BANDARLAMPUNG�� Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) Muhammad Fauzul Adzim, tidak mempermasalahkan terkait aksi Walk Out (WO) Herman HN saat diskusi bedah visi-misi dengan tema Berkarya dan Berinovasi untuk Bangsa di lantai 2 Gedung Rektorat Unila, Sabtu (31/3).
�Kita positif thingking aja atas peristiwa itu,� katanya, Sabtu (31/3) sebagaimana dikutip dari website �suluh.co.
�Di agenda visi misi ini, sudah ada prosedur tetap (protap) yang dibacakan moderator, artinya seluruh calon kita imbau diawal untuk mengikuti prosedur dari panitia,� ungkapnya.
Ia mengapresiasi panitia dan seluruh calon gubernur � wakil gubernur periode 2019 -2024 yang telah bersedia menghadiri kegiatan ini untuk berdiskusi bersama tentang gagasan Lampung kedepan.
Terkait aksi Herman HN melakukan WO saat diskusi, ia mengakui pihaknya tidak kecewa begitu berat. Karena itu merupakan sebuah sikap dan pilihan dari cagub nomor urut dua tersebut.
�Kita hargai pilihan itu. Kecewa atau tidaknya mahasiswa bukan reaktif pada hal kecil, yang penting para paslon bisa merealisasijan janjinya saat terpilih menjadi gubernur � wakil gubernur 2019 -2024,� ucapnya.
Dilain sisi, ia memaklumi ketidakhadiran paslon maupun Lo dari nomor urut empat, Mustafa � Ahmad Jajuli dalam acara tersebut.�Yang jelas sudah ada agenda lain yang masuk terlebih dulu,� ujarnya.
Aliansi BEM se- Lampung tidak memihak ke salah satu calon yang akan bertarung di pilgub 2018. Akan tetapi, Ia menjelaskan bahwa pihaknya memihak ke rakyat. Karena, Tujuan digelarnya diskusi ini untuk melihat pata pemimpin secara konsisten dan berkomitmen terhadap janji � janji yang telah disampaikan ke rakyat saat kampanye.
�Kita diluar politik praktis dan berada pada nilai serta pengawalan ruh kerakyatan maupun keberpihakan untuk rakyat. Siapapun pemimpin yang terpilih, mahasiswa akan senantiasa mengawal merealisasikan janji itu. Jadi tidak hanya sekedar janji palsu sama rakyat saja saat kampanye. Tapi komitmen pemimpin harus direalisasikan,� ucapnya.
Seperti diketahui bedah visi misi yang digelar BEM Unila berlangsung panas di Gedung Rektorat lantai 2, Bandarlampung, Sabtu (31/3). Ini setelah Cagub Lampung nomor urut 2 Herman HN merasa diperlakukan tidak adil oleh panitia acara.
Wali Kota Bandarlampung nonaktif itu mengaku kecewa karena moderator tidak memberikan jatah waktu sesuai ditetapkan. Semula panitia menyediakan waktu 10 menit untuk masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ketika memaparkan visi misi mereka. �Namun, Herman merasa waktunya dipotong oleh sang moderator.
�Saya ini lagi menyampaikan visi dan misi, belum sampai 10 menit, sudah dibilang waktunya habis. Ini harus jelas, jangan main-main. (BEM Unila). Kalian ini masih muda, jangan main-main,� tegas Herman HN di hadapan mahasiswa Unila yang menjadi peserta diskusi bedah visi misi cagub dan cawagub Lampung.
Herman menegaskan, pihaknya ingin panitia bedah visi misi objektif untuk semua paslon. Ia juga meminta penyelenggaraan pilkada bersih dari segala kecurangan.
�Ini saya baru berbicara 2 sampai 5 menit, kok dibilang sudah 10 menit,� kata cagub yang diusung PDI Perjuangan ini.
Di luar ruang diskusi, Herman mengungkapkan kekecewaannya dengan BEM Unila selaku penyelenggara diskusi. �Pilkada ini harus diawasi, jangan bagi sembako, harus bersih,� ujarnya kepada wartawan.(net)