BANDARLAMPUNG � Setelah sempat diwarnai kericuhan, Mauldan Agusta Rifanda, akhirnya terpilih sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandarlampung (CBL) periode 2022-2023. Terpilihnya Mauldan melalui konperensi cabang (Konpercab) di Sekretariat HMI CBL Jl. Jenderal Soedirman, Bandarlampung, Sabtu (10/9)2022).
Sebelumnya, jalannya konpercab sempat diwarnai bentrok antarkader HMI. Yang membuat miris bentrokan berimbas terjadi penyerbuan dan pengrusakan Sekretariat Komisariat Fakultas Hukum (KHU) dan Komisariat Fakultas Ekonomi (Komek) Universitas Lampung (Unila).
Kasus penyerbuan dan pengrusakan ini lantas dilaporkan ke polisi melalui tanda terima Nomor LP/B/2129/IX/2022/SPKT Polresta Bandarlampung/Polda Lampung, hari Kamis, 8 September 2022. Sebagai pelapor, Rayhan Aulian Syaiful, Ketua HMI CBL KHU HMI Unila. Sementara terlapor atas nama Rian Santori dkk.
Kasus penyerbuan dan pengrusakan Sekretariat KHU dan Komek ini sendiri mendapat perhatian serius alumninya. Antara lain Hengki Irawan, S.P., S.H., M.H. Menurut advokat Peradi Lampung, peristiwa yang berimbas pengrusakan Sekretariat KHU dan Komek Unila sangat membuat miris.
�Sebab ini bukan organisasi preman. Ini organisasi tempat berhimpun mahasiswa. Kaum Intelektual, yang juga membawa nama Islam yang Rahmatan Lil Alamin,� tutur Hengki, Sabtu 10 September 2022.
Karenanya Hengki Irawan mempertanyakan peran alumni yang terhimpun dalam wadah KAHMI. Menurutnya para alumni HMI ini hebat-hebat. Ada yang eksis di pemerintahan. Lalu di politik sebagai anggota DPD/DPR/DPRD. Terus ada juga sebagai aparat penegak hukum. Jika para alumninya mempunyai visi dan misi yang sama dalam memandang eksistensi HMI, makanya seharusnya konflik konpercab tidak mungkin terjadi.
�Kita tahulah adik-adik HMI itu ada �patron�nya. Ada �remote� nya Sebenarnya yang ingin jadi pengurus HMI itu adalah justru datang dari alumninya. Akibat ketidakdewasaan para alumni ini, yang menjadi �pion� dan menjadi korban adalah adik-adiknya,� jelas Hengki.
Mengapa ? Sebab ada kesan, jika didepan para alumni ini bersikap yang mengenakan �kuping�. Terkesan sejuk. Tapi dibelakang yang adalah malah melakukan provokasi agar �perselisihan� terus berlanjut.
�Sekali lagi adik-adik itu ada �patron� nya. Ada alumninya yang mereka dengar dan taat. Panggil saja, kumpulkan, diskusi dan perintahkan, pasti beres. Tapi ya itu, karena para alumninya masing-masing ada ego dan kepentingan sesaat, yang terjadi konflik malah diteruskan, berlanjut dan makin membara. Ini membuat kita sedih. Hampir tidak ada lagi citra sebagai HMI sebagai insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafas Islam dan bertanggunggungjawab atas terwujudnya masyarakat adik makmur yang di ridhai Allah SWT. Yang ada malah perilaku barbar� dan aksi premansme,� urai Hengki kembali.
Lalu ada juga dari akademisi Fakutas Ekonomi dan Bisnis Unila, Dr. Usep Syaipudin, SE, .M.S., yang turut menyayangkan kejadian kericuhan ekses Konpercab HMI Cabang Bandarlampung. Apalagi ini terjadi di organisasi kemahasiswaan Islam.
�Harapan saya persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik, konfercab berjalan lancar dan tertib, organisasi HMI bisa berjalan dengan baik dan berkontribusi positif bagi kemajuan Lampung,� himbau dia.
Kemudian Dr. (Can) Topan Indra Karsa, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Tulang Bawang (UTB) yang aktif di berbagai organisasi, meminta penanganan masalah ini diserahkan ke aparat penegak hukum.
�Jika tidak tejadi kesepahaman, maka serahkan ke aparat penegak hukum. Agar di kemudian hari tidak terjadi lagi aksi anarkisme dan premanisme,� tegas Topan Indra Karsa, Jumat, 9 September 2022.
Selanjutnya pendapat serupa datang dari mantan Bendahara Umum (Bendum) HMI CBL dan Koordinator Presidium Humanika UMANIKA Lampung sekaligus mantan Presma FH Unila, Rudi Antoni, S.H. MH, juga ikut bersuara. Dia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku kekerasan dan pengrusakan dalam peristiwa ekses dari Konfercab HMI CBL yang mengakibatkan pembakaran 2 komisariat. Yakni KHU dan Komek Unila.
�Saran saya selaku mantan Bendum HMI CBL tahun 2000 dan koordinator Presidium Humanika Lampung, Presma FH Unila Periode 1999, agar dibekukan saja status HMI Cabang Bandarlampung yang telah melahirkan kader-kader yang anarkis dan brutal,� tegas Rudi Antoni.
Menurut Rudi Antoni, mahasiswa selaku aktivis biasa jika adu argumentasi, strategi dan taktik dalam mempertahankan pemikirannya. Tapi jika sudah melakukan peristiwa pengrusakan dan brutalisme, maka� wajib hukumnya agar diusut oleh aparat penegak hukum.
�Harapannya� agar� kedepan tidak terulang kembali peristiwa seperti ini. Jujur ini sangat sangat memalukan,� tandasnya.
Seperti diberitakan Konpercab HMI CBL dalam rangka memilih kepengurusan baru berakhir ricuh. Yang membuat miris, kericuhan berimbas terjadi pengrusakan Sekretariat KHU dan Komek Unila.
�Pagi ini kami rencananya melaporkan kasus ini ke Polresta Bandarlampung,� tutur Ketua KHU Unila HMI Cabang Bandarlampung, Rayhan Aulian, Kamis 8 September 2022.
Menurut Rayhan kronologi awal kejadian hingga terjadinya pengrusakan dimulai ketika Komisariat Syariah melakukan chaos di dalam forum konferensi HMI Bandar Lampung dengan mengambil konsideran sidang, tata tertib sidang, surat mandat sidang beserta absensi sidang dengan tujuan menghambat persidangan. Konsideran dilempar keluar forum lalu dibawa lari dengan kader syariah. Atas kejadian itu, sidang di skors dengan pimpinan sidang sampai pukul 20.00 WIB.
�Setelah itu peserta forum bubar dan turun. Pimpinan sidang tiga bertanya kepada syariah Teknik dan Sospol untuk mengembalikan berkas yang diambil mereka. Bukannya memberikan berkas tapi malah pimpinan sidang diributkan. Bahkan memancing keributan untuk meluas,� katanya.
Namun, kata dia, sejumlah mahasiswa tidak merespon dan kembali ke komisariat masing-masing. Beberapa bahkan ada yang pulang ke posko. Ketika sedang di posko, Nopriyan selaku alumni HMI KHU Unila mendapat info bahwa KHU Unila diserang Komisariat Teknik.
�Adik-adik yang berada di KHU tertekan dan menghubungi kader-kadernya sehingga beberapa kader hadir dan terjadilah bentrok sebagai bentuk pembelaan diri karena merasa terancam akibat kedatangan Kader HMI Teknik yang sama sekali tidak memiliki sopan santun. Bahkan saat Sekretaris Umum HMI KHU meminta untuk damai tidak diindahkan. Dan itulah salah satu faktor kenapa kader HMI KHU tersulut emosinya. Kehadiran Nopriyan di lokasi untuk melerai dan agar tidak terjadi keributan dan hal-hal yang tidak dinginkan,� bebernya.
Setelah terjadi bentrokan, seluruh kader kemudian diminta meninggalkan KHU sebagai langkah agar konflik tidak berlanjut. Akan tetapi, setelah komisariat dikosongkan kader-kader Komisariat Teknik melakukan pengrusakan terhadap lambang juang HMI KHU yang notabenenya merupakan tempat kaderisasi dan tempat berproses kader di HMI KHU.
�Setelah kejadian di KHU, kami mendapat kabar bahwa massa yang melakukan pengrusakan KHU ingin menyerang posko yang berada di Gang Mata Intan PU,� katanya.
Untuk melerai agar tidak terjadi penyerangan, salah satu alumni HMI Komisariat Hukum UBL, Edwin yang juga selaku pemilik rumah yang dipakai untuk beristirahat berinisiatif menasehati kelompok yang melakukan perusakan di Komisariat Hukum.
�Bang Edwin ini diantar salah satu kader ke depan gang Mata Intan dan berpapasan dengan massa. Bang Edwin turun dari mobil untuk menasehati mereka. Tapi ternyata malah dilakukan pemukulan dan penculikan oleh massa yang berasal dari Teknik Syariah dan Sospol. Kader yang mengantarpun, mobilnya turut dilakukan pelemparan batu dan lari ke polsek untuk melapor,� papar dia.
Rayhan Aulian mengatakan, Edwin disandera oleh massa anarkis. Matanya ditutup dan tangan diborgol. Bahkan konon sempat dipukul. Baru sekitar pukul 03.00 pagi, ia dibebaskan di depan Indomaret UBL sekitar pukul.
Kemudian pukul 05.00 WIB, saat sedang koordinasi dengan pihak polsek, Ketua umum HMI Komisariat Ekonomi mendapat kabar bahwa Komisariat Ekonomi pun diserang dengan massa anarkis tersebut.
�Menurut keterangan warga komisariat sampai hampir dibakar, dan kondisi komisariat hancur. Sama halnya dengan Komisariat Hukum Universitas Lampung,� katanya. (red)