BANDAR LAMPUNG – Rencana Gubernur Lampung membangun masjid besar bernama Al Bakrie di tanah milik Pemda (Saburai Enggal) bisa disebut lebay dan cenderung se agow agow. Warga Bandar Lampung sebaiknya kompak menolak ini.

Begitu kata Andi Arief dalam pesan tertulisnya, Senin (30/9/19).

Kata dia,� bukan tentang rencana Pemprov membangun masjid besar ini yang ditolak. Tapi penamaan Masjid Nasional Al Bakrie yang saja tentu akan melukai perasaan jutaaan warga di Lampung.

“Tanah yang akan dijadikan lokasi masjid besar ini adalah milik pemerintah, kenapa harus dinamai Masjid Al Bakrie. Apakah karna keluarga (Group) Bakrie yang menyumbang pembangunan masjid? Jika memang demikian saya akan menyumbang juga, seribu rupiah !.� Tapi nama Masjid di tanah milik Pemda� tersebut nanti dinamakan nama orang tua saya. Saya juga berhak toh?” katanya.

Sementara menurut Rakhmat Husein, agak aneh jika si penyumbang dijadikan� nama masjid.

“Jika tidak mau dibilang pamrih. Ini namanya mentang mentang Gubernur laju se agow agow Arinal,” katanya.

“Bisa jadi setelah Pemprov selesai bangun masjid dan diberi nama Masjid Nasional Al Bakrie, bulan depan bikin bangunan lain, misalnya rumah ibadah atau gedung apa lah. Terus bangunan tersebut di kasih nama …. Al Purwanti Lee..� Kan konyol Pak..,” katanya lagi.

*Btw… Pak Gubernur Arinal yang baik dan tidak suka marah marah.. Saran saja, warga tentu mendukung niatan Pemprov membangun masjid megah dan besar.� Jika memungkinkan pakai APBD dalam proses pembangunannya. Tapi soal pemberian nama Masjid ya jangan nama penyumbang dijadikan nama masjid. Yakinlah, akan banyak protes terkait penamaan Masjid Al Bakrie tersebut,” pungkasnya. (red)