JAKARTA – Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta sedang giat-giatnya bergerilya untuk menjadi calon presiden 2019. Di tengah perjuangannya, Fahri Hamzah membuat pengakuan menggegerkan bahwa para loyalis Anis Matta disapu bersih PKS.

Nama Anis Matta memang masuk menjadi satu dari sembilan capres yang diusulkan PKS, bersaing dengan Presiden PKS Sohibul Iman, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Gubernur Jabar Hamad Heryawan (Aher) dan lainnya. Fahri memang menjagokan Anis Matta ketimbang 8 nama lainnya.

“Di antara semua kader di antara 9 orang itu yang punya tenaga untuk mengangkat narasi yang baru yang kuat itu Anis Matta namanya,” ujar Fahri.

Beberapa lembaga survei telah mengeluarkan hasil elektabilitas Anis Matta jelang Pilpres 2019. Hasilnya, jika diadu dengan 8 kandidat dari PKS yang lain, Anis Matta unggul.�Contoh survei teranyar yang memuat nama Anis Matta dilakukan lembaga Median pada 22 Februari 2018. Anis Matta mendapat angka 1,5 persen, unggul dari kader PKS lain seperti Aher (0,6 persen).

Soal pembersihan loyalis Anis Matta oleh PKS, Fahri menduga kuat ada kaitannya dengan gerilya sang eks Presiden PKS itu jelang Pilpres 2019.�”Ya, salah satunya (alasan loyalis Anis dipecat terkait Pilpres),” sebut Fahri.

Bagi Fahri, pemecatan loyalis Anis Matta merupakan bentuk ketakutan Sohibul terkait kepemimpinan PKS. Fahri menuding Sohibul takut kalau ada ‘matahari kembar’ di PKS.

Fahri menyebut para kader yang dipecat mengaku sama sekali tidak memahami kebijakan itu. Beberapa di antaranya disebut Fahri menemui dirinya usai dipecat.

“(Mereka yang dipecat) Datang, saya masih ketemu. Kalau ke daerah-daerah juga ketemu dan mereka cerita, habis disingkirkan, habis disingkirkan, gitu dan itu nggak bisa dibantah karena sekarang sudah mulai meledak, kan, dan mulai muncul protes terbuka,” klaim Fahri.

Menurut Fahri, PKS era sekarang meninggalkan jati diri sebagai partai kader. Fahri menuding PKS saat ini hanya patuh kepada Sohibul Iman dan itu menurutnya kacau.

“Jadi ini partai nggak boleh melayani moodnya pimpinan, apa namanya, perasaan pimpinan, emosinya pimpinan. Partai melayani institusi peraturan peraturan yang ada dalam partai,” sebutnya.

Dikonfirmasi mengenai tuduhan Fahri ini, Ketua DPP PKS Al Muzzamil Yusuf menyatakan Fahri sudah bukan orang dalam PKS lagi. Dia menyerahkan persoalan berkaitan Fahri ke pengacara.

“Ya karena beliau bukan orang dalam PKS lagi kan dan ini kan isu beliau isu hukum ya dan sudah ditangani oleh lawyer. Pertanyaan Anda tentang Fahri tanya ke lawyer aja lah. Semuanya sudah kita serahkan ke lawyer. Jadi kalau untuk saya, saya no comment,” ujar Muzzamil.

Hal senada dikatakan Presiden PKS Sohibul Iman yang membantah keras tudingan Fahri.�”Nggak ada (sapu bersih loyalis Anis). Organisasi semuanya melakukan proses penyesuaian itu biasa. Yang disebut saudara Erza dipecat itu tidak benar. Ditempatkan di DPP justru. Dari DPW ditempatkan di DPP. Itu tidak benar,” ujar Sohibul di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (8/4).

PKS diketahui telah memberhentikan sejumlah pengurus PKS di daerah, terakhir Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Sumatera Selatan Erza Saladin. Sohibul menerangkan, Erza tidak dipecat dan dipindah ke DPP.

Presiden PKS Sohibul Iman membantah menyapu bersih loyalis�Anis Matta, yang salah satunya memberhentikan Erza Saladin dari Ketua DPW Sumsel. Sohibul menyebut tak memecat Erza dan memindahkan yang bersangkutan ke DPP.

“Tidak ada istilah pemecatan. Hanya rotasi. Saudara Erza dari Ketua DPW Sumsel menjadi staf di DPP. Ini malah naik,” tutur Sohibul.

 

Sohibul menyebut rotasi yang dilakukan kepada Erza sudah sesuai prosedur. Itu dilakukan untuk optimalisasi partai.

“Nggak ada. Justru untuk optimal. Nggak ada kesalahan,” kata Sohibul.(net)