BAKAL Calon Gubernur (Bacagub) Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, S.E., S.H., angkat bicara terkait majunya dia mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung periode 2019-2024. Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Provinsi Lampung tersebut menegaskan jika keinginannya semata-mata memenuhi cita-cita dan pesan sang ibunda, Hj. Nur Almah, yang pernah mengajar sebagai guru di Sekolah Taman Siswa, Telukbetung. Sebenarnya jika hanya menginginkan jabatan, beberapa kali dirinya ditawarkan berbagai jabatan di tingkat pusat, seperti duta besar atau jabatan setingkat menteri. Namun beberapa kali pula ini ditolaknya. Harapannya cuma satu. Dia ingin menjadi gubernur, sehingga Provinsi Lampung yang dicintai dan menjadi tanah kelahirannya ini menjadi maju, aman dan sejahtera. Tidak tertinggal dengan provinsi lain, seperti kondisi yang terjadi saat ini.
Pada kesempatan ini, Alzier pun berharap Pilgub nanti bisa berlangsung jujur dan adil (jurdil). Menurutnya kini sudah saatnya partai politik atau berbagai elemen masyarakat tidak lagi berpikir sesaat. Yakni menggadaikan pilihannya hanya karena money politik atau bagi sembako dan bagi-bagi gula seperti periode sebelumnya. Berikut wawancara Bukhori Muzzammil, Penanggungjawab SKH BE1 Lampung bersama M. Alzier Dianis Thabaranie di kediamannya Jl Arif Rahman Hakim, Bandarlampung, Jum’at (16/6) lalu.
Selamat Pagi, semoga sehat selalu. Bicara pilgub 2018 mendatang, sepertinya anda tidak kapok dan terus maju, meskipun beberapa kali gagal ?
“Jangan keliru, tahun 2002 saya yang menang Pilgub Lampung. Namun karena alasan politis, saya tidak dilantik. Dan alhamdulillah, meski sempat diangkut pakai Helikopter oleh polisi, Allah SWT masih melindungi. Tidak pernah sedetikpun, saya di penjara. Tapi sudahlah. Ini masa lalu. Saya ambil hikmahnya agar lebih matang dan dewasa berpolitik. Dan buktinya saya masih tetap eksis dengan menjadi Ketua DPD Partai Golkar Lampung dan lainnya. Jadi semua kita syukuri. Sekarang saatnya menatap kedepan.
Lalu pada pilgub tahun 2008 ?
“Itu pun saya menang, karena ada pembatalan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lampung terhadap pasangan lain yang unggul. Tapi ya lagi-lagi, saya hanya berpasrah diri, karena ada permainan politik saya tak kunjung dilantik. Kemudian pilgub terakhir tahun 2014, saya akui memang “mengerem”. Sebab kita ketahui saat itu, ada pasangan calon yang disupport taipan dan perusahaan gula. Beratus-ratus miliar atau bisa triliunan dana perusahaan ditumpahkan ke masyarakat. Belum lagi ribuan ton gula yang ditabur. Jujur saya tidak kuat melawan itu.
Lalu mengapa kali ini maju kembali, toh akan bertemu lawan atau taipan dan perusahaan yang sama yang akan menghadang?
Kali ini saya harus melawan sepenuh hati. Untuk itu saya berharap, partai politik atau masyarakat tidak lagi berpikir sesaat. Menjadi gelap mata dan memilih pasangan money poltik atau membagi gula dan sembako. Padahal hasilnya apa ? Pembangunan Lampung jadi taruhan. Liat kondisi partai pengusung. Hanya karena mengambil duit sesaat, namun setelah sang cagub atau wagub menang, malah dilupakan. Tidak ada lagi perhatian calon yang diusung dulu. Kantor mereka terkesan tidak layak. Ini tidak boleh terjadi lagi. Jika saya takkan lupa. Saya akan prioritaskan sarana dan prasarana partai pengusung untuk ditingkatkan dan diperbaiki.
Terus terhadap kondisi masyarakatnya?
Sama saja. Karena memilih diimingi money politik atau terpengaruh bagi sembako dan gula, kehidupan masyarakat justru makin susah. Anak-anak tidak bisa memperoleh sandang dan pangan cukup. Tingkat kriminal tinggi karena himpitan ekonomi. Tambah lagi angka putus sekolah meningkat karena kesulitan biaya. Belum lagi sarana infrastruktur hancur. Jalan dan jembatan rusak. Harga pertanian anjlok, sementara harga barang pangan dan pupuk tinggi.
