METRO – Terkait beredarnya informasi dugaan penganiayaan terhadap narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Metro yang diduga dilakukan oleh oknum pegawai Lapas setempat, Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Febriyanto membantah informasi tersebut.

Febriyanto menyampaikan, informasi dugaan penganiayaan terhadap Narapidana bernama Edi Bin Tajudin tersebut tidaklah benar.

Menurutnya, Edi terlibat perkelahian antar narapidana hingga merembet ke sipir Lapas.

“Ini perkelahian bukan penganiayaan. Dia kan berkelahi dengan nantang pegawai. Dia bilang kalo di sel merah dia goyang tralis, ternyata kejadian benar-benar. Dia goyang tralis dan dampaknya bikin heboh, dan narapidana itu sudah pada keluar dan sampai saat ini saya sembunyikan ini, tapi karena Pers sudah mendapat informasi ya kita lurusin informasi ini. Jadi begini, pada saat saya konfirmasi ke anggota saya memang benar ada perkelahian sampai dengan pengeroyokan tapi bukan dilakukan oleh petugas. Jadi awalnya ini anak menerobos pintu, dia marah dan ngamuk. Alasanya dia marah karena dia tidak terima ditegur saat sempat ribut dengan temannya hingga merembet ke petugas. Ini murni perkelahian antar napi, bukan penganiayaan. Dan saat itu ketika ribut massa narapidana ini ikut melakukan pemukulan juga,” terangnya saat dikonfirmasi awak media diruang kerjanya, Jum’at (19/10/2018).

Febriyanto mengaku kecolongan atas insiden tersebut. Menurutnya, Narapidana 365 kasus pencurian dengan kekerasan pindahan dari Lapas Kota Bumi tersebut telah merusak citra Lapas kelas II A Metro.

“Kejadian itu setelah jam besukan, sekira pukul setengah sebelas pagi. Napi ini terima putusan tujuh tahun. Dia baru seminggu di Lapas Metro sudah buat ulah, dan ini baru pertama kali terjadi selama saya menjadi KPLP disini. Kita juga sudah konfirmasi ke lapas Kota Bumi memang mereka mengaku memang trakrecord narapidana ini suka bikin ulah. Kita kecolongan, karena selama ini Metro kondusif dan tenang. Dan kali ini kita benar-benar kecolongan dan dengan ini kita harus meningkatkan keamanan,” bebernya.

Dirinya juga memastikan, pasca terjadinya dugaan penganiayaan kondisi Edi dalam keadaan baik. Otoritas Lapas setempat hingga kini masih melakukan penyelidikan siapa saja yang terlibat insiden pemukulan tersebut.

“Saat ini korban pemukulan ini sehat, nyata dan santai, kita kasih makan, rokok dan ketawa-ketawa enak. Masih dalam perawatan dan pengawasan. Sementara sampai saat ini masih kita lakukan penyelidikan terkait siapa saja yang terlibat perkelahian. Kita sudah ada tim, dan kita belum bisa memastikan target waktu pengungkapan para pelaku. Dan saat ini juga pimpinan lagi cuti,” pangkas KPLP kepada awak media.

Sementara itu dari pengakuan keluarga korban yang enggan identitasnya dipublikasikan mengaku mendapatkan informasi atas dugaan penganiayaan yang menimpa Edi tersebut.

“Kami datang kesini minta tolong supaya di Lapas tempat saudara kami menjalani hukuman tidak lagi berbuat arogan. Kami orang susah tidak ada pembelaan hukum, ya mudah-mudahan setelah ramai diberitakan media massa atas hal semacam ini tidak terjadi lagi dilapas, tidak ada lagi kekerasan di dalam lapas metro,” harap CH saat menginformasikan peristiwa tersebut ke sejumlah awak media.

CH mengaku, berdasarkan informasi yang di dapat dari korban bahwa dugaan penganiayaan tersebut dilakukan oknum pegawai Lapas atas perintah atasannya.

“Kalo pengakuan Edi, oknum pegawai lapas yang menganiaya, dan itu diduga diperintahkan oleh KPLP. Ya seharusnya pihak lapas itu memberikan perlindungan bukan seperti ini. Kami harap supaya hal ini tidak kembali terjadi menimpa Edi,” harapnya.

Hingga berita ini diturunkan, sejumlah awak media yang mengkonfirmasi ke Lapas Kelas II A Metro tidak diberikan kesempatan melakukan wawancara terhadap Narapidana Edi. (Arby)