LAMPUNG BARAT – Focus Group Discussion (FGD) membangun ekonomi kreatif berbasis komoditi kopi Kabupaten Lampung Barat tahun 2018, secara resmi di buka wakil Bupati Lambar, Drs Mad Hasnurin, di Aula Kagungan Lambar, Selasa (27/11) kemarin.

Acara diskusi dengan Narasumber Drs. M. Laba Sudarno dari Balitri, Handoko Hendroyono yang merupakan Founder Viva Barista dan Filosopi Kopi, Andika Yuwono dan Mia Laksmi Handayani Instruktur Coffelab 5758 Bandung.Dan dihadiri oleh OPD, penyuluh pertanian, pelaku usaha kopi, peratin dan Badan Usaha Milik Pekon.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Lambar, Mad Hasnurin mengatakan bahwa 86,54% masyarakat Lampung Barat bermata pencaharian petani kopi. Sehingga setiap pergerakan ekonomi yang diterima masyarakat sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Lampung Barat.

�Hal ini membutuhkan adanya upaya pembangunan yang lebih�kreatif dalam rangkaian agribisnis perdagangan kopi dan keragaman produk turunannya maupun keragaman mutu hasil dari kopi itu sendiri,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, melalui FGD ini, diharapkan akan mampu memunculkan sebuah gagasan kreatif yang dapat dan menjadi komitmen bersama dalam meningkatkan perekonomian daerah dengan icon syurganya penikmat kopi, bertumbuhnya IKM dan UKM kopi yang telah menembus lebih 100 pengusaha dan terus dipacu pertumbuhannya dengan� menjadikan kopi sebagai bagian usaha Badan Usaha Milik Pekon (BUMP).

�Setidaknya kedepan diharapkan akan muncul 1 kecamatan dengan 1 BUM pekon pengelola kedai kopi maupun produsen kopi,� harapnya.

Pada� kesempatan tersebut, ia juga mengatakan beberapa prestasi yang diukir produk Kopi Robusta Liwa (Korolla) pada tahun ini yaitu penghargaan Bronze gourmet oleh kopi milik pak Trimanto (Bedudu) dan juara III pada kompetisi kopi spesialty Indonesia�oleh kopi milik Jamaluddin (Talang Panjang, Trimulyo).

Selain itu, disetujuinya pelepasan empat varietas unggul lokal kopi robusta Liwa Lampung (korolla) pada sidang pelepasan varietas tanaman perkebunan untuk varietas klon tugu kuning sebagai korolla�1, tugu hijau sebagai korolla 2, lengkong sebagai korolla 3, bodong jaya sebagai korolla 4 yang pada tanggal 27 agustus telah diterbitkan Tanda Daftar Varietas Lokal (TDLV) oleh Kementerian Pertanian RI.

“Dalam rangka memperkuat perekonomian daerah dengan semboyan Beguai Jejama, beberapa kebijakan pembangunan perkebunan kopi Lampung Barat disampaikannya antara lain Pembangunan Agro Tekno Park (ATP) kopi robusta Liwa Lampung Barat (korolla), pembangunan sekolah kopi, pengembangan kampung kopi Rigis, pengentasan kemiskinan petani kopi melalui program intensifikasi dan pendampingan, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu kopi dan penyediaan sarana pasca panen kopi,� tutupnya.

Kepala Pelaksana yang juga Kepala Dinas Perkebunan Lambar Tri Umaryani, melaporkan bahwa FGD ini bertujuan untuk membangkitkan kreativitas masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah kopi melalui produksi, mutu dan produk turunannya baik secara mandiri sebagai bagian dalam pengelolaan�produk unggul kopi dan diharapkan dapat memicu komoditi kopi sebagai motor penggerak utama perekonomian Lampung Barat. (Jul)