TUBABA – Dalam presentasi proses pengembangan Kopi Tubaba, Lee Purwanti selaku bos Sugar Group memberikan apresiasi baik atas cita rasa Kopi Tubaba, rasa kopi yang berbeda dengan jenis kopi daerah lain.
Kopi Tubaba memiliki citarasa yang khas. Untuk itu Ia meminta kepada orang nomor satu Tubaba Umar Ahmad untuk mengembangkan jenis kopi tersebut.
“Saya akan ajak warga Tubaba untuk bekerja sama dengan kami mengembangkan Kopi Tubaba. Kami siap menampung berapa saja, boleh saja lima sampai seribu ton per tahunnya dengan sarat konsistensi warganya untuk terus mengembangkan dan membudidayakan kopi,” katanya, Kamis (29/2019).
Bertempat di rumah Baduy Uluan Nughik, Nyonya Lee menyebutkan, “Memang banyak tanaman kopi di daerah lain yang tentunya memiliki berbagai citarasa, namun apa salahnya Tubaba ikut andil dalam bisnis minuman ini.”
Ny. Lee juga menyebutkan kegigihan bupati sangat luarbiasa. ” Saya semestinya pada hari ini sangat sibuk di perusahaan saya, karena saat ini masih dalam proses panen tebu. Namun saya melihat kegigihan dan semangat Pak Umar dengan rakyatnya, saya sangat tersanjung, Pak Umar benar-benar memikirkan kemajuan rakyatnya sehingga sesibuk saya hari ini sempat mengajak rekan-rekan saya untuk menghadiri Festival Tubaba dan mencicipi Kopi asli Tubaba,” katanya.
Sementara itu, Rumah Kopi Ranin atau Rumah Tani Indonesia asal kota hujan Bogor sebagai pengracik kopi yang digagas dua orang sahabat bernama Tejo Pramono dan Uji Sapitu diundang langsung oleh Bupati Tubaba, sengaja meracik dan mencari Kopi Tubaba yang didapatkan dari pekarangan rumah-rumah warga Tubaba.
Uji Sapitu menyebutkan Tubaba kaya akan Kopi excelsa merupakan
varietas kopi liberica dengan nama ilmiah Coffea liberica var. dewevrei ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. Hingga saat ini klasifikasi dan nama ilmiah kopi excelsa masih diperdebatkan, tak heran bila kopi ini memiliki banyak nama sinonim.
Kopi excelsa tidak banyak diperdagangkan. Kebih dari 90% perdagangan kopi dunia didominasi jenis arabika dan robusta. Sehingga budidayanya juga dilakukan secara terbatas.
“Di Indonesia kopi excelsa bisa ditemukan di perkebunan kopi dataran rendah seperti Jambi dan Kepulauan Riau namun kopi jenis ini juga sama nikmatnya dengan kopi-kopi lain yang juga memiliki cita rasa yang khas dan itu semua tergantun pada para penikmat kopi, tinggal pilih sesuai selera namun untuk kopi jenis satu ini juga cukup diperhitungkan nilai ekonomisnya sebab banyak juga penikmatnya namun kurang bahan bakunya,” tambahnya. (Jazuli)