LAMPUNG TIMUR – Keberhasilan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Cluster Surya Mina Lestari yang berlokasi di Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, kian mendapat perhatian dunia internasional. Terbaru, klaster tambak udang vaname tersebut dikunjungi perwakilan perusahaan asing asal Jepang.

Kunjungan ini menjadi sinyal kuat bahwa sistem budidaya udang vaname yang diterapkan Pokdakan Surya Mina Lestari berpotensi menjadi percontohan (role model) pengembangan udang, tidak hanya di Lampung Timur, tetapi juga di tingkat nasional. Hal tersebut disampaikan Bendahara Pokdakan Cluster Surya Mina Lestari, Dedi Cahyadi, saat ditemui pada Sabtu (20/12/2025).

Menurut Dedi, kunjungan perusahaan asal Jepang itu merupakan tindak lanjut dari penawaran produk perikanan yang sebelumnya telah dipresentasikan kepada sejumlah perusahaan luar negeri, khususnya trading company yang berbasis di Jepang.

“Mereka datang untuk melihat secara langsung produk-produk yang sebelumnya sudah kami tawarkan. Pada Jumat (19/12/2025), salah satu trading company Jepang mengunjungi langsung tambak udang vaname yang kami kelola,” ujar Dedi.

Ia menjelaskan, produk yang ditawarkan mencakup berbagai jenis olahan berbahan baku udang, baik udang laut maupun udang hasil budidaya. Namun, salah satu produk yang paling menarik minat calon mitra internasional tersebut adalah udang ebi (udang kering).

“Bahan baku udang ebi ini kami ambil dari udang vaname yang dihasilkan langsung dari tambak budidaya Cluster Surya Mina Lestari,” jelasnya.

Dedi menambahkan, pihak Jepang ingin memastikan secara detail proses pengolahan, sumber bahan baku, hingga sistem budidaya yang diterapkan. Oleh karena itu, mereka turun langsung ke lokasi tambak untuk melihat secara langsung manajemen budidaya yang dijalankan Pokdakan.

“Mereka ingin tahu mulai dari proses produksi, sumber udang, sampai sistem tambaknya seperti apa. Dan setelah melihat langsung, mereka menilai konstruksi dan sistem budidaya di klaster ini sudah memenuhi standar yang mereka inginkan,” ungkapnya.

Tak hanya Jepang, minat serupa juga datang dari negara Mauritius di kawasan Afrika. Beberapa waktu lalu, perwakilan dari negara tersebut juga mengunjungi Lampung Timur dan menyatakan ketertarikan terhadap produk udang ebi berbahan baku udang vaname.

Dedi menegaskan, keunggulan udang ebi dari vaname terletak pada kualitas visualnya yang lebih menarik dengan warna kemerahan dibandingkan udang laut.

“Mereka bahkan membawa sampel udang ebi hasil olahan Pokdakan Surya Mina Lestari untuk diuji di negaranya masing-masing,” katanya.

Meski peluang ekspor terbuka lebar, Dedi berharap adanya dukungan nyata dari pemerintah pusat maupun daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Pemerintah Provinsi Lampung.

“Kami sangat berharap adanya bantuan dan support pemerintah, terutama dalam fasilitasi dokumen dan persyaratan administrasi ekspor, agar rencana ekspor udang ebi ini bisa segera terwujud,” harapnya.

Menariknya, Dedi juga mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2026, Pokdakan Surya Mina Lestari kembali dijadwalkan menerima kunjungan calon mitra dari China.

“Insya Allah bulan depan sudah masuk tahun 2026, akan ada tamu dari China yang ingin melihat langsung tambak udang kami,” pungkasnya.

Dengan kunjungan beruntun dari berbagai negara, Pokdakan Cluster Surya Mina Lestari kian mengukuhkan diri sebagai pionir budidaya udang vaname berbasis klaster yang berdaya saing global dan membanggakan Lampung Timur. (Rusman Ali)