BANDAR LAMPUNG – Provinsi Lampung telah menyelesaikan Tes Kemampuan Akademik tahap 2. Hasilnya, sebanyak 25.792 dari 56.253 (45,81 persen) siswa SLTA lulus passing grade masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Rinciannya, dari 38.099 peserta jenjang SMA, sebanyak 19.086 siswa dinyatakan lulus atau 50,10 persen. Sementara jenjang SMK, dari 15.064 peserta, 5.170 siswa lulus atau 34,32 persen.
Kemudian dari 23 SMA swasta di Bandar Lampung dengan total 3.090 peserta, sebanyak 1.536 siswa lulus atau sekitar 49,71 persen.
Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico mengatakan, kelulusan tersebut didasarkan pada pencapaian passing grade PTN yang dituju.
“Tes ini adalah bagian dari 5 level TKA yang kami siapkan sesuai arahan Gubernur Lampung, sebagai bekal siswa menghadapi UTBK tahun depan,” ujar Thomas.
Thomas melanjutkan, Disdikbud Lampung akan menggelar TKA level tiga pada Februari mendatang.
Pemprov menyiapkan pembelajaran tambahan dan bekerja sama dengan sejumlah bimbel untuk memperkuat kompetensi guru dan siswa. Di sekolah, pembelajaran difokuskan pada lima mata pelajaran, terdiri dari mapel inti serta mapel sesuai minat dan bakat siswa.
“Sekarang anak-anak sudah punya peta jalan. Mereka tahu target nilai yang harus dicapai, mapel apa yang perlu diperkuat, dan guru bisa melakukan treatment tambahan,” jelas Thomas.
Thomas menilai sebagian siswa belum terbiasa menghadapi model soal TKA yang menuntut kemampuan berpikir kritis dan mendalam.
Pemprov Lampung mendorong agar TKA level berikutnya juga dapat diikuti siswa swasta di kabupaten/kota, untuk meningkatkan kesiapan menghadapi UTBK dan seleksi masuk PTN 2026.
“Supaya mereka juga bisa mempersiapkan anak didiknya yang ingin melanjutkan kuliah dengan lebih baik lagi,” sambungnya.
Selain itu, Disdikbud menggelar Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang kedua pada 6 Desember untuk lebih dari 6.000 guru di empat mata pelajaran utama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru di sekolah.
“Setelah pemetaan selesai, kami lakukan penguatan kompetensi akademik, pedagogik, integritas, dan komitmen profesi guru,” tegasnya. (RMOL)

















