LAMPUNG – Ada sejumlah kejadian terjadi di Provinsi Lampung sepanjang tahun 2022. Dari banyak kasus itu, ada enam kejadian yang dinilai paling jadi atensi publik.

Berikut rangkuman lima kasus yang dinilai paling menonjol.

  1. Dana Hibah KONI Lampung

Kasus dana hibah KONI Lampung mendadak menjadi perhatian publik setelah Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung menyatakan kasus tersebut masuk tahap penyidikan.

“Mulai hari ini, kami naikkan ke tahap penyidikan umum. Namun ini sifatnya masih penyidikan, jadi belum bisa disebutkan siapa-siapa saja namanya yang ikut terlibat,” kata Kepala Kejaksaan Tinggi Lampung saat itu, Heffinur saat jumpa pers di Kantor Kejati Lampung, Rabu (12/1/2022).

Kajati Lampung juga menyampaikan, pada tahun 2019 KONI Lampung juga pernah mengajukan program kerja dan anggaran hibah Rp79 miliar. Kemudian dari dana Rp79 miliar ini, yang disetujui oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung hanya Rp60 miliar.

“Selanjutnya pada 28 Januari 2020, KONI Lampung menandatangani naskah perjanjian hibah, bahwa mereka menyetujui dana tersebut. Kemudian dana Rp60 miliar ini, pencairannya dibagi dua tahap yakni Rp29 miliar dan Rp30 miliar,” ujar Heffinur.

Namun untuk pencairam kedua senilai Rp30 miliar tidak jadi karena Covid-19, sehingga yang dikelola hanya Rp29 miliar. Ada pun rincian dana tersebut untuk anggaran pembinaan prestasi Rp22 miliar, anggaran partisipasi PON 2020 Rp3 miliar, dan anggaran sekretariat Rp3 miliar.

Setelah diselidiki, Kejati Lampung menemukan beberapa fakta yakni program kerja dan anggaran KONI Lampung untuk pengajuan anggaran hibah, tidak disusun berdasarkan usulan kebutuhan KONI dan cabang olahraga. Sehingga penggunaan dana hibah diduga telah terjadi penyimpangan.

Selanjutnya ditemukan untuk pengadaan barang dan jasa, tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan, serta ditemukan adanya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa. Dalam proses penyidikan, Kejati Lampung memungkinkan untuk dilakukan penyitaan, penggeledahan, dan penghitungan kerugian negara.

Sayangnya hingga akhir tahun ini, tak juga jelas siapa yang menjadi tersangka dalam kasus ini. Pun meski penyidik sudah mendapatkan laporan kerugian negara sebesar Rp2,5 miliar dari badan independen.

2.Pegawai BRILink Tewas Ditembak Perampok

Leli Agustin (20), pegawai agen BRILink tewas ditembak perampok di Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur pada 21 Januari 2022.

Pelakunya diketahui berinisial AD dan sudah ditangkap seepekan berikutnya, Sabtu (29/1).

Peristiwa tersebut berlangsung saat Leli sedang bekerja di gerai, Jumat (21/1) sekitar pukul 17.15 WIB.

Aksi perampokan bermula saat pelaku menyamar sebagai nasabah dan bermaksud bertransaksi Rp 100 juta sekitar pukul 13.00 WIB. Korban yang bertugas lalu berkonsultasi dulu dengan atasannya mengenai permintaan pelaku.

“Pelaku pun sempat meninggalkan TKP terlebih dahulu,” kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Pandra Arsyad dalam keterangannya 30 Januari 2022.

Sekitar pukul 15.00 WIB, lanjut Pandra, pelaku kembali mendatangi gerai, namun mengubah nominal transaksinya menjadi Rp 50 juta. Dua jam berselang tepatnya pukul 17.15 WIB, pelaku pun kembali datang menanyakan uang Rp 50 juta. Usai memastikan uang tersebut ada, pelaku langsung merampok korban.

Dikatakan Pandra, korban sempat melawan saat dirampok. Namun, perampok tiba-tiba mengeluarkan sepucuk senjata dan menembakan korban.

“Korban tewas terkena tembakan di bagian pipi. Warga yang mendengar teriakan dan tembakan sempat mau menghalau pelaku, tapi malah ditembak juga, tapi meleset,” ujar dia.

3.Bantahan Herman HN Soal Isu Selingkuh Walikota

Rumah tangga Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana diterpa isu miring. Ia disebut telah berselingkuh.

