BANDARLAMPUNG � Adanya deklarasi pasangan Arinal Djunaidi- Chusnunia (Nunik) sebagai Bakal Calon Gubernur (Bacagub) dan Wakil Gubernur Lampung diprediksi membuat Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) khususnya yang ada di Lampung Timur (Lamtim) terpecah. Misalnya terlihat Sabtu (30/12/2017). Disaat pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Darussalamah yang juga merupakan Kiyai Khos NU, Assyekh Almursyid KH. Achmad Shodiq bersama ribuan massa terlihat menyambut kedatangan Yustin Ficardo dan Ibu Agustina Fauzi Toha (Ibunda Gubernur Lampung, H. Muhammad Ridho Ficardo bersilaturahmi ke pesantren tersebut.
Pondok pesantren yang berada di Desa Braja Dewa Kecamatan Way Jepara, Lamtim itu tumpah ruah dengan santri dan masyarakat. Kedatangan Yustin bertepatan dengan acara pengajian akbar pesantren Salafiyah Darussalamah yang dipadu dengan Haul Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.
Pada kesempatan ini, Assyekh Almursyid KH. Achmad Shodiq turut mendampingi Ibu Yustin dan Ibu Agustina. Acara ini diisi pembacaan Sholawat Nabi oleh Nyai Hj. Saminah istri dari Assyekh Almursyid KH. Achmad Shodiq dan juga Mau’idlotul Hasanah atau tausiah agama oleh KH. Syamsuddin Thohir.
�Meski tidak secara terbuka, tapi sikap Kyai Khos NU Kh. Ahmad Shodiq ini secara tidak langsung dapat dikatakan menandakan adanya dukungan beliau terhadap petahana Ridho Ficardo,� terang sumber koran ini yang sangat dekat dengan kalangan NU.
Dilanjutkannya di Lamtim sendiri, pengurus PKB dan sebagian pengurus NU Lamtim dipastikan terpecah. Sebagian menyatakan dukungan terhadap Arinal-Nunik. Lalu sebagian lagi mendukung Mustafa.
�Dan kemungkinan yang masih menghendaki atau gandoli Nunik untuk tetap menjadi Bupati Lamtim�mereka dipastikan tidak akan memilih Arinal- Nunik,� tegasnya.
Seperti diberitakan Dewan Syuro dan sejumlah anggota DPRD Fraksi PKB Lampung sebelumnya dengan tegas menyatakan masih belum bisa menerima keluarnya rekomendasi DPP PKB yang mendukung Arinal- Nunik.
�Secara umum masih belum kompak, karena perjalanan awalnya melangkahi, etika organisasi. Seharusnya ada musyawarah, ditawarkan dulu, ada orangnya di situ. Walau secara organisasi sudah diputuskan, karena yang menentukan DPP. Tetapi etika kan tidak langsung, aspirasi dari bawah. Kita sendiri dewan syuro tidak tahu, belum kenal calonnya,� jelas Ketua Dewan Syuro DPW PKB Lampung KH. Hafidtudin Hamid, sebagaimana dikutip dari website lampung.tribunnews.com.
Kekecewaan senada diungkapkan anggota DPRD Lampung Midi Ismanto. �Saya kecewa berat atas putusan DPP tentang deklarasi Arinal-Nunik (sapaan Chusnunia Chalim). Alasan pertama, Nunik nggak koordinasi dengan kami di DPW, termasuk Dewan Syuro. Padahal, dia bilang sama saya dalam berbagai kesempatan katanya nggak mau nyalon,� kata Midi.
Midi menjelaskan, Nunik juga tidak mau mendengarkan saran para kyai yang merupakan panutan di PKB. �Ini kan partai yang dilahirkan oleh pemikiran para kyai dengan satu harapan partai ini bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Bukan kemaslahatan orang per orang. Tapi, kenyataannya sangat jauh berbeda,� tutur Midi lagi.
Alasan lainnya, kata Midi, dampak dari deklarasi Arinal-Nunik dapat merusak marwah partai dan soliditas di internal PKB. Untuk itu, dia berharap Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar bisa meninjau kembali keputusan itu.
Sikap senada terlihat di akun media sosial facebook milik anggota DPRD Lampung Khaidir Bujung. Dia menuliskan kritikan pedas dan menyebut nama Chusnunia.
Sebagaimana dikutip dari lampung.tribunnews.com, Bujung membenarkan status facebooknya terkait penolakan calon dari DPP PKB.
Bujung mengatakan mekanisme di DPW PKB Lampung sudah berjalan sampai tingkat pleno di DPW yang memutuskan satu nama sebagai balon gubernur. �Karena semua ada rapat ada koordinasi. PKB itu bukan punya Chusnunia di Lampung, punya pengurus dan kader PKB Lampung, Yang diambil ini kan pasangan yang jelas menindas, didukung penindas rakyat tuba, tubaba dan masyarakat Lampung,� ujarnya.
Berikut beberapa status Facebook Penolakan Bujung:
�Kerena harta dan jabatan dari dan untuk Allah, maka pertanggungjawaban atas segala amanah itu dikembalikan pada Allah, bukan pada chusnunia chalim..#biar ga ksyirik
�Maaf sahabat kita tak sama, lebih baik aku melawan. Berjuang dan berbuat bukan karena ketakutan kehilangan jabatan dan posisi, tapi karena keyakinan bahwa yg kita lakukan adalah sesuatu yg kita anggap benar, meski harus sendiri.# insyaallah siap dg sgl resiko.�
�Berkuasa itu bukan adu kuat tapi adu akhlaq�jangan lihat cover dan koper. Lihat laku yg bisa ditiru.#tolak pasangan pilkada boneka pengusaha.�
�Rebut hati rakyat dg solawat, bukan dg jalan sehat dan umbar aurat.#ini lampungbro.�
Tak mungkin aku memilih pemimpin yg jadi boneka pengusaha yg pasti akan menindas rakyat khususnya di daerah pemilihanku Tulang Bawang. Semua resiko aku pertaruhkan.�#kebijakan seorang pemimpin haruslah didasarkan pada kemaslahatan ummat.(net/fb)