PESAWARAN – Meski tak dapat undangan resmi, anggota DPR RI Zulkifli Anwar, terlihat hadir di pengundian nomor urut paslon Bupati dan Wakil Bupati yang digelar KPU Pesawaran, Senin (23/9/24).

Kehadiran Zulkifli Anwar jelas menjadi buah bibir. Sebab, Zulkifli Anwar merupakan mertua dari calon Bupati Pesawaran, Nanda Indira. Di sisi lain, Zulkipli adalah kader Demokrat, yang dalam Pilkada ini memberikan perahu pada lawan menantunya, Aries Sandi-Supriyanto.

Zulkifli diketahui datang tanpa menggunakan ID card yang diwajibkan oleh peraturan KPU. Ketika masuk ke dalam lokasi, dirinya datang terkesan mendampingi menantunya yang merupakan calon Bupati Pesawaran Nanda Indira.

Ia terlihat mendapat akses tanpa kendala, meskipun persyaratan resmi mewajibkan penggunaan kartu identitas bagi seluruh yang hadir. Hal ini membuat banyak pihak mempertanyakan adanya perlakuan khusus tersebut.

“Kenapa beliau bisa masuk tanpa ID? Kami yang datang meliput malah tidak diperbolehkan masuk,” ungkap salah satu wartawan yang kecewa karena tidak diberi akses untuk masuk ke dalam untuk peliputan, yang enggan di sebut namanya.

Wartawan tersebut menyatakan bahwa ia dan beberapa rekannya hadir untuk meliput acara penting ini, namun terbentur masalah undangan resmi yang tidak mereka miliki.

Sementara awak media laiinya juga mengeluhkan hal yang sama atas hal tersebut.

“Ini adalah acara yang penting bagi masyarakat Pesawaran. Namun, kami yang bertugas justru tidak diizinkan masuk, sedangkan Zulkifli dan rombongan terlihat masuk tanpa hambatan,” ujar seorang wartawan lain yang tidak ingin disebutkan namanya.

Selain kehadiran Zulkifli yang dipertanyakan, hal lain yang menjadi sorotan adalah bagaimana akses media yang seharusnya diberikan, justru dibatasi. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi kalangan wartawan yang merasa terhalang untuk melaksanakan tugas mereka dalam meliput proses pemilu yang menjadi perhatian publik.

Menurut aturan KPU, semua yang hadir di acara pengundian nomor urut Paslon wajib menunjukkan ID card atau undangan resmi dari KPU. Namun, tampaknya peraturan ini tidak diberlakukan secara konsisten, setidaknya pada beberapa pihak tertentu, termasuk Zulkifli Anwar.

Tentunya masyarakat mempertanyakan netralitas dan keadilan dalam proses pengundian nomor urut ini.

“Jika aturan ini saja sudah tidak ditegakkan dengan adil, bagaimana kita bisa berharap pemilu berjalan transparan?” ucap seorang pengamat yang mengikuti perkembangan politik di Pesawaran yang enggan di sebutkan nama.

Acara pengundian nomor urut pasangan calon ini seharusnya menjadi momen penting yang terbuka untuk publik, termasuk media. Namun, dengan adanya insiden ini, muncul kekhawatiran mengenai transparansi dan independensi pelaksanaan pemilu di wilayah tersebut.

Sementara Ketua KPU Pesawaran, Yatin Putro Sugiono mengakui tidak memberikan undangan kepada Zulkifli Anwar secara khusus.

“Kami tidak mengundang beliau, tetapi karena Zulkifli Anwar adalah anggota DPR-RI Komisi II yang membidangi pemerintahan, termasuk hubungan dengan KPU dan Bawaslu, kehadirannya bisa dianggap sebagai bagian dari tugasnya,” pungkasnya. (tim/red)