PESAWARAN – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Pesawaran Sam Herman menyebut target pendapatan yang dibebankan kepada dinasnya terlalu berat.

“Kita kan dipatok dengan target yang tinggi. Sedangkan kondisi di lapangan kan beda. Kalau ngomong karcis sih enak Rp3.000. Tapi pedagang sayurkan kadang-kadang cuman bayar Rp2.000. Itu sulitnya,” ungkap Sam Herman ketika di hubungi melalui telepon seluler, kemarin (9/10/18).

Terkait sindiran anggota DPRD yang menyebut dugaan kebocoran di retribusi pasar, Herman berkilah. Ia mengatakan, saat ini Perindag sudah menggunakan pihak ketiga dengan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

“Masa iya kita mau berlaku kasar dengan pedagang. Jadi kita berharap mereka dapat memenuhi kewajiban. Jadi dari Bulan Februari saya sudah menggunakan pihak ketiga untuk menghindari kebocoran dan saya berusaha bagaimana caranya kesepakatan ini dapat terpenuhi oleh pihak ketiga,” katanya.

Dia juga berusaha bagaimana caranya kesepakatan tersebut dapat terpenuhi oleh pihak ketiga. Dalam Mou dengan pihak ketiga dirinya menargetkan sebesar Rp43 juta, namun tidak tercapai. Pihak ketiga mengaku hanya mampu setor Rp33 juta sampai dengan Rp34 juta.

“Tapi saya bilang ini tetap jalan Mou nya tetap dalam tagihan. Tagihan oleh pemerintah daerah untuk kekurangan itu. Saya menggunakan pihak ketiga ini khusus di Pasar Kedondong aja. Kalau pasar yang lain nggak, karena Pasar Kedondong ini ruwet dan ribet,” ujarnya.

Sebelumnya Ketua Pansus DPRD Pesawaran, Hipni Idris menduga PAD di Unit Pelaksana Teknis Pasar Kedondong (UPT) Dinas Perindag Kabupaten Pesawaran diindikasikan ada kebocoran.

“Ini di indikasi ada kebocoran PAD di Dinas Prindag Pesawaran, PAD sebelumnya Rp43 juta, saat ini menjadi Rp35 juta. Nah kita tidak tahu dari KUPT ke Dinas Perindag setornya berapa, makanya kita akan cari sempling seluruh pasar lain, salah satunya Pasar Kedondong,” katanya. (don)