BAKAL Calon Gubernur (Bacagub) Lampung yang akan ikut kontestasi Pilkada Serentak, 27 November 2024 mendatang mengkrucut. Ada 5 nama yang berpotensi “bertarung” merebut rekomendasi partai politik (parpol). Utamanya sebagai nomor 1 yakni Calon Gubernur (Cagub) Lampung Periode 2024-2029.

Mereka adalah Incumbent Gubernur Lampung yang segera lengser 12 Juni 2024 mendatang, yang juga Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal Djunaidi. Lalu mantan Bupati Tulang Bawang yang sekarang duduk sebagai anggota DPR-RI, Hanan A.Rozak.

Kemudian Ketua DPD Partai Gerindra Lampung, Rahmat Mirzani Djausal. Selanjutnya Ketua DPW Partai Nasdem Lampung, yang juga mantan Walikota Bandarlampung, Herman HN. Dan terakhir kader PDI-Perjuangan mantan Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Ahmad.

Disisi lain, sesuai komposisi perolehan kursi di DPRD Lampung, ternyata paling banyak hanya empat pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung yang dapat mendaftar di KPU. Sesuai persyaratan untuk mengajukan pasangan calon hanya bisa diajukan oleh parpol atau gabungan parpol yang perolehan kursinya di DPRD Lampung minimal mencapai 20 persen.

Di DPRD Lampung ada 85 kursi. Terbagi habis sudah. Pertama Partai Gerindra dengan 16 kursi. Disusul PDI-P 13 kursi, PKB 11 kursi dan Partai Golkar 11 kursi. Selanjutnya, Partai NasDem 10 kursi, Partai Demokrat 9 kursi, PAN 8 kursi dan PKS 7 kursi.

Dengan demikian berdasarkan perolehan kursi hasil Pemilu Legislatif, 14 Februari 2024 lalu, diketahui tak ada satu pun parpol yang dapat mengusung pasangan calonnya sendiri. Semua wajib berkoalisi guna mencapai kuota minimal 20 % kursi di DPRD Lampung, yakni sedikitnya 17 kursi.

Lantas siapa yang akan terus melaju dan yang akan terjatuh ? Atau bisa jadi memilih mengalah ? Tidak lagi mengejar kursi BE-1 sebagai Calon Gubernur Lampung. Melainkan rela “turun kasta” menjadi “ban serep” sebagai Calon Wakil Gubernur Lampung ?

Kita tunggu saja. Sebab pendaftaran pasangan calon oleh parpol di KPU  baru akan dilakukan pada tanggal 27 sampai dengan 29 Agustus 2024 mendatang. Dan semua kemungkinan, masih bisa terjadi dan sangat-sangat dinamis. Bisa membuyarkan segala prediksi.

Tugas kita sekarang menonton. Biarkan mereka “bertarung”, sambil menikmati segala “suguhannya”.  Ada dangdutan gratis, jalan sehat, nobar, temu kader, dan mungkin juga bagi-bagi sembako, doorprize hingga sedekah daging kurban.

Nikmati semuanya. Jangan hanya parpol saja yang “bersukacita dan bergembira” dari sang calon. Dengan alasan untuk menggerakan mesin partai, kerja-kerja politik, biaya survei, pelatihan-uang saksi, serta masih panjang lagi judulnya. Wassalam (bukhori muzzamil)