Isu selingkuh tersebut langsung dibantah sang suami yang merupakan Ketua DPW Partai NasDem Lampung, Herman HN.

Herman HN menyebut, rumah tangganya dengan sang istri baik-baik saja.

Ia bahkan menggelar sayembara berhadiah Rp 1 miliar untuk orang yang bisa membuktikan perselingkuhan istrinya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Herman HN dengan didampingi sang istri dalam konferensi pers di Restoran Golden Dragon, Bandar Lampung, Senin 24 Januari 2022.

“Saya dan istri saya baik-baik saja, seperti yang dulu. Ini saya terima berita miring dan ini sebenarnya tidak ditujukan kepada saya, tapi menyangkut wali kota dua periode dan wali kota sekarang istri saya dan ini dipleset-plesetin,” kata Herman HN.

Menurut Herman, orang yang mengembuskan berita tak benar itu tidak bertanggung jawab.

“Jelas ini orang yang tidak gentlemen, yang memberitakan tidak wajar,” ucap Herman.

“Tapi karena ini dipleset-plesetin, saya tidak bisa berbuat banyak. Tapi pasti rakyat akan melihat Wali Kota Eva Dwiana, suaminya Herman HN,” imbuhnya.

“Ini berita tidak benar, bilang istri saya selingkuh bermacam-macam. Kalau nyebut nama saya tidak bisa ngomong dua tiga kali dan ini diputar-putarnya,” kata Herman HN lagi.

Menurut dia, masalah ini menjadi aib dan penghinaan bagi keluarganya.

“Mau empat mata silakan saja ketemu. Herman HN tidak pernah takut. Dengan siapa saja berani. Demo saja, saya hadapi mau apa dia. Ini tidak benar, dan seluruh Indonesia sudah menyebar informasinya,” kata Herman HN

Ia pun menjanjikan uang Rp 1 miliar bagi orang yang bisa membukti perselingkuhan Eva Dwiana.

“Saya sudah tahu permainan ini. Apalagi politik ini. Saya ini orangnya lain. Nama baik saya harus baik. Saya habiskan harta saya tidak apa-apa,” kata Herman HN.

“Ini merupakan pembunuhan karakter, dan tidak benar info tersebut. Siapa pun yang membuktikan akan diberikan uang Rp 1 miliar.”

“Saya dan istri saya biasa saja seperti yang dulu. Tadi datang dia saya cium dan salaman,” kata Herman HN.

  1. OTT Rektor Unila

Lampung mendadak geger setelah Tim Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani berkait kasus dugaan suap penerimaan calon mahasiswa baru pada Universitas Lampung (Unila) tahun 2022 di Lampung pada Jumat 19 Agustus 2022.

Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur menjelaskan, penangkapan terhadap pejabat Kampus Unila dilakukan setelah Komisi Antirasuah menerima informasi adanya dugaan penerimaan suap terkait pendaftaran mahasiswa baru.

Menurut Asep, tim dari Kedeputian Bidang Penindakan kemudian melakukan pengejaran untuk melakukan penangkapan secara slimultan ke beberapa lokasi, dari Lampung, Bandung hingga Bali.

Di Bandung, KPK menangkap Karomani dan ajudannya Adi Triwibowo, Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Universitas Lampung Budi Sutomo, serta Ketua Senat Universitas Lampung Muhammad Basri.

“Pihak yang ditangkap di Bandung adalah KRM (Karomani), BS (Budi Sutomo), MB (Muhammad Basri) dan AT (Adi Triwibowo) beserta barang bukti kartu ATM dan buku tabungan sebesar Rp 1,8 miliar,” ujar Asep dalam konferensi pers, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu 21 Agustus 2022.

Secara bersamaan, KPK juga bergerak mengamankan uang tunai senilai Rp 414,5 juta, slip setoran deposito di salah satu bank senilai Rp 800 juta, dan kunci safe deposit box yang diduga berisi emas senilai Rp 1,4 miliar di wilayah di Lampung.

Dalam kegiatan di Lampung itu, KPK menangkap Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung Helmy Fitriawan, Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Lampung Heryandi, dan dosen Mualimin.

Sementara itu, tim KPK juga melakukan penangkapan terhadap pihak swasta bernama Andi Desfiandi di Bali. “Pihak-pihak dan barang bukti selanjutnya dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucap Asep.

