BANDAR LAMPUNG –  Sejumlah pedagang yang menjadi korban kebakaran pasar penampungan Wayhalim merasa geram dengan lambatnya proses kepindahan ke pasar baru. Emosi dan kekesalan terlihat di kantor pasar, Minggu (21/1/18) siang.

Seorang pedagang wanita, yang diketahui sebagai pemilik kios sendal sepatu, bahkan sempat menjerit-jerit meluapkan emosinya. Ia mempertanyakan proses kepindahan yang berlarut-larut, juga proses pengundian yang terkesan tidak transparan.

“Kalau pindahnya tidak lambat, maka jadinya tidak akan seperti ini,” kata wanita yang diketahui bernama Eli ini di dalam kantor.

Kata dia, proses pengundian pembagian kios yang dijadwalkan Senin (22/1/18) juga terkesan sangat tidak terbuka.

“Kalau bukan karena kebakaran ini, semua tidak terbuka. Baru setelah ada kebakaran ini, semua pada sibuk,” ketusnya.

Sementara menurut Igo, pedagang lainnya, pihak keamanan harusnya bertanggungjawab dengan kebakaran ini. Pasalnya, setiap pedagang sudah membayar sebesar Rp2.000 per hari untuk biaya keamanan.

“Ada ratusan pedagang di sini. Mereka setor setiap hari Rp2.000. Kali kan saja coba, berapa yang mereka (pihak keamanan)  dapat dalam setiap harinya,” katanya. (ilo)