BANDAR LAMPUNG – Beberapa wartawan di Lampung menyarankan adanya islah antara Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Supriyadi Alfian dengan Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Lampung, Juniardi. Ini terkait keputusan Supriyadi yang tidak lagi mengizinkan Juniardi membuat pemberitaan yang mengatasnamakan PWI Lampung.

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Lampung, Doni Irawan, berharap agar kedua belah pihak bersikap bijak dan mengedepankan rasa persaudaraan.

“Bila ada yang kurang pas, kita semua manusia biasa. Hormat saya buat senior-senior agar menyampaikan dengan cara-cara kekeluargaan dalam forum group internal,” tulis Doni dalam grup pengurus SMSI Lampung, Kamis (24/8/17).

Hal serupa dikatakan Pemred Lampung Ekspres, Dolop Hidayatullah. Menurut dia, perbedaan pendapat merupakan dinamika yang lumrah terjadi dalam sebuah organisasi.

“Tapi aku pribadi yakin masing-masing fungsionaris dan pengurus organisasi punya spirit yang sama untuk menjaga marwah organisasi dan profesi kita,” katanya.

Dolop berkeyakinan Supriyadi dan Juniardi dapat memaafkan satu sama lainnya mengingat keduanya memiliki hubungan emosional yang sangat baik.

“Antar pribadi Kiay Supriyadi dan Paps Joeni (panggilan Dolop untuk Juniardi) juga bukan dua orang yang baru saling-mengenal, dan punya ikatan emosional masing-masing kedua belah pihak yang sudah sangat lama,” tulis dolop dalam grup Forum Wartawan Online (Fortaline) Lampung.

Menurut Dolop, tak ada pihak yang bersalah dalam masalah ini. Dia mahfum dengan statemen Supriyadi mengingat jabatannya sebagai Ketua PWI Lampung. Dan PWI, kata Dolop, adalah organisasi yang memiliki regulasi kepemimpinan kolektif kolegial.

Meski demikian, dia juga tidak menyalahkan pernyataan Juniardi. Sebab, tulisan itu memiliki basis regulasi dari organisasi profesi juga Dewan Pers.

Sementara Supriyadi Alfian mengatakan, sangat setuju  mengedepankan persaudaraan. Namun, menurutnya, marwah dan wibawa organisasi harus diutamakan.

“Organisasi SMSI maupun PWI bukan LSM jadi kalau mau menyampaikan pendapat pribadi jangan membawa nama organisasi,” katanya.

Terpisah, Juniardi tidak menganggap ini sebagai sebuah masalah yang tak patut dibesar-besarkan. “Ini hanya dinamika dalam sebuah organisasi,” katanya.

Diketahui, sebelumnya Supriyadi Alfian membuat sebuah status di beberapa grup whatsapp (WA) wartawan media onlie.

“Teman2, mulai Rabu malam saya tidak mengizinkan Juniardi S.Ip.MH memakai lagi mana lembaga PWI. Saya selaku ketua. Pertama, tidak pernah dikomunikasikan Juniardi soal pernyataan-pernyataannya yang selalu membawa nama lembaga PWI. Kedua, ini sudah berulang sekalian kalinya. Ketiga, maka dari itu saya selaku Ketua PWI Lampung, mulai Rabu 23 Agustus 2017 tidak mengizinkan lagi Sdr.Juniardi S.Ip MH membawa nama lembaga PWI di luar maupun internal. Keputusan ini, berlaku tetap sejak 23 Agustus 2017,” tulisnya.

Statemen ini menyikap berita rilis yang ditulis Juniardi yang sebelumnya mengingatkan agar wartawan yang memutuskan menjadi calon anggota legislatif, calon DPD, atau tim sukses, wajib non aktif atau mengundurkan diri. (ilo)