KPK menyebutkan, Karomani sebagai rektor memiliki wewenang untuk menentukan kelulusan calon mahasiswa baru yang masuk melalui Seleksi Mandiri Masuk Unila (Simanila) tahun 2022. Dengan kewenangannnya, Karomani kemudian memerintahkan bawahannya untuk menyeleksi secara personal peserta Simala.

Lantas, bawahannya yang merupakan pejabat di lingkungan Unila lantas mengumpulkan orangtua mahasiswa untuk meminta uang agar calon mahasiswa tersebut dinyatakan lulus Simanila.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Karomani diduga mematok tarif mulai dari Rp 100 juta hingga 350 juta.

“Nominal uang yang disepakati antara pihak KRM diduga jumlahnya bervariasi, dengan kisaran minimal Rp 100 juta sampai Rp 350 juta untuk setiap orangtua peserta seleksi yang ingin diluluskan,” kata Ghufron.

Berdasarkan perhitungan KPK, jumlah keseluruhan suap yang diterima Karomani diperkirakan telah mencapai Rp 5 miliar lebih. Sebagian uang tersebut sudah digunakan untuk keperluan pribadi Karomani. Sebagian uang lainnya telah dialihkan dalam bentuk emas batangan dan lainnya.

“Atas perintah Karomani, uang tersebut telah dialihkan bentuk menjadi tabungan deposito, emas batangan dan juga masih tersimpan dalam bentuk uang tunai dengan total seluruhnya sekitar Rp 4,4 Miliar,” kata Ghufron.

Dalam perkara ini, KPK menetapkan Karomani, Wakil Rektor I Bidang Akademik Heryandi dan Ketua Senat Unila Muhammad Basri sebagai tersangka penerima suap. KPK juga menetapkan satu pihak dari keluarga mahasiswa bernama Andi Desfiandi sebagai tersangka pemberi suap.

Hingga saat ini, baru kasus Andi Desfiandi yang sudah maju ke persidangan. Namun, sejumlah kesaksian banyak mengungkap fakta baru, termasuk diantaranya pengusaha, politisi hingga kepala daerah ikut ‘nitip-nitip’ mahasiswa ke Unila.

  1. Satu Keluarga Dibunuh dan Dimasukkan Septic Tank

Pembunuhan di Way Kanan, Lampung, menggegerkan masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh penemuan mayat satu keluarga di dalam sebuah septic tank.

Kejadian mengenaskan itu terjadi di Desa Marga Jaya, Kecamatan Negera Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

“Betul, para korban dimasukkan ke dalam septic tank. Hari ini rencananya para korban akan diangkat,” ucap Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna, Kamis 6 Oktober 2022.

Selain penemuan empat mayat di dalam septic tank, satu jenazah lainnya ditemukan terkubur di kebun singkong. Kelima korban tersebut merupakan satu keluarga yang tewas karena dibunuh.

“Ada satu korban yang dikubur di kebun singkong,” kata Kapolres.

Polisi sudah mengetahui identitas jenazah sekeluarga yang menjadi korban pembunuhan di Way Kanan, Lampung. Mereka terdiri atas ayah, ibu, anak, dan satu orang cucu. Mereka adalah Zainudin (Ayah), Siti Romlah (Ibu), Wawan (Anak), Anak perempuan umur 5 tahun (Anak Wawan), Juwanda (Adik).

Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku. Mereka adalah E dan anaknya DW. Ia terhitung masih anak dan saudara dari korban. Pembunuhan dilakukan atas dasar ingin menguasai harta korban.

  1. Prof. Lusmeilia Afriani, Wanita Pertama Jadi Rektor Unila

Prof. Lusmeilia Afriani akhirnya terpilih menjadi Rektor Universitas Lampung (Unila). Ia menjadi wanita pertama yang menjadi Rektor Unila sejak berdiri pada tahun 1973 lalu.

Hal itu setelah  Prof Lusi -sapaan akrabnya- menang suara dari dua rivalnya Prof Suharso dan Prof Asep Sukohar dalam pemilihan Rektor Unila pada putaran kedua, Rabu 28 Desember 2022.

Prof. Lusi mengantongi 26 suara Kementrian ditambah suara koalisi Senat 18 suara sehingga total 44 suara. Sementara Prof. Asep Sukohar 6 suara dan Prof. Suharso 21 suara.

Pemungutan suara dilakukan secara tertutup dengan dihadiri 47 anggota senat dan dua perwakilan Kemendikbudristek.  (berbagai sumber)