BANDARLAMPUNG � Masih ingat kasus �teror� bom molotov di rumah Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW-NU) Provinsi Lampung, H. Hidir Ibrahim beberapa waktu lalu? Ternyata Kamis 13 Juni 2024 mendatang, Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang akan mulai menyidangkan perkara tersebut.

Sebagai terdakwa yakni Muhar Efendi S.H., Bin Rusali. Sementara sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Irfansyah S.H., M.H. Dalam perkara ini, terdakwa Muhar Effendi akan didakwa tentang Kejahatan terhadap Kemerdekaan Orang.

Ada beberapa barang bukti dalam perkara tersebut. Antara lain 1(satu) buah Flasdisk berisi 4(empat) CCTV pada hari minggu tanggal 24 desember 2023. Ini terdiri dari pertama 2(dua) rekaman Video CCTV simpang Universitas Saburai jam 01.07 wib dan 02.22 wib. Kedua 1 (satu) rekaman Video CCTV Terminal Kemiling, jam 01.12 wib. Lalu 1(satu) rekaman Video CCTV Flay Over Kemiling, jam 01.16 wib.

Serta 1 (satu) buah Flasdisk berisi 5 (lima) rekaman Vidio CCTV pada hari Minggu tanggal 24 Desember 2023, terdiri dari 2 (dua) rekaman Vidio CCTV rumah korban H.Hidir Ibrahim Jl.Raden Gunawan II Lk II Kel. Raja Basa Pramuka Kec. Raja Basa Kota Bandar Lampung, jam 02.18 wib dan 3 (tiga) Rekaman Video CCTV kos-kosan Kayla, yang terletak Jl. Raden Gunawan II Lk II Kel.Raja Basa Pemuka Kec.Raja Basa Kota Bandar Lampung, jam 02.18 wib.

Ada juga 1 (satu) unit Motor Beat Stret tahun 2022 warna hitam No ka MH1JFZ213JK243766, No Sin JFZ2E1245880, Tanpa nomor polisi D, 1(satu) Buah Helm Fullface warna hitam dan emas E.

Terakhir 1(satu) buah kaos berkerah warna hitam merk Play more, lengan tangan kanan terdapat tulisan #2, pada dada sebelah kanan terdapat tulisan SAHLAN pada dada sebelah kiri terdapat tulisan KANSAS kancane sahlan syukur.

Seperti diketahui polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pelempar bom molotov di rumah Sekretaris PW-NU Provinsi Lampung, H. Hidir Ibrahim, berinisial ME. Kebenaran penangkapan dikonfirmasi langsung oleh Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, Rabu (31/1/2024).

�Polisi telah menangkap pelaku pelempar bom molotov. Nanti akan dilaksanakan konferensi pers. Tunggu saja,� kata Kapolda dikonfirmasi wartawan di GSG Mapolda Lampung.

Diketahui, rumah H. Hidir Ibrahim di Jl. Raden Gunawan, Kecamatan Rajabasa, sudah tiga kali diteror OTK. Terakhir, bom molotov meledak di tembok pagar rumah pada Minggu (24/12/2023), pukul 03.00 WIB.

Sebelumnya. bom molotov meledak di lampu atas tembok pagar rumah pada Sabtu (16/12/2023), pukul 02.55 WIB.

Pertama kali, kata Rita, tetangganya, sejumlah orang menyerang rumah pakai senjata tajam (sajam) spion mobil pada bulan April lalu.

Dari CCTV, pelaku bom molotov berboncengan naik sepeda motor pakai helm sehingga tak terlihat wajahnya, kata Ketua RT 02 Ahmad Rosadi.

Sementara Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lampung H. Hidir Ibrahim berharap polisi segera menangkap pelaku. �Jadi pada malam kejadian itu sekitar pukul 03.00 WIB saya bersama keluarga sedang tidur,� kata Hidir.

�Jadi orang yang tidak kenal itu terekam CCTV dan sengaja melemparkan bom molotov tersebut. Saya meminta polisi segera tangkap pelaku tersebut,� kata Hidir.

Heboh Percakapan Terkait Proyek

Setelah kejadian pelemparan molotov, kemudian muncul kehebohan percakapan kemarahan antara seseorang tak dikenal (OTK) dengan Ketua GP Ansor Lampung, H. Hidir Ibrahim soal pengelolaan dana Ansor dan proyek di Kanwil Kemenag Provinsi Lampung.

Kapolresta Bandarlampung�saat itu, Kombes Ino Harianto mengaku masih menyelidiki hubungan antara rekaman percakapan itu.

Dalam rekaman itu, seseorang yang belum diketahui itu memanggil Hidir Ibrahim dengan sebutan �abang�. Dan mereka tampaknya mempermasalahkan pengelolaan dana Ansor dan proyek di Kanwil Kemenag Provinsi Lampung.

�Kami masih analisia apakah satu rangkaian, apakah ada benang merahnya, tengah diselidiki,� kata Kapolresta, Minggu (24/12/2023).

Menurut Kapolresta, kasus ini agak sulit�karena minimnya saksi mata. Dari percakapan yang beredar selama lima menit, seseorang tersebut berdebat soal posisinya dan menilai Hidir tidak tahu berterima kasih.

�Elu ini gak tahu terima kasih. Sampai kapanpun urusan elu ngak beres dengan gua. Gua urus terus,�� katanya.

Sementara suara yang diduga Hidir mengatakan, orang tersebut tak tahu diri.

Dibantahnya,� Kalo bukan gua, alangkah banyak yang numbur kerjaan elu. Elu ini gak pernah teri?@ kasih, sudah cepat jumawa, silau mata orang kaya baru.�

Dari percakapan lima menit itu, seseorang itu mengajak Hidir bertemu di luar rumah.

�Jangan cemen. Jangan jago kandang. Mereka pernah ke rumah Hidir yang disuguhi samurai, tapi seseorang tersebut tetap masuk rumah,� katanya.

�Ini bukan soal jagoan, tidak jagoan, tapi bagaimana manusia itu memanusiakan manusia. Elu ngambil gua bukan dari kotak sampah,� katanya lagi.(red/net)