JAKARTA– Ade Armando babak belur dipukuli massa dalam aksi demo 11 April di Jakarta. Ia juga nyaris ditelanjangi. Dan Polisi dikabarkan sudah menangkap pelakunya.

Meski diduga bukan dilakukan mahasiswa, pengeroyokan Dosen komunikasi Universitas Indonesia diduga dipicu oleh pernyataan-pernyataannya yang kerap menyulut kontroversi.

Beberapa diantaranya;

Ade Armando kerap memprotes kebijakan penghafal Alquran diterima di perguruan tinggi melalui jalur khusus. Sebelumnya, pada 25 Juni 2019, Ade Armando melalui akun facebooknya menyatakan dirinya tidak setuju penghafal Alquran bisa diterima perguruan tinggi negeri melalui jalur khusus.

“Saya menghargai bahwa ada anak-anak muda yang bersedia menghapal Al Quran. Tapi kemampuan menghapal Al Quran tidak ada korelasinya dengan kemampuan akademik seseorang. Keunggulan para hafidz adalah mereka mampu menghapal. Itu saja. Kemampuan menghapal Al Quran bahkan tidak ada hubungannya dengan integritas moral seseorang. Karena itu tidak sepantasnya PTN yang dibiayai rakyat menerima mahasiswa tanpa ujian hanya karena ia penghapal Al Quran,” tulis Ade Armando saat itu.

Ade Armando mengatakan bahwa tidak adanya perintah sholat 5 waktu tertulis di dalam Al Quran.

“Saya sih salat lima waktu walaupun saya tahu sebenarnya di dalam Al-Qur’an tidak ada perintah salat lima waktu. Coba saja baca Al-Qur’an, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan salat itu harus dilakukan 5 kali sehari,” ucap Ade Armando saat mengomentari pernyataan imam masjid New York Imam Shamsi Ali.

Selanjutnya pernyataan kontroversi yang dihasilkan oleh Ade Armando adalah saat dirinya menulis bahwa azan itu hanya sekedar panggilan sholat dan tidak suci.

“Adzan tidak suci, adzan itu cuma panggilan sholat. Sering tidak merdu. Jadi, biasa-biasa sajalah,” tulis Ade pada tahun 2018 silam.

Ade juga pernah membuat tulisan di akun Facebook pribadinya yang menuliskan jika jumlah orang bodoh lebih banyak karena orang pintar milih Ahok.

“Orang pintar milih Ahok. Orang bodoh milih Anies. Jadi kalau sekarang Ahok kalah artinya jumlah orang bodoh jauh lebih banyak daripada orang pintar. Simpelkan?,” tulis Ade di akun Facebook miliknya.

Ade Armando juga pernah membuat tulisan yang membuat jagat dunia maya menjadi heboh pada tahun 2015 saat Ade menulis bahwa tidak ayat Al Quran yang mengharamkan perilaku LGBT.

“Ayat-ayat yang selama ini digunakan sebagai rujukan pengharaman LGBT adalah ayat-ayat Al Quran yang bercerita tentang azab Allah terhadap umat Nabi Luth (al-Naml, 27: 54-58; Hud, 11:77-83; al-Araf, 7: 80-81; al-Syuara, 26:160-175).

Terakhir Ade Armando menuliskan di akun Facebooknya dengan menuliskan bahwa Allah akan senang jika Al Quran dibaca dengan gaya Cina dan Hophon.

“Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayat-Nya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hiphon, Blues,” tulis Ade hingga menuai kontroversi. (tbc)