KALIANDA —- Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo meninjau langsung korban bencana air pasang di RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (23/12/2018).
Pada kesempatan itu, Gubernur meminta seluruh jajaran mengutamakan penanganan tanggap darurat dan fokus pada pelayanan kepada para pengungsi.
“Pemerintah Provinsi Lampung mendahulukan penanganan tanggap darurat kepada korban jiwa dan pelayanan kepada para pengungsi. Hal itu terus kita lakukan dari semalam, mulai dari makanan, minuman, obat dan kebutuhan keseharian lainnya,” ujarnya.
Gubernur juga menjelaskan hingga saat ini 58 korban jiwa meninggal dunia dan 250 orang luka-luka.
“Dari laporan warga, khususnya yang sedang dirawat, masih ada keluarga yang hilang. Sehingga ada kemungkinan jumlah korban jiwa masih bisa bertambah,” jelas Gubernur Ridho.
Ridho menjelaskan dari semalam hubungan antar daerah telah terkonsolidasi, mulai dari jajaran internal Pemerintah Daerah, dukungan BUMN, dan TNI/POLRI untuk melakukan situasi keamanan sehingga tidak terjadi kepanikan lebih jauh.
“Segala upaya terus kami lakukan, seperti bantuan makanan, penanganan infrastruktur yang memutus badan jalan, dan penanganan korban jiwa,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Lampung melalui RSUD Abdul Moeloek, lanjut Gubernur, mendukung RSUD Kalianda dengan menggerakkan mobil rumah sakit keliling dilengkapi tim dokter spesialis untuk mencapai daerah yang terparah.
“RSUD Abdul Moeloek siap memberikan bantuan kepada RSUD Kalianda dalam menangani para korban jiwa seperti menurunkan sejumlah sdokter spesialis, kebutuhan obat, kamar operasi dan lainnya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Gubernur juga mendukung dan memberikan bantuan lainnya di tempat daerah terjadinya bencana seperti dapur umum, dan kebutuhan kesehariannya, dan penanganan tanggap darurat.
Dari hasil briefing bersama BMKG, pasang air laut sudah mulai turun dan cukup aman, sehingga masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing. Selain itu, aparat TNI juga bersiaga di lapangan untuk menjaga masyarakat yang kembali ke daerah.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat tsunami di Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) malam, pukul 21.30 WIB, sebanyak 67 orang. Para korban tewas dihantam gelombang setinggi 12 meter atau terbentur tembok dan balok kayu yang rubuh dihantam gelombang.
“Sampai pukul 11.00 WIB tadi, dari 200-an korban yang datang ke rumah sakit, sebanyak 22 orang adalah korban tewas. Mereka berasal dari Kota Kalianda dan warga desa-desa di wilayah pesisir di Kecamatan Rajabasa,” kata Direktur RS Bob Bazar Kalianda dr.Diah Anjarini, M.E.pid kepada Investor Daily, di Kalianda, Minggu (23/12).
Sementara itu, jumlah korban tewas di Kecamatan Rajabasa, Kalianda, mencapai 45 orang. “Jumlah korban tewas 45 orang. Sebagian besar dari Desa Way Muli Timur dan Kunjir yang berhadapan langsung dengan Gunung Krakatau,” ungkap Camat Rajabasa, Sunarsih Sabtudin. (rls)