BANDARLAMPUNG � Niat Ketua DPD II Partai Golkar Lampung Arinal Djunaidi menjadi bakal calon gubernur Lampung mulai mendapat batu sandungan dari internal partai. Di antaranya datang dari kader Golkar Romi Husin dan Fasni Bima.

Romi secara tegas menolak Arinal Djunaidi dicalonkan sebagai bakal calon gubernur Lampung mendatang, karena tidak sesuai mekanisme yang berlaku di partai. Pasalnya pencalonan di partai Golkar harus melalui penjaringan survei telebih dahulu, sesuai diatur dalam Juklak DPP Partai Golkar Nomor 6 Tahun 2017.

“Saya selaku Sekretaris DPD II Golkar Kabupaten Pesawaran tidak sepakat jika Arinal jadi cagub dari Golkar. Karena pencalonan tidak dilakukan sesuai mekanisme harusnya ada proses bukan ujuk-ujuk, tidak melalui mekanisme yang diatur dalam Juklak nomor 6 itu,� kata Romi Husin.

Menurutnya masih banyak kader-kader di partai Golkar yang layak dan mumpuni untuk maju dicalonkan sebagai calon guburnur. �Banyak kader-kader golkar yang layak, seperti Alzier Dianis Tabranie, Aziz Syamsudin, Riswan Tony dan lainnya. Jadi menurut saya Arinal Djunaidi itu belum layak,” ungkapnya dia.
Senada disampaikan Fasni Bima yang menilai Arinal Djunaidi bukanlah kader lama, dan masih banyak kader dari partai beringin yang bisa dan mumpuni serta layak dijual dan punya potensi menang dalam pilgub mendatang.
�Kita selaku kader tulen partai Golkar menolak, apalagi dia orang luar, baru seumur jagung jadi di Golkar. Kita ini menegakkan aturan partai. Kalau aturan partai saja dilanggar, bagaimana ke depannya,� ujar Fasni Bima.

Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi DPD I Partai Golkar Ali Imron yang diminta komentarnya mengaku belum mengetahui adanya penolakan sejumlah kader Golkar atas pencalonan Arinal.
�Saya belum dengar, itu tertulis apa gimana, jadi kita belum berkomentar banyak,� ujar Ali Imron yang juga angota DPRD Provinsi Lampung ini. (red)