BANDARLAMPUNG – Adanya perpecahan di tubuh DPD Partai Golkar Lampung, makin meruncing. Setelah sebelumnya, kubu Arinal Djunaidi merapatkan barisan, tadi langkah yang sama juga ditempuh oleh kubu M. Alzier Dianis Thabranie Cs.

Sebelumnya kubu Arinal menggandeng seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar se-Lampung beserta organisasi sayap partai (Hasta Karya, Soksi, AMPG, Kosgoro, dan Tri Karya), dikediamannya Rabu (19/7) malam. Pada kesempatan ini, mereka menyatakan sikap mendukung Ketua DPD I PG Lampung Arinal Djunaidi untuk maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung 2018 mendatang.

Kesepakatan ini dituangkan dalam surat pernyataan sikap yang ditandatangani seluruh ketua DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota se-Lampung. “Kami kompak seluruh DPD II memberikan pernyataan sikap mendukung bapak Arinal maju pada Pilgub Lampung 2018 mendatang. Kami solid dibawah komando pak Arinal,” ungkap Ketua DPD II PG Lampung Timur Azwar Hadi.

Selanjutnya, sambung Koordinator DPD II ini, DPD II sepakat mendukung keputusan DPP terkait perkara yang menimpa Ketua Umum PG Setya Novanto bahwa tidak ada Munaslub. “Persoalan yang muncul kami solid keputusan DPP bahwa tidak ada Munaslub sesuai hasil pleno DPP,” tegasnya lagi.

Hal Senada disampaikan, Ketua DPD II PG Tanggamus, Musni Navis, bahwa kader Golkar di Tanggamus dari kepengurusan kabupaten hingga tingkat desa mendorong dan siap memenangkan Arinal. “Kami solid dan mendukung pak Arinal maju pilgub,” terangnya.

Disisi lain, kubu penggagas mosi tidak percaya yang dimotori Alzier (sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Lampung) dan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Indra Karyadi, tadi siang juga merapatkan barisan. Bertempat di Rumah Makan Kayu, mereka melakukan pertemuan dalam rangka merapatkan barisan. Hadir dalam pertemuan ini puluhan pengurus DPD Partai Golkar Lampung. Antara lain, Indra Karyadi, Faizil Hakim, Subadra Yani, Bakdiana Kurnianti, Nurcholis, Citra Dewi, Subhan Effendi dan lainnya.

“Kami hadir kemari karena semata-mata prihatin terhadap kondisi DPD Partai Golkar Lampung. Karenanya kami berkumpul untuk membahas dan mengambil langkah guna menyelamatkan partai ini,” terang Indra Karyadi.

Indra pun melanjutkan dalam pertemuan ini, mereka sepakat membentuk perkumpulan yang dinamakan Forum Penyelamat Kewibawaan Partai Golkar lampung. “Nantinya forum ini yang akan bergerak dan menentukan berbagai langkah, termasuk melaporkan permasalahan yang terjadi ke DPP Partai Golkar,” tegas dia.

 

Sebelumnya diberitakan gerakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Arinal Djunaidi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung mulai berjalan. Satu-persatu pengurus baik DPD Partai Golkar provinsi maupun pengurus DPD Partai Golkar kabupaten/kota mulai menandatangani surat mosi tidak percaya tersebut. Mosi tidak percaya ini digagas Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie serta mantan Ketua DPRD Lampung, Indra Karyadi.

“Puluhan pengurus sudah tandatangan persetujuan gerakan mosi tidak percaya terhadap Arinal Djunaidi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Intinya kami mohon Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto untuk menjatuhkan sanksi dan menyelenggarakan musdalub,” terang Ir. Faizil Hakim YHS, MT., kemarin.

Menurut Faizil, gerakan mosi semata-mata dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa ada tekanan ataupun kepentingan pribadi. Yakni semata-mata dalam rangka menyelamatkan keutuhan dan kesolidan partai.

“Saya sudah tua, sudah 68 tahun. Jadi saya tidak ada kepentingan pribadi. Ini semata demi mengembalikan kejayaan dan keutuhan Partai Golkar. Saya tidak mau ada ada kader-kader potensial, seperti Miswan Rodi (anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Lampung,red) yang memutuskan hengkang dan pindah partai karena kecewa dengan kepemimpinan Arinal Djunaidi. Saya harap ini peristiwa terakhir,” tutur Faizil lagi.

Diuraikan Faizil ada beberapa poin yang diuraikan dalam surat mosi tidak percaya. Antara lain adanya pelanggaran AD/ART dalam bentuk tidak mematuhi hasil keputusan Musdalub Partai Golkar tahun 2016 yang diperbuat Arinal Djunaidi. Lalu ada pelanggaran PO-04 tahun 2010 tentang Tata Hubungan Dewan Pimpinan Partai Golkar dengan Fraksi Partai Golkar tingkat DPR RI/Provinsi/Kabupaten/kota. Kemudian adanya pelanggaran Juklak 6 tahun 2016 tentang penetapan pasangan calon Gubernur, Bupati dan Walikota dari partai golkar. Selanjutnya ada pelanggaran AD/ART dalam bentuk menyelenggarakan Musdalub Partai Golkar tanpa memenuhi ketentuan yang ada.

“Arinal juga diketahui lebih mengutamakan kepentingan pribadi yakni saat sosialisasi sebagai calon gubernur dengan tidak melibatkan struktur partai sebagai subjek konsolidasi. Tapi malah mempercayakan kepada pihak ekternal serta diduga melibatkan pihak perusahaan swasta yakni Sugar Group Coorperation tanpa ada atribut partai golkar,” papar dia.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Lampung lainnya, Bakdiana Kurnianti, S.E. Menurutnya ada lagi sikap lain yang dilakukan oleh Arinal sehingga sangat mengganggu kinerja dan program kerja organisasi.

“Yakni tidak melakukan kewajiban organisasi berupa rapat kerja yang telah diagendakan tanpa alasan yang jelas. Tapi lebih pada fokus kegiatan pribadi yakni menggelar acara wayangan,” tegas Bakdiana.

Atas pertimbangan tersebut, Bakdiana pun mengaku sepakat dengan adanya gerakan mosi tidak percaya. Dia pun meminta kepada DPP Partai Golkar memberikan sanksi organisasi pemberhentian Arinal dari Ketua DPD Partai Golkar Lampung serta diselenggarakannya musdalub.

Sebelumnya diketahui ternyata bukan hanya Alzier dan Indra Karyadi saja yang kecewa dengan kepemimpinan Arinal. Miswan Rodi, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Lampung mengaku sangat kecewa dengan sosok mantan Sekretaris Provinsi Lampung dalam menahkodai DPD Partai Golkar Lampung. Atas kekecewaan ini Miswan Rodi memutuskan hengkang dari Partai Golkar dan memilih bergabung dengan Partai Nasdem.

Menurut Miswan, pada hakekatnya dia masih mencintai Partai Golkar. Bagaimanapun dia tidak akan lupa terhadap Partai Golkar yang telah menjadikannya sebagai anggota DPRD Lampung Tengah selama dua periode serta anggota DPRD Lampung. Namun kini kondisi Golkar Lampung semasa dipimpin Arinal Djunaidi sangat berbeda. Gaya kepemimpinan yang bersangkutan seperti mengelola perusahaan. Saling menonjolkan ego dan rasa individualisme. Tidak ada rasa solidaritas dan setia kawan. Yang muncul sikap saling curiga dan tidak percaya antara satu dengan lainnya.(red)