BANDAR LAMPUNG – Tokoh Keluarga Besar Batanghari Sembilan (KBBS) Darussalam diam-diam memiliki kemampuan bela diri.

Dalam Mubes Ikatan Pemuda Mahasiswa Semendo Wilayah Lampung (IPMS) di TPA Miftahul Iman, Kelurahan Gunung Sulah, Wayhalim, Kota Bandar Lampung belum lama ini, tokoh yang baru-baru ini diundang Ketum DPP PAN Zulkipli Hasan untuk mengisi kursi DPR mempertontonkan ‘Kuntau Semende’

Hi. Darussalam”menari” satu putaran sambil memutar-mutar dua golok sekaligus pada acara pembukaan.

Darussalam datang memenuhi undangan IPMS untuk memberi semangat, motivasi, para pemuda dan mahasiswa asal Semende agar tetap ingat pada pesan dan nilai-nilai budaya nenek moyangnya

“Budaya silat kuntau ini harus terus dilestarikan para anak cucu sebagai salah satu kekayaan asli warisan warga keturunan Suku Semende,” katanya.

Menurut Darussalam, saat muda dulu di Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, Kuntau Semende merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat Lampung asal Semende beraktraksi saat berkumpul atau saat ada acara-acara pesta, dan peringatan hari besar.

Mereka yang aktraksi Kuntau Semende harus mahir menguasai dua pisau sekaligus, besi bercabang seperti dalam film silat-silat China zaman dulu, tembung/toya.

“Kuntau Semende merupakan seni mengendalikan hawa nafsu dan amarah,” katanya

Dengan menguasai seni bela diri Kuntau Semende, para nenek moyang mengharapkan para cucu keturunannya� selain dapat mengendalikan nafsu serta amarah juga rajin dalam melaksanakan ibadah.

“Seni budaya Kuntau Semende dapat membentuk kepribadian seseorang untuk selalu rendah hati, tidak sombong dan mampu mengendalikan diri,” katanya.

Dijelaskannya pula asal-usulnya, Kuntau Semende dibawa oleh para imigran yang datang dari China dan berprofesi sebagai pedagang ke tanah Sumatera.

Kuntau berasal dari kata kun thau yang berarti jalan kepalan atau lebih tepatnya diterjemahkan sebagai pertempuran seni, yaitu seni beladiri yang diciptakan oleh komunitas Tionghoa di Asia tenggara.

Ada juga yang menanggapi kuntau berasal dari kata kun yang memiliki arti jadi, dan tau yang memiliki arti isyarat. “Sebagai generasi penerus wajib menyelamatkan kuntau sebagai peninggalan adiluhung,” katanya.

Dia bahkan mengatakan� tidak ada salahnya mempertimbangkan seni beladiri Kuntau Semede jad prlajaran muatan lokal di sekolah.

Bagi IPMS Lampung, Darussalam adalah tokoh dan panutan mereka. Menurut Ketua KPMS Lampung Dwi Yoga, salah satu ketua IPMS, dia bersama pengurus lainnya sudah dua kali silaturahmi ke rumahnya di Jl. MH Thamrin, depan Kantor Notaris dan PPAT Elti Yunani, istrinya.

Sambil silaturahmi dengan berbincang-bincang banyak hal, mereka makan siang bersama. Darussalam banyak memberi pesan bernada motivasi terhadap para generasi penerus asal Semendo, Sumatera Selatan yang ada di Lampung.

Menurut Dwi Yoga, salah satu ketua IPMS, ada kurang lebih 800 mahasiswa asal Semendo yang sedang kuliah di beberapa universitas di Lampung. Jumlah itu yang terdata, kemungkinan lebih banyak lagi, katanya.

Para mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada Darussalam yang sudah mengundang dialog dan mengajak makan siang bersama di rumahnya. Mudah-mudahan, silaturahmi terus terjaga, kata Dwi Yoga. [hbd/pkt)