BANDARLAMPUNG � KPU dan Bawaslu Lampung diminta dapat membuat terobosan mengawasi melimpahnya dana kampanye pasangan Calon (Paslon) Gubernur – Wakil Gubernur lampung, Arinal Djunaidi-Chusnunia. Sebab, berdasarkan PKPU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota, diatur batas maksimal sumbangan�yang diperbolehkan. Misalnya dana bantuan perusahaan atau pengusaha di luar pemerintah sebesar Rp750 juta. Sementara batas maksimal sumbangan perseorangan Rp75juta.

�Bikin kebijakannya. Karena KPU bisa melakukan diskresi. Nanti kalau memang ada indikasi pelanggaran, KPU-Bawaslu bisa menelusuri. Jika terbukti dan�bukan kewenangan, mereka bisa melapor ke PPATK atau Direktorat pajak adanya aliran�dana tidak wajar, jadi biar tidak pasif�dan terpaku aturan,� saran akademisi Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila), Dr. Budiono S.H., M.H.

Ketua Jurusan Hukum Tata Negara (HTN) FH Unila ini berharap penyelenggara pemilu melakukan terobosan guna mengantisipasi sumbangan dana kampanye ke paslon melebihi ketentuan undang-undang.

�Jadi perlu kreasi dari KPU dan Bawaslu menjaga jalannya pemilu yang jujur dan adil. Langkah ini untuk menghindari kepala daerah terpilih terjerat akan kepentingan koorporasi maupun perseorangan,� ucapnya.

Sebelimnya M. Alzier Dianis Thabranie menyorot keikutsertaan Arinal Djunaidi sebagai Cagub Lampung. Menurutnya sebagai salahsatu tokoh masyarakat Lampung, dia berharap Bawaslu Lampung bersikap tegas. Caranya mengawasi dan menegakkan aturan yang ada.

�Bahkan saya minta Bawaslu membatalkan paslon nomor urut 3 Arinal-Nunik. Sebab sebagai Pensiunan PNS, mana bisa yang bersangkutan naik helikopter kemana-mana saat kampanye. Ini gak masuk akal,� jelas Alzier.

Dilanjutkan Alzier apa yang diperbuat Arinal Djunaidi selama ini tak masuk akal, jika tidak dibiayai oleh PT. Sugar Group Companies. �Jadi baiknya dibatalkan, didiskualifikasi,� tegasnya.

Menurut Alzier, dia sangat prihatin jika Provinsi Lampung dipimpin pemimpin yang tidak memiliki wibawa. �Sebagai tokoh Lampung, miris melihatnya, mau dibawa kemana Lampung kedepan. Masak ada Cagub yang tidak berwibawa dipeluk-peluk oleh Boss PT. SGC (Purwanti Lee) di setiap ada kegiatan kampanye, mau jadi apa ini Lampung,� tuturnya lagi.

Untuk itu, Alzier yang pada kesempatan ini mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI Dapil Lampung, mengajak masyarakat agar memilih pemimpin yang tidak dimodali cukong-cukong. �Tulis besar-besar. Media jangan takut-takut. Harus berani memberitakan, jangan sampai nanti abis Pilgub kita diacak acak. Pilih dan cari pemimpin Lampung yang gak dimodali oleh cukong,� tandasnya.(red/net)