BANDAR LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menyelenggarakan Sosialisasi Moda CAWI (Computer Assisted Web Interviewing) pada Survei Industri Besar Sedang (IBS) Bulanan tahun 2024, Selasa (26/3/2024) di Ruang Command Center Diskominfotik Provinsi Lampung.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan antara lain Gubernur Lampung yang diwakili oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung, Kepala BPS Provinsi Lampung, sedangkan secara virtual bergabung juga Direktur Statistik Industri BPS Dody Herlando, serta Kepala BPS Kabupaten/kota se-Provinsi Lampung dan pelaku industri besar-sedang di Provinsi Lampung yang juga terhubung secara daring melalui media komunikasi Zoom Meeting.
Kepala BPS Provinsi Lampung Atas Parlindungan Lubis dalam sambutannya menyampaikan bahwa sektor industri memiliki peran penting dalam perekonomian Lampung. Pada tahun 2023, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 18,01 persen terhadap PDRB Lampung, dan menjadi sektor terbesar kedua setelah sektor pertanian.
Untuk menghitung nilai tambah yang dihasilkan sektor industri, BPS memerlukan data dari perusahaan setiap bulan. Pada kesempatan ini, BPS mensosialisasikan penggunaan moda CAWI untuk pengumpulan data IBS.
“Moda CAWI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengumpulan data. Dengan moda ini, perusahaan dapat mengisi data secara mandiri melalui web entry BPS, sehingga data terkirim lebih cepat, lebih mudah, dan kerahasiaannya terjamin” terang Atas.
Direktur Statistik Industri BPS Dody Herlando memaparkan data dan analisis terkini mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan Lampung.
Menurutnya, meskipun mengalami tekanan dari sisi ekspor dan impor, momentum pemulihan ekonomi di Lampung dan Indonesia tetap stabil. Pada kuartal keempat tahun 2023, sektor manufaktur di kedua wilayah menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun sedikit lebih lambat dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya.
Dody menambahkan bahwa data yang dihasilkan dari pendataan industri besar-sedang ini bersifat makro, yang mencerminkan pergerakan pertumbuhan ekonomi Lampung.
“Tidak perlu khawatir, data ini akan diolah dan dipublikasikan secara agregat, sehingga tidak akan membahayakan kerahasiaan data perusahaan” ujarnya.
Sedangkan Kepala Disperindag Provinsi Lampung Evie Fatmawaty menyampaikan bahwa proses pengumpulan data ini akan terjaga kerahasiaannya.
“Data makro yang dihasilkan mencerminkan pertumbuhan industri Provinsi Lampung. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada seluruh pelaku industri besar dan sedang di Lampung untuk berpartisipasi aktif dalam survei ini” bebernya.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi pelaku industri dalam pengisian data IBS melalui moda CAWI. Data yang akurat dan tepat waktu dari para pelaku industri sangat penting untuk menghasilkan indikator ekonomi yang valid untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam memajukan sektor industri di Lampung.
(Iman/Rilis)