Ini semua tidak benar. Harusnya ini bukan hanya tugas saya mengingatkan. Tapi juga tugas semua elemen masyarakat termasuk perguruan tinggi dan media massa guna melakukan pendidikan politik. Mereka harus kampanyekan jangan lagi pembangunan di Lampung digadaikan hanya karena money politik atau bagi gula dan sembako. Liat anak cucu kedepan, jangan hanya nafsu sesaat, tapi pembangunan hancur.
Lantas kedepannya gubernur yang terpilih harus bagaimana ?
Ya gubernur harus yang cerdas. Harus bisa menggali investasi dari luar. Ini dapat dilakukan mengingat Lampung kaya potensi sumber daya alam dan pertambangan. Ditambah keindahan alam. Jadi kalau gubernur hanya mengandalkan dana APBD atau APBN yang hanya berkisar empat sampai tujuh triliun, itu namanya gubernur tolol. Anak sekolah dasar juga bisa menjadi gubernur seperti itu. Mengapa ? Sebab sampai kiamat Lampung tidak akan maju dan terus tertinggal.
Bisa dijelaskan lebih jauh tentang gubernurnya yang dimaksud ?
Intinya gubernurnya ya harus cerdas. Jangan tolol. Sedikitnya kita membutuhkan dana 100 triliun untuk membangun dan itu bisa kita gali. Catat Lampung ini kaya-raya . Kalau sekarang liat gubernurnya. Untuk sekedar menghias lampu menara siger tidak bisa. Kita malu liat provinsi lain. Pembangunan di Sumatera Selatan atau Pekan Baru, misalnya. Dulu mereka sama atau malah lebih tertinggal dari kita. Tapi sekarang mereka yang maju pesat pembangunannya. Kita tertinggal jauh.
Harapannya terhadap gubernur yang harus terpilih nanti?
Yang memiliki kemampuan. Tidak menyusui dan mandiri. Kalau saya jelas mandiri. Orangtua sudah meninggal dunia. Putra-putri saya sudah mapan. Lalu tidak ada perusahaan yang menunjang saya. Tidak ada taipan-taipan yang menyokong.
Untuk diketahui semua, mana ada calon yang bisa memasang banner di seluruh Provinsi Lampung, ada wayangan, jika tidak dibantu cukong atau taipan. Nah yang kita khawatirkan lima tahun kedepan. Nanti pajak-pajak cukong atau perusahaan ini dilewati, semua diberesin, tanah-tanah rakyat dicaplok, izin-izin digadaikan dan lain-lain. Jadi mari kita semua berpikir sehat. Cukup pengalaman pilgub 2014 lalu menjadi pelajaran pahit. Gubernurnya hanya gagahan. Bisanya hanya ikut lomba menembak. Tapi untuk pembangunan nol. Belum lagi disibukan dengan berbagai dugaan skandal wanita. Inilah jika gubernurnya belum matang. Masih terbawa emosi. Ujungnya kita semua yang harus menjadi korban dan hanya bisa mengelus dada.
Kalau penilaian terhadap calon petahana seperti Herman HN (Walikota Bandarlampung, Mustafa (Bupati Lampung Tengah), atau Mukhlis Basri yang juga punya niat untuk maju pilgub?
Kalau ini saya minta semua pemimpin amanah dengan jabatan. Jika masa bakti belum selesai sesuai yang diberikan rakyat, baik sebagai Bupati/Walikota, baiknya pertimbangkan dulu secara matang. Sebagai sahabat, teman dan kakak, saya ingin mengajak mereka fokus saja amanah yang diemban. Jangan terburu-buru, emosional, dan hilang kesadaran mencalonkan diri sebagai cagub. Jadi cagub itu berat. Dibutuhkan kedewasaan dan kematangan. Bukan gagah-gagahan.
Setelah selesai dan teruji, baru boleh naik kelas ketingkat cagub. Jangan seperti sekarang yang terkesan memaksa diri. Imbasnya pakai fasilitas negara, anggaran hibah untuk sosialisasi atau lainnya. Lalu ada lagi, pemimpin yang hanya karena ingin terlihat berprestasi, maka kepala daerah yang bersangkutan melakukan pembangunan dengan cara melanggar aturan.
