Jakarta�- Dewan Pers menyoroti temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) soal 164 wartawan terjerat�judi online pada 2023. PPATK sebelumnya membeberkan transaksi seorang wartawan bahkan mencapai Rp 700 juta dalam setahun.

Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers, Yadi Hendriana, mengatakan pihaknya bertugas menjaga kebebasan pers, mengembangkan kehidupan pers, serta mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik.

“Dengan demikian perilaku wartawan di luar kinerja pers, Dewan Pers sama sekali tidak memiliki kewenangan, termasuk perilaku 164 wartawan yang ada di PPATK dan terlibat judi online,” kata dia sebagaimana dilansir Tempo, 7 Juli 2024.

Yadi menuturkan wartawan yang bermain judi online sebagai perilaku pribadi. Menurut dia, awak media tersebut harus menghadapi hukum lain di luar hukum pers. �

Oleh sebab itu, kata Yadi, Dewan Pers tak akan proaktif meminta data wartawan yang bermain judi online ke�PPATK karena berada di luar kewenangan mereka. “Kecuali ada pengaduan terkait karya pers berita judi online yang tidak berimbang atau melanggar kode etik.”

Kendati demikian, Dewan Pers akan menerima bila PPATK memberikan data tersebut atau bahkan mengumumkan kepada publik wartawan yang bermain judi online. “Selanjutnya akan kami kaji seberapa besar dampaknya terhadap karya jurnalistik,” tutur Yadi.�

Dia melanjutkan, Dewan Pers hanya bisa mengimbau kepada seluruh jurnalis selalu menjunjung tinggi kode etik dan integritas, serta memastikan karya jurnalistik yang dibuat sesuai peraturan dan kode etik.�

Jika seorang wartawan bermain judi online, Yadi khawatir akan mempengaruhi karyanya.� Padahal, menurut dia,� harus menyampaikan berita berimbang dan berdampak positif bagi publik. Adapun memberitakan judi online merupakan kontrol yang dilakukan pers terhadap perilaku masyarakat dan kebijakan pemerintah.�

Sebelumnya diberitakan, Kepala PPATK�Ivan mengungkapkan 164 wartawan tercatat bermain judi online dengan total transaksi mencapai Rp 1,4 miliar pada 2023. “(Transaksi terbesar mencapai) Rp 700 juta,” kata Ivan, Kamis lalu, 4 Juli 2024.

Dia menuturkan nilai Rp 700 juta itu adalah transaksi judi online seorang wartawan dalam setahun. Artinya, wartawan tersebut melakukan deposit beberapa kali hingga mencapai angka Rp 700 juta pada 2023.

Jumlah tersebut sudah mencapai setengah dari akumulasi transaksi ratusan wartawan. “Kok bisa punya uang segini banyak?” tanya Ivan heran.

Namun, dia menyebut jumlah transaksi judi online ratusan wartawan itu bervariasi. Ada pula yang hanya Rp 20 ribu. Ivan pun menyatakan 164 wartawan tersebut tak hanya beroperasai di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia. “Artinya, semua kalangan (wartawan),” kata Ivan.(red/net)