PESAWARAN – Ani (38) warga Desa Waylayap Dusun Binong Kecamatan Gedongtataan Pesawaran yang menderita penyakit lumpuh, akhirnya dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung, Selasa (12/11/19). Itu dilakukan setelah ia melakukan pemeriksaan di RSUD Umum Pesawaran.
dr Metran Ditama, spesialis penyakit dalam mengatakan, Ani harus di rujuk ke rumah sakit type B atau RSUD provinsi.
“Karena (Ani, red) setelah saya periksa di UGD ternyata fisik dia bagus dan untuk kondisi vital cukup baik.Namun dalam pemeriksaan, ada kelemahan bergerak. Maka kita harus merujuk ke RSUD Abdul Moeloek sebagai RSUD tipe B untuk perawatan bagian saraf. Kalau RSUD Umum Pesawaran masih keterbatasan dokter untuk menanganinya,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesawaran, Harun, membantah pihaknya tidak perduli dengan kondisi Ani (38) yang menderita lumpuh belasan tahun lalu.
Kata dia, kondisi Ani yang warga Desa Waylayap Dusun Binong itu sama sekali tidak diketahui Dinkes akibat tidak adanya laporan dari pihak bidan desa dan pihak Puskesmas Gedongtataan.
�Saya tidak tahu itu, baru tahu setelah adanya berita ini. Dari bidan maupun puskesmas tidak ada laporan. Makanya saya tidak tahu. Itu saya sudah suruh dari Puskes untuk turun langsung,�ungkapnya.
Diketahui, Ani menderita kelumpuhan sejak belasan tahun. Ia tak mampu berobat karena ketiadaan ekonomi. Apalagi ia tak memiliki suami sebagai sandaran hidup.
Ani bercerita, kelumpuhan itu dialaminya ketika anaknya Yati Sakila, masih berusia sekitar tiga bulan.
�Sampai sekarang, anak saya sudah 18 tahun dan duduk di bangku SMK Pelita kelas 3,� ungkapnya saat ditemui dikediamannya Kamis (7/11/19).
Ani mengatakan, semakin lama kondisi kakinya semakin mengecil. Sementara tangan tak bisa lagi digerakkan.
�Saya hidup menjanda, dan sehari-harinya hanya ditempat tidur dan numpang hidup sama orang tua,�katanya.
Sementara, Sanah (60) ibu dari Ani mengatakan, anaknya menderita sakit lumpuh sejak 18 tahun lalu. Itu setelah habis melahirkan anaknya.
�Anak saya ini pernah berobat di klinik Asoffa sejak tahun 2012 lalu. Itupun hanya mengecek. Nah, sampai saat ini belum pernah lagi untuk berobat di tenaga medis, karena kebentur dengan biaya,�ujarnya.
�Makan saja disuapin mas, dan mandi buang air kecil, besar dibopong. Kami berharap kepedulian Pemerintah Pesawaran,� pungkasnya. (Don)