Anda sepertinya sangat khawatir sekali?
Tentu saja. Saya takutnya nanti mereka tercebur. Saat gagal pilgub mulai pusing. Diintip dan diusut kasusnya oleh aparat penegak hukum. Percayalah hidup dipenjara itu tidak enak. Belum lagi ditambah dikejar hutang. Ujungnya korupsi, maling duit rakyat. Dan yang rugi adalah rakyat.
Bicara visi-misi, apa yang ingin diwujudkan guna membangun Lampung lima tahun mendatang ?
Untuk visi saya menawarkan Mewujudkan Lampung yang religius dan sejahtera dengan identitas budaya lokal.
Lantas mengenai misi ?
Ada enam program yang saya tawarkan membangun Provinsi Lampung. Pertama membangun perekonomian rakyat berbasis keterampilan, tekhnologi, modal, dan pasar yang bermitra dengan usaha menengah-besar dan ramah investasi. Kedua menuju pendidikan bermutu dan bermartabat dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdayaguna dan ketiga mempercepat pembangunan dan peningkatan infrastruktur. Selain itu saya juga ingin membangun perpustakaan guru terbesar, ini sebagai penghormatan kepada para guru termasuk ibunda saya yang juga merupakan seorang guru.
Selanjutnya misi yang lain?
Keempat meningkatkan kesejahteraan buruh, petani, nelayan dan pekerja informal. Kelima meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan daerah. Dan terakhir mewujudkan tata kelola pemerintahan yang modern dan bersih dari KKN. Mudah-mudahan visi dan misi yang saya sampaikan dapat menjadi alternatif pilihan kepada masyarakat Lampung dalam menentukan sikap pada Pilgub 2018 mendatang. Sekali lagi bukan karena tergoda money politik atau bagi-bagi sembako dan gula. Ingat Lampung bisa hancur jika begitu.
Bisa dijelaskan lebih jauh terkait langkah yang ditempuh guna mewujudkan visi dan misi tersebut ?
Pasti. Nantinya saya akan mengembangkan agroindustri berbasis agrobisnis. Dalam hal ini pemerintah daerah harus mampu memelopori pengembangan sistem pertanian dan jaringan informasi yang menjangkau dari hulu hingga ke hilir, termasuk penyediaan modal sampai mempersiapkan pasar.
Kemudian menggaet investor sebanyak-banyaknya sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Selanjutnya mengembangkan sektor pariwisata untuk dijadikan program unggulan. Sektor ini memiliki potensi besar jika digarap dengan baik dan benar.
Masih ada yang lain?
Iya. Kemudian kita akan membangun sektor pendidikan dan kesehatan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap. Pelayanan pendidikan nanti harus dinikmati masyarakat secara gratis. Lalu, saya akan memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya termasuk akses publik terhadap informasi.
Dan kita tidak hanya berhenti disini. Kedepannya akan dibangun infrastruktur transportasi terpadu darat, laut dan udara serta daya dukung listrik dan air bersih.
Terakhir saya ingin mewujudkan penegakan hukum dan reformasi birokrasi serta memberikan jaminan kepada rakyat dan investor yang akan menanamkan modalnya sehingga semua kalangan dapat berusaha dengan aman dan hidup dalam suasana tertib dan nyaman.
Ada pesan yang masih ingin disampaikan agar nantinya pilgub berjalan jurdil sesuai harapan kita semua ?
Saya sangat berharap dan memohon kini saatnya partai politik atau berbagai elemen masyarakat, termasuk media massa dan akademisi perguruan tinggi tidak lagi berpikir sesaat. Yakni menggadaikan pilihan dan aksi dukung mendukung hanya karena money politik atau menerima paket sembako dan bagi-bagi gula seperti periode sebelumnya. Mari gunakan akal sehat. Jangankan biarkan Lampung terpuruk. Mari kita sayangi anak dan cucu kita sehingga mereka nanti yang bisa menikmati pembangunan yang ada. Jangan sekali-kali hancurkan harapan mereka, hanya karena gelap dalam memilih pemimpin dikarenakan money politik, bagi sembako atau gula dua kilogram. Imbasnya Lampung menjadi hancur. (red)