DPD Partai Golkar Provinsi Lampung sudah mulai secara masif “mengkampanyekan” Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi Dua Periode dan Airlangga Hartarto Calon Presiden RI 2024. Setidaknya sudah ada dua momen besar “kampanye” ini didengungkan. Pertama saat acara bakti sosial membagikan sembako kemasyarakat di Lapangan Bola Sawah Brebes, Kota Bandarlampung. Kedua du acara Jalan Sehat Colour Run Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) yang diikuti puluhan ribu peserta di PKOR Way Halim, Bandarlampung, Minggu, 14 Agustus 2022.
Acara ini dihadiri langsung Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal Djunaidi beserta istrinya, Riana Sari. Turut mendampingi Sekretaris DPD Partai Golkar Lampung Ismet Roni, Wakil Ketua DPRD Lampung Ririn Kuswantari, Ketua Fraksi DPRD Lampung, Supriyadi Hamzah, Wakil Ketua Fraksi I Made Bagiasa, Ketua AMPG Provinsi Aprozi Alam, Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung Yuhadi dan sejumlah pengurus lainnya.
Lantas bagaimana masyarakat Lampung melihat “fenomena” ini. Sudah pantaskah sosok Arinal Djunaidi memimpin Lampung sebagai Gubernur untuk periode kedua ? Berikut wawancara Bukhori Muzzammil, Penanggungjawab Surat Kabar BE1 Lampung, bersama tokoh masyakat Lampung yang juga anggota Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW-NU) Provinsi Lampung dan Ketua Puskud Saburai Provinsi Lampung, sekaligus mantan Ketua DPD Partai Golkar Lampung dan mantan Ketua KADIN Provinsi Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, S.H., S.E., di kediamannya, belum lama ini.
Apakabar Bang Alzier, sering di Lampung atau Jakarta ya ?
Alhamdulillah sehat semua. Salam dengan semua teman-teman jurnalis. Biasa fifty-fifty. Dua minggu di Jakarta. Dua Minggu di Lampung.
Langsung saja Bang Alzier. Mewakili masyarakat, sebagai pengusaha dan politisi, bagaimana abang melihat adanya kegiatan yang bisa dikatakan “kampanye terselubung” terkait sosialisasi agar Arinal Djunaidi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Lampung dapat menjadi Gubernur Lampung dua periode ?
Kalau menurut saya sih “Berengoh” dululah. Tau diri. Lagian ini tidak fair.
Maksudnya gimana ?
Lha coba kita lihat. Beberapa waktu lalu jika tidak salah ribut-ribut karena ada calon yang pasang banner. Kalau tidak salah, itu banner adik saya Hantoni Hasan, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sampai-sampai ada surat edaran untuk membersihkan banner-banner dimaksud. Tapi yang terjadi hari ini, kita malah dipertontonkan sikap Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang terkesan curi star kampanye untuk dua periode.
Inikan sama dengan kejadian waktu Ketua Umum PAN yang juga menteri, Zulkifli Hasan bagi-bagi minyak goreng dan sosialisasi anaknya sebagai calon anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan Lampung. Ramai. Semua media baik lokal maupun nasional mempersoalkan. Tokoh masyarakat, akademisi, politisi bersuara. Protes semua. Sampai-sampai ada yang lapor ke Bawaslu RI.
Tapi yang heran, mengapa terhadap tindakan Arinal Djunaidi, semua justru terkesan diam. Harusnya protes juga. Media tulis juga. Bawaslu Lampung, baik ada laporan atau tidak, semestinya merespon.
Namun ini malah “terkesan” diam dan takut semua. Padahal apa yang ditakutkan. Sekelas Kadiv Provam Mabes Polri, Jenderal Bintang Dua Ferdi Sambo saja ditahan, dibui. Maksud saya, jangan takut-takut. Kalau salah ya bilang salah. Tapi ini hanya sebagian kecil media di Lampung yang berani menulis dan bersuara.
Okelah. Mungkin saya ingin fokus. Maksud Bang Alzier dengan kata “Berengoh” dululah dan tau diri itu sebenarnya apa ya ?
Ya artinya sadar diri. Jangan sampai lupa ingatan. Bahwa hampir tidak ada prestasi yang diraih selama memimpin Lampung selama lebih dari 3 tahun ini. Apa yang mau dia buat di periode kedua. Kemiskinan meningkat, jalan rusak bertambah, petani terpuruk, Pemprov berhutang ratusan miliar dan lain-lain. Capek nanti kamu menulisnya, jika diuraikan semuanya. Jadi mau apalagi.
Tapikan sudah puluhan perhargaan telah diraih Pemprov Lampung terkait kinerjanya di berbagai bidang yang dinilai berhasil. Termasuk turunnya angka kemiskinan di Lampung?
Terus faktanya gimana. Misalnya dalam menilai 33 janji kerja rakyat Lampung Berjaya sebagaimana yang dicanangkan Arinal Djunaidi saat mencalonkan diri sebagai Gubernur. Faktanya yang tadi saya sebutkan. Jalan rusak bertambah. Angka kemiskinan, pengangguran termasuk tinggi. Kondisi petani, nelayan dan lain terpuruk. Belum lagi terjadi dugaan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pemerintahan. Ada kasus KONI Lampung di Kejati. Kasus Reihana di Polda, dan lain-lain.
Kemudian kamu masih ingat tidak, viralnya pemberitaan seorang warga Lampung yang nekat bersembunyi di kolong bus yang terpaksa melakukan rela mempertaruhkan nyawa lantaran ingin pulang kampung, tapi tak punya uang. Ini jadi bukti masih adanya warga yang masih sangat susah dan melarat di daerah ini. Waduh kalau kita urai satu persatu, tidak cukup diskusi tiga hari tiga malam sangking ruwetnya.
Jadi Abang meragukan prestasi dan penghargaan yang telah diraih Pemprov Lampung ?
Pastilah. Lagian penghargaan itu tidak bisa jadi patokan. Sudahlah kita semua tahu. Kasarnya begini, alangkah banyak pemprov, pemkab/pemkot mendapat penghargaan dan penilaian WTP terhadap laporan keuangan. Faktanya kamu lihat, alangkah banyaknya Gubernur, Bupati/Walikota-nya yang justru ditangkap KPK, Jaksa dan Polisi.
Jadi harapan abang bagaimana ?
Saya ingin mengajak, belajarlah dari pengalaman. Saya mohon semua elemen masyarakat Lampung, seperti tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda hingga tokoh pers, para akademisi dan lainnya tidak kehilangan objektifitas dan rasionalitas menilai kinerja para pemimpin di Lampung, termasuk Gubernur Lampung. Sebab sikap objektifitas dan rasionalitas penting dikedepankan. Terutama saat menilai realitas di masyarakat. Lalu penting sebagai tolak ukur menilai pencapaian dan tujuan yang telah diraih. Jangan sampai karena kepentingan pribadi terpenuhi, atau mohon maaf karena telah mendapat “kue proyek” atau “kue iklan”, langsung kehilangan daya kritis.
Tidak mampu lagi bersikap objektif dan rasional melakukan penilaian kinerja, apakah telah sesuai janji saat berkampanye atau tidak. Padahal di lapangan, jelas dijumpai banyak rakyat yang sangat kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi dan kebutuhannya. Jauh dari kata sejahtera. Sebagai umat beragama, kita semua diperintahkan mengatakan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Apa yang saya sampaikan tidak ada karena kebencian. Ini murni karena kecintaan agar Provinsi Lampung dapat lebih maju. Tidak terus menerus menjadi salahsatu provinsi termiskin di Indonesia.
Terus apa solusi Abang, masa cuman kritik dan “nyinyir” saja ?
Ya harus ganti Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung tahun 2024 mendatang. Simple kok. Cari Gubernur – Wagub yang tidak disetir perusahaan. Kritisi visi dan misinya. Masyarakat jangan hanya terbuai sosialisasi yang sifatnya seperti jalan sehat, wayangan, ceramah, joget dangdutan, dan lain-lain dengan cara bagi-bagi hadiah mobil, motor, traktor dan sembako termasuk bagi-bagi uang.
Begitu juga koran-koran besar di Lampung, termasuk organisasi wartawan dan para jurnalisnya. Harus bisa objektif. Jangan karena takut kue iklannya “hilang”, lantas kehilangan harga diri dan rasionalitas. Ini yang harus kita perjuangkan.
Terus sekelas lembaga resmi negara, seperti KPU dan Bawaslu juga harus berani melakukan penindakan. Diskualifikasi, coret calon yang money politik. Aparat penegak hukum, polisi-jaksa juga. Tangkap, bui kalau ada kontestan atau tim kampanye yang berusaha melakukan politik uang.
Selanjutnya para politisi juga harus tegas. Jangan biarkan demokrasi Lampung mati dengan hanya ada calon tunggal karena semua parpol bisa “dibeli”. Jangan dikira semua masyarakat Lampung bodoh dan bisa dibeli semua.
Ini yang harus kita lawan. Saya harap semua pihak mendukung. Baik itu lembaga resmi seperti KPU, Bawaslu dan penegak hukum Kejaksaan dan Kepolisian. Lalu adik-adik mahasiswa, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, perguruan tinggi, tokoh pers dan masih banyak lagi. Jangan justru bungkam lantaran sudah dapat sesuatu atau kue iklan misalnya.
Kita harus berani menegakan kedaulatan masyarakat mewujudkan nilai demokrasi serta menegakan Piil Pesenggiri yang menjadi tatanan moral dan pedoman bersikap serta perilaku dalam segala aktivitas kehidupan kita sebagai warga Lampung.
Jangan mau Lampung dipimpin pemimpin yang bisa disetir atau diatur kelompok tertentu. Ada kekuatan coorporate. Malu rasanya ada pemimpin yang dipeluk-peluk, ditepuk-tepuk atau dipanggil-panggil namanya secara kurang pantas oleh bos coorporate. Mau dibawa kemana harga diri kita semua sebagai masyarakat Lampung.
Lalu menurut abang siapa pemimpin yang pantas dan sangat layak maju sebagai calon Gubernur-Wakil Gubernur Lampung tahun 2024 mendatang ?
Banyak. Diantaranya sebut saja H. Zulkifli Anwar dan Hj. Eva Dwiana Herman. Keduanya sangat layak berpasangan dan saya yakin menang dan didukung masyarakat Lampung.
Kok bisa ?
Lho, keduanya sama-sama mewakili dari partai besar. Zulkifli Anwar dari Partai Demokrat, Eva Dwiana dari PDI-Perjuangan. Lalu keduanya sangat berpengalaman di bidang pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif. Zulkifli Anwar, pernah bupati dua periode di Lampung Selatan. Masak kamu tidak tahu. Terus Eva Dwiana saat ini Walikota Bandalampung. Kemudian Zulkifli Anwar sudah 3 periode sebagai anggota DPR-RI. Eva juga pernah tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Lampung. Jadi klop.
Sosok keduanya dengan berbagai latar belakang dan pengalaman yang ada, saya yakin dapat saling bersinergi dan berkolaborasi untuk membawa Provinsi Lampung maju dan sejahtera. Tidak lagi menjadi salahsatu provinsi yang terus menerus terpuruk dalam kemiskinan.
Dan yang perlu diingat, sosok Zulkifli Anwar dan Eva Dwiana ini tak hanya religius. Takwa kepada Allah SWT saja. Namun juga memiliki hubungan yang baik dengan manusia. Sifatnya keduanya selalu menyenangkan orang banyak. Dimana kedua-duanya sangat memahami dan mengerti keadaan dan problematika masyarakatnya. (red)