kedondong dan Waykhilau,
“Sebab itukan kemauan masyarakat adanya cetak sawah,� kata dia didampingi Wakil Komisi ll Saptoni.
Kata dia, setiap progam pasti sudah terencana, baik terhadap dinas terkait maupun konsultannya.
“Kalau mekanisme pekerjaannya saya tidak tahu, karena lokasi tanah itu tadinya rawa. Makanya dibuat tanggul untuk menangkis air yang akan masuk di lokasi tanah tersebut, agar bisa ditanamkan padi terhadap masyarakat,” ujarnya.
“Yang jelas setiap progam pasti sudah tersusun, baik dinas nya maupun konsultan untuk mengerjakan itu. Mereka juga sudah mengukur lokasi itu mengunakan GPS, sebelum mengerjakan,” katanya.
Lanjutnya, progam tersebut diakuinya bersumber dana APBN. �Kalau di Kabupaten Pesawaran ini hanya memfasilitasi tempat saja dan itupun dikerjakan oleh pihak ketiga. Untuk lebih jelas, bagusnya tanya sama konsultannya,” jelasnya.
Sebelumnya kegiatan cetak sawah Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) di Kecamatan Waylima, Kedondong dan Waykhilau diduga fiktif. Begitu diungkapkan tokoh masyarakat Kabupaten Pesawaran Mualim Taher.
�Kemana kegiatan cetak sawah sampai sekarang tidak ada rupanya. Sementara anggarannya sekitar Rp7 milyaran,� kata Mualim Taher, Rabu (31/10).
Mualim mengatakan, dirinya sudah mendatangi DPRD untuk mempertanyakan kegiatan cetak sawah yang diduga tidak dilaksanakan.
�Saya sudah mendatangi kantor DPRD untuk mempertanyakan cetak sawah yang tidak dibuat oleh (Distanak),� kata dia.
Sebab, kata dia, permasalahan ini belum ditindaklanjuti ke penegak hukum.
�Kita lihat dulu bagai mana DPRD menanggapi permasalahan ini. Apabila DPRD tidak bisa menyelesaikan maka kita akan laporkan ke penegak hukum, khususnya Polda Lampung,� bebernya